10. Gombal

7.2K 691 87
                                    




Bruk

"Tuhkan! Gue juga bilang apa, Lo sih bandel banget. Mana ada orang habis koma langsung bisa lari-lari." Bukannya menolong, Xe malah mengomel.

"Gue 'kan belajar jalan, bukan lari-lari."

"Diem deh! Gak usah ngebantah. Yaudah Lo diri sendiri aja,"

Deral merengut kesal, ia mencoba untuk berdiri, namun lagi-lagi kepalanya berputar-putar. Pusing yang sangat luar biasa melanda kepalanya.

"Gak bisa."

Xe bersedekap dada, "Makanya jangan bawel."

"Lah? Yang ngomel mulai dari tadi 'kan, Lo. Kenapa jadi gue-" Deral menelan salivanya kasar, ia bergidik ngeri melihat tatapan maut wanita itu.

Xe menghela nafas panjang, ia segera membantu Deral berdiri. Tentu dengan cara kasar.

"Jantung gue sakit, Xe," cicit Deral pelan, tangan kirinya memegang jantung.

Xe menghentikan langkahnya kemudian mendongak sedikit untuk dapat melihat Deral. "Kenapa?"

"Jantung gue sakit karena lihat senyuman, Lo."

Xe berpikir sejenak, "Perasaan gue nggak ada senyum deh."

Deral menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "O-oh, salah ya?"

"Gajelas banget."

Xe kembali melangkah menuju brankar lelaki itu, secara hati-hati ia membantu Deral untuk berbaring.

"Permisi, ini makan siangnya." Seorang Suster datang dengan membawa senampan makanan.

"Makasih banyak ya, Sus."

Suster itu mengangguk sembari tersenyum manis. "Sama-sama, saya permisi."

Deral menatap bubur itu tak niat, ia memang menyukai bubur. Namun bukan bubur rumah sakit, melainkan bubur ayam.

"Makan!"

"Gue nggak suka sama bubur."

Kening Xe berkerut bingung, "Bukannya Lo suka banget ya, sama bubur?"

"Ck, enggak! Gue nggak suka sama bubur. Tapi, gue sukanya sama, Lo."

Krik

Krik

Diam sejenak.

"Tapi gue sukanya sama, Geral." Kata Xe sambil mengaduk-aduk bubur di tangannya.

Deral mengerjap polos. Ah, hampir saja ia lupa diri. Kemudian lelaki itu tertawa kecil.

"Gue mau makan, aa," Deral membuka mulutnya, sengaja untuk mengalihkan pembicaraan.

"Aaaaa," Xe mengangkat tinggi-tinggi sendok yang sudah berisikan bubur itu seperti pesawat yang ingin mendarat.

"Ammmm,"

"Jwungan banyak-banyak," kata Deral tidak jelas karena mulutnya full terisi dengan bubur.

"Hehehe, biar cepet gede."

Deral menelan bubur itu dengan susah payah, "Gue udah gede."

"Yayayayaya,"

"Uhuk-uhuk," Deral terbatuk, ia segera meraih gelas yang berisi air putih diatas nakas kemudian meneguknya rakus.

"Maaf-maaf, kebanyakan ya?"

Xe dengan telaten membersihkan baju rumah sakit yang dikenakan oleh Deral yang terkena air minum karena bertumpahan dari mulut lelaki itu.

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang