47. Bali

3.8K 383 31
                                    






Bali pastinya sudah tidak asing ditelinga orang-orang, Bali dikenal dengan sumber alam yang sangat menakjubkan.

Xe berlari ketepi pantai lantaran sudah mulai lelah bermain air bersama Rea dan Ayyara. Ia duduk disamping Deral yang juga sedang duduk dipinggir pantai menikmati sunset yang sangat indah dengan warna khasnya. Orange kekuningan.

"Capek?" Tanya Deral sambil menatap Xe yang telah duduk dengan bersandar didadanya. Xe tentu saja mengangguk,bahkan dirinya saja sudah mengantuk. Kalau bukan karena pemandangan yang indah, dia sudah pasti lebih memilih tidur.

"Udah seneng?"

"Udah sih, ini pertama kali gue ke Bali." Memang Xe belum pernah ke Bali, ini adalah pengalaman pertamanya.

"Gue seneng kalau lo juga nikmatin suasana ini. Dari tadi gue merenung, dulu gue sempet hampir prustasi akibat Mama sama Papa yang gak pernah sayang sama gue. Dan gue hampir mau bunuh diri kalau tau lo hamil anak gue. Dan gue sekarang sadar, Tuhan punya jalan terbaik buat hidup gue maupun hidup lo." Xe menatap Deral singkat, kemudian menghela nafasnya sesaat.

"Gue juga baru sadar sama takdir ini, gue kira dulu hidup gue udah hancur banget, bahkan kalau direkatin pun bakalan tetep hancur. Tapi lihat sekarang, gue malah dapat takdir yang dimana orang orang pengen jadi gue. Tapi..." terdiam sesaat, Xe menunduk menepis pikiran buruknya, "...gue harap ini gak sementara." Katanya melanjutkan perkataannya yang tadi.

"Lo bahagia sama gue?" Tanya Deral.

"Enggak."

Deral membulatkan matanya, kenapa tidak?? Apakah Xe tidak bahagia bersamanya.

"Maksud gue, gue gak bahagia kalau semisal ini hanya kebahagiaan sementara. Gue mau hidup sama lo sampai dimana Tuhan bakalan panggil kita."

"Apaan sih!" Ketus Deral. Lagi-lagi wanita itu membahas tentang 'itu'. Dia kan otomatis jadi berpikiran yang tidak-tidak. Tolonglah, dia tidak mau apa yang ada dipikirannya terjadi. Kalian pasti tau maksudnya.

"Gue sayang sama lo, Ral." Wajah Xe memerah, jarang sekali ia berucap seperti itu. Oh help! Mengapa mulutnya sangat tidak baik untuk diajak bekerja sama. Dirinya sangat malu, tentu saja. Sangat sangat malu. Dasar mulut sialan.

"Apa?? Ulang sekali lagi?" Tanya Deral dengan senyum malunya. Kalian pikir lelaki itu juga tidak malu? Big no! Kalian salah besar.

"Ish, gue cuman becanda."

"Beneran juga gapapa kali, Yang," Goda Deral dengan kekehan kecilnya.

"Apaan sih!"

"Gue yakin sih, mana mungkin lo gak jatuh cinta sama gue yang ganteng plus perhatian."

"Najis gue!"

"Lah?? Ini ngapain nyender sama gue, hm?"

"Gue capek. Pengen tidur!" Xe berdiri kemudian berjalan cepat memasuki Villa yang tak jauh dari tepi pantai.

"Dasar cewek!!"

♡IPR♡

Berbagai hidangan tersedia diatas meja yang bulat besar itu, siapa saja yang melihat pasti akan tergiur. Wangi yang berasal dari makanan itu membuat siapa saja semakin lapar dan pengen cepat-cepat melahap habis hidangan tersebut.

Sama seperti mereka yang sudah sangat capek dan lapar setelah bermain air dipantai. Dan kini mereka akan menyantap banyak hidangan yang sudah tersedia dimeja makan.

Sebagai tertua, Turbo yang memimpin doa makan. Tumben sekali lelaki itu mau membuat doa, biasanya pasti banyak alasan dan berakhir Deral yang akan membuat Doa. Jangan harap Ken yang akan membuatkan doa makan. Jangan harap!

"Gila enak banget" Geral menyantap ayam kecapnya dengan lahap. Selain lapar, memang lelaki itu doyan dengan ayam kecap.

"Ambilin sayur yang itu dong," pinta Xe sambil menunjuk sayur kangkung tumis. Deral segera mengambilkan untuk wanitanya, dengan telaten ia menyendokkan sayur itu sampai cukup kedalam piring Xe.

"Apalagi?"

"Mau ikan panggang itu,"

"Nih,"

"Makan yang banyak, biar emak sama dedeknya sehat."

"Hm" Xe makan dengan lahap, wanita itu seperti tidak makan dua hari sampai bisa selapar itu. Deral tidak tau Pasti, tapi Xe kini terlihat sangat lucu dimatanya.

"Uhuk uhuk" Xe terbatuk lantaran kaget saat Deral menatapnya intens. Ia segera merampas air yang disodorkan Deral kepadanya.

"Pelan-pelan."

"Ngapain liat gue sampai segitunya!" Xe memukul lengan Deral pelan. Lelaki itu kenapa sangat pandai membuatnya salah tingkah. Aish! Ayolah, dulu dirinya tidak seperti ini. Tidak mudah tergoda oleh lelaki yang sialnya menjadi suaminya.

"Terserah gue dong, gue punya mata juga."

"Tuhkan, nyebelin!"

"Apa ayang??"

"Gak!"

"Duo bucin! Tolong ya, makan dulu! Bukan pacaran."

"Kenapa? Iri ya??"

"Enggak ya, sorry. Gue punya cewek!" Kata Turbo sambil merangkul Chilla yang sedang makan.

"Pacaran kok tiap hari berantem mulu" sindir Geral. Yap! Lebih tepatnya ia menyindir kedua pasangan yang stiap hari yang tak pernah akur. Siapa lagi kalau bukan Deral Xe dan juga Turbo Chilla.

"Pacaran kok romantis, itu pacaran ape drama." Kedua pasangan Gila itu kembali membalikkan kata-kata Geral sehingga membuat Ayyara yang sedang makan sedikit tersedak.

"Mending. Daripada lu berdua? Berantem mulu tiap hari."

"Itu tanda sayang, biar hubungan gak bosan juga lebih enakan gitu." Kata Turbo membela.

"Iyalah suhu." Ujar Geral mengakhiri.

"Eh, Ken! Si Rea udah ngantuk itu! Buruan bawa ke kamar."

Wanita polos itu sudah sangat lemas dan juga kedua mata yang sudah mulai redup sedang memaksakan untuk tetap makam walau sudah beberapa kali ia ingin terjatuh karenaengantuk akibat dari rasa lelahnya.

"Gue keatas." Ken menggendong Rea untuk masuk pada kamar mereka yang ada diatas.

"Bucin yang sebenarnya."

"Keliatan dingin banget, padahal mah sayang banget sama si Rea. Gue kadang agak bingung kenapa Ken bisa sekarang itu sama Rea. Lo tau sendirilah, Ken itu orangnya enggak mudah sesayang itu sama seseorang. Plis, gue mau tutornya dong." Kata Turbo.

"Minimal cakep sih menurut gue." Sahut Deral.






♡IPR♡

Follow ig @R_JA37 Thnk u. Aku tunggu akun kamu di ig. Happy reading. Kadang gk nentu aku upnya nich.

Mnrt kamu end yg bagus gmna??

Happy end or sad??

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang