61. Baju Jesslyn

1.5K 120 7
                                    

Pagi yang cerah menyambut keluarga kecil yang nampaknya sangat hangat dengan suara tangisan Jesslyn yang menghias kamar putih berukuran lumayan besar tersebut. Sedangkan Deral berdiri dengan menimang Jesslyn yang tidak berhenti menangis sehingga wajah bayi perempuan itu semakin memerah karena menangis.

"Cepetan, Xe! Babynya haus ini!!" Teriak Deral sambil menatap pintu kamar mandi yang tidak terbuka sedari tadi.

"Bentar, lagi pake baju!!" sahut Xe dari dalam kamar mandi dengan suara yang tidak kalah jauh kuatnya.

"ck! lama.." decak Deral sambil mengusap pelan wajah Jesslyn yang halus.

"Sabar ya anak Papa, mamanya lagi pake baju." kata Deral.

eoeeekkk oeekkk

Bukannya tenang, Jesslyn semakin menguatkan tangisnya, membuat Deral mengelus dadanya sendiri karena suara anaknya yang begitu cempreng, mirip seperti Mamanya. Deral terkekeh pelan, wajah Jesslyn saja yang mirip dengannya, namun sikap anaknya itu menurun dari Xe. Deral juga sangat yakin, nanti jika Jesslyn tumbuh dewasa, anak itu akan memiliki mulut pedas seperti Xe.

ceklek

Suara pintu terbuka membuat Deral menoleh kearah pintu kamar mandi yang menampakkan Xe dengan pakaian santai. Celana sepaha dan baju kebesaran.

"Sini," pinta Xe sambil mengambil Jesslyn dari pangkuan Deral. Xe duduk di pinggiran kasur dengan Jesslyn yang minum rakus asi nya.

"Maafin Mama ya, sayang. Mama lama mandi nya." Xe mencium kening anaknya yang tengah terpejam menikmati asi miliknya.

"Durhaka Lo jadi emak!" ujar Deral sambil mendudukkan dirinya disamping wanita yang menjadi istrinya itu.

"Apasih, sewot!" Sinis Xe.

"Jelaslah! Gue sebagai Papa yang baik sewot kalau anak gue gak dikasih minum!"

"Gue kan lagi gak main. Mata lo gak lihat gue mandi?!"

Deral menggeleng pelan, "Enggak."

"Ngeselin banget!"

"Jangan marah-marah dong, katanya mau shoping," kata Deral dengan memasang wajah imutnya mencoba membuat Xe luluh dengan wajahnya yang super super lucu tersebut.

"Dih, muka lo kek monyet!"

Deral langsung mengubah mimik wajahnya suram, ia menatap Xe memelas kemudian memeluk wanita itu dari samping. "Gue marah nih ya Xe, Lo katain gue monyet."

"Sadar diri, cie.." ledek Xe.

"Xe" geram Deral semakin megeratkan pelukannya.

"Sana ah, mandi!"

Deral menggeleng dalam pelukannya. "Enggak ah, dingin."

"Pake air hangat kan bisa."

"Pokoknya gue malas mandi! Gak boleh dibantah, gak mandi aja gue tetep wangi gini, kok"

"Malu gue jalan sama lo, kalau muka lo aja awut awutan gini!" Decak Xe sambil menarik rambut belakang Deral kuat sehingga membuat lelaki itu mendongak dengan wajah meringis.

"Awsss...sakit Yang!"

"Mandi!!" Galak Xe sambil melotot horor kearah Deral membuat lelaki itu mau tidak mau bangkit dari duduknya dan berjalan kearah kamar mandi dengan wajah suram dan cara jalan yang malas.

"Kek bocah padahal udah punya anak." cibir Xe menatap punggung lelaki itu yang hilang dari pintu kamar mandi.

"Eh, udah kenyang sayang?" tanya Xe sambil menatap Jesslyn yang kini tengah merem melek dengan mulut yang tersenyum.

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang