33. Perkara Bakso

6.3K 561 44
                                    

Hari ini adalah hari dimana Deral dan Xe kembali menginjakkan kakinya di sekolah tercinta. Dengan perasaan baru, sepasang pasutri itu berjalan beriringan disepanjang koridor sekolah. Sampai dimana mereka harus terpisah dibelokan karena kelas mereka yang berbeda.

"Nanti kalau mual langsung telepon gue."

"Iya. Gue pergi dulu, byeee!!" Xe dengan riang berjalan menuju kelasnya. Sesampainya dikelas, wanita itu juga segera berlari menuju Chilla, Rea, dan Ayyara yang sedang duduk berkumpul di meja paling sudut.

"Hi.."

Dengan serempak ketiga gadis cantik itu menoleh dan terkejut melihat kehadiran Xe. Mereka berdiri dan berjalan perlahan kearah Xe.

"Xe? Lo kemana aja, hah?!" Chilla menarik rambut Xe kuat sampai membuat siempunya meringis kesakitan.

"Awhhh... sakit Chilla Anjingg!"

Xe membalas dengan menarik rambut Chilla. Mereka berdua saling menjambak satu sama lain.

"Chilla, Xe, udah!" Dengan cepat Ayyara segera memisahkan mereka berdua.

"Kalian berdua ya! Baru aja ketemu udah berantem."

"Lo darimana?!" Chilla tidak merespon ucapan Ayyara, ia masih penasaran dengan perginya Xe dari rumah tanpa alasan.

"Suka-suka gue, bukan urusan lo kok."

"Lo kenapa gak pulang kerumah?"

"Gue udah gak punya rumah lagi, yah...mybee.".

"Maksud lo apa?" Chilla mengernyitkan keningnya bingung.

"Papa us-- enggak, enggak ada. Udahlah, lagian gue udah punya rumah kontrakan kok. Lo gak usah khawatir." Xe meletakkan tasnya disamping Rea yang masih duduk dengan wajah polosnya.

"Apa kabar lo Rea?"

"Kayak udah gak ketemu sama Lea dua tahun aja, tanya nya apa kabal."

"Nyesel gue nanya."

Ayyara segera duduk, ia menatap Xe dengan mata memanas. "Lo masih marah sama gue? Maafin gue Xe, gue bener-bener nggak tau."

Xe menghembuskan nafasnya kasar, ia balik menatap mata Ayyara yang sudah mengeluarkan buliran air mata. "Lo nggak salah kok, harusnya dari dulu gue nggak kegatelan sama cowok lo dan lupain Geral. Gue seharusnya ngelihat kebelakang, masih ada seseorang yang beneran tulus sama gue."

"Pleasee... jangan ngomong kaya gitu, gue semakin bersalah, hiks."

"Udahlah, lupain. Lo ngapain jadi cengeng gini?"

"Gue takut lo gak maafin gue." Lirih Ayyara.

"Gue udah maafin lo kok."

Tubuh Xe sedikit terhuyung kebelakang akibat pelukan dadakan dari sahabatnya. Ia tersenyum kemudian membalas pelukan Ayyara.

"Bentar... jadi yang kemarin itu Geral?"

Ayyara mengangguk pelan.

"Kurang ajar!"

"Chilla aku mohon jangan memperibet lagi, gue udah cukup senang kalau Xe udah maafin gue. Kita lupain ya?"

"Gak bisa gitu dong! Cowok kaya dia meski dikasih pelajaran dulu biar ngerti."

"Chilla..." rengek Ayyara.

"Oke-oke, terserah."

"Kok Lea gak tau apa-apa ya?" Gumam Rea pelan.

"Lo kan taunya cuman makan."


♡I'm Preganant, Ral♡

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang