22. Hutan

4.6K 512 31
                                    

Gadis dengan gaya rambut yang disengaja curly dibawah itu menarik kuat rambut Theresia. Sehingga Theresia mendongak tepat didepan wajahnya.

"Lo cewek yang sering kegatelan sama cowok yang gue suka, 'kan?"

Tubuh Theresia bergetar hebat, padahal Vania tidak mngeluarkan nada tinggi sama sekali. Tangan Theresia juga saling memilin karena rasa takut yang terus menggerogoti tubuhnya.

"E-enggak, kak."

"Ck! Cewek lemah, tapi gaya sok jadi pelakor."

Vania menghempaskan kepala Theresia, ia mengibaskan tangannya seolah-olah ada kuman yang menempel.

"Pertama. Deral itu setau gue lagi deket sama cewek yang namanya Axelyn. Selain tenar, Xe juga dikenal karena punya kembaran yang namanya Chilla. Lo tau? Chilla itu model di sekolah ini."

Vania berjalan memutar, memutari tubuh Theresia. "Kedua. Xe itu sahabatan sama pacar ketua geng K.R"

"Dan dengan muka pas-pasan, lo sok-soan datang buat jadi pelakor diantara Xe sama Deral."

"Lo nyadar nggak kalau lo itu bego!" Vania menoyor kepala Theresia sehingga gadis itu agak terdorong ke belakang.

"Awalnya sih gue mau bully Axelyn, tapi gue sadar kalau dia dikelilingin sama semua anak tenar di sekolah. Tapi sayangnya, gue gak tahan pas liat ada pelakor kecil yang mau pisahin mereka."

Vania tersenyum manis kemudian bertepuk tangan dua kali. Tidak lama dari situ, kedua lelaki bertopeng datang dengan membawa tas ditangannya.

"Ikat dia!"

Theresia menggeleng kuat, ia hendak kabur tetapi kedua lelaki bertopeng itu segera menangkap lengannya.

"Lepasin!"

Tubuh Theresia diikat disebuah pohon besar, sedangkan Vania sudah berdiri dengan angkuhnya.

"Apa dulu ya?" Vania meletakkan jarinya didagu, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.

"Ah! Rambut dulu deh."

"Gunting!"

Dengan sigap, kedua lelaki itu segera memberikan sebuah gunting hitam.

Perlahan Vania berjalan mendekati Theresia. Jantung Theresia semakin berdegup kencang kala langkah gadis angkuh itu semakin mendekatinya.

"Rambut lo bagus banget."

"K-kak jangan..." mohon Theresia.

Srak

"Ups--- aduh, kepotong ya?" Vania pura-pura terkejut seolah bukan ia yang melakukannya.

Hiks...

Theresia terisak kuat kala rambutnya dipotong acak oleh Vania. Bahkan ia hanya dapat pasrah saat rambutnya sudah berserakan ditanah hutan tersebut.

Mungkin setelah ini, Theresia akan depresi karena penampilannya.

Vania tersenyum senang melihat karyanya, ia bertepuk tangan dengan gembira. Tetapi sesaat, senyum smirk muncul diwajahnya.

"Karena lo dan nyokap sialan lo itu, gue jadi miskin. Karena lo udah ambil bokap gue, maka lo juga harus kehilangan sesuatu."

Theresia bingung, sungguh-sungguh bingung akan perkataan Vania. Belum sempat ikut berpikir, suara Vania membutuhkan jantungnya seakan berhenti berdetak.

"Sekarang gue serahin dia sama lo berdua. Terserah mau diapain, yang penting dia harus menyesal udah ambil bokap gue." Vania berbalik, kemudian berucap--"Kalau perlu, perkosa!"





~○0○~


Prok prok

Suara tepuk tangan bergema setelah Turbo menyelesaikan lirik lagunya. Ia tersenyum puas, sesekali juga berkedip genit saat matanya bertemu dengan mata Chilla.

"Sekarang kelompok E!"

Saat ini, mereka semua sedang duduk melingkar dengan api unggun ditengah-tengah. Berbagai penampilan dari masing-masing kelompok menampilkan penampilan yang sangat luar biasa.

"Gue jantungan," Kata Xe memegang jantungnya.

"Ada gue."






~○0○

Plsss, aku gantungin dulu ya. Aku hanya kangen aja sama kalian,makanya up walau part nya pendek and gaje.

Yuk spam komen

Terimakasih and ILY

-RFKA STPPN

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang