Pastinya pemandangan laut yang indah takkan disia-siakan. Atau lebih tepatnya dikenang melalui potretann. Terbukti dari keempat gadis itu yang selalu saja sibuk memotret dirinya dengan berbagai pose dan tempat yang berbeda.
Deral dan yang lainnya juga sampai bingung, mungkin isi hape para gadisnya sudah dipenuhi akan foto dalam satu hari itu. Lain lagi jika mereka sudah sampai diBali. Hancur sudah handphonenya.
"Kalau gue pikir-pikir, kenapa cewek suka banget foto gak jelas kaya gitu?" Tanya Deral sambil menatap Xe yang sibuk berfoto. Dia sedikit tersenyum melihat wajah istrinya yang semakin hari semakin berisi dan itu semakin membuat wanita itu sangat cantik. Apalagi angin yang menerpa rambut Xe sehingga menutupi sedikit wajahnya.
"Itu bukan foto gak jelas, mereka ambil sebanyak mungkin foto karena mereka udah tau. Nanti bakalan ada dua atau tiga foto yang bagus. Lainnya baru gak jelas." Jawab Turbo.
"Bener." Sahut Geral. Tangannya masih dililit perban lantaran lukanya masih belum sepenuhnya kering.
"Gimana sama lo, Ken?" Tanya Deral menatap lelaki itu yang sibuk mengawasi Rea yang berlarian tidak jelas dikapal.
"Paan?"
"Gimana sama perasaan, lo?" Deral memang begitu, jika tidak menjahili Ken. Maka bukan Deral namanya.
Ken mendelik tanpa membalas pertanyaan random lelaki gila yang sayangnya adalah sahabat nya sendiri itu membuatnya bingung.
"Sombong amat," cibir Deral.
"Apa?"
"Gimana sama perasaan, lo?"
"Apa?"
"Ya gimana perasaan lo sekarang? Seneng, galau, sedih, atau takut uang lo habis?? Tenang, kapal ini punya kakek gue. Jadi berarti gratis, tidak dipungut biaya apapun."
"Lo juga boleh gue beli." Sinis Ken.
"Y-ya gak gitu maksudnya." Deral menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Gimana ya,"
"Udah ah, gue liat lo pusing. Apalagi denger lo ngomong." Kata Turbo sambil menatap langit yang warnanya biru bersih tanpa ada awan sedikit pun. Sangat indah bukan? Apalagi dipadukan oleh laut yang juga berwarna biru. Kalian pasti bisa membayangkannya.
"Sok bener."
"Sipaling bener."
"Ngomong-ngomong, hari kelulusan kapan? Kayaknya dihari itu gue bakal kasih tau sesuatu rahasia besar." Deral berkata dengan mata serius tidak ada lagi nada bercanda disana.
"Seminggu lagi kita ujian, setelah dua minggu selesai ujian kita bakalan rayain hari kelulusan. Emang rahasia apa?" Wajah Turbo penuh dengan rasa penasaran.
"Gue bilang kalau udah hari kelulusan aja."
"Lo kalau ngomong yang betul lah, gue udah keburu penasaran."
"Tahan makanya."
"Rahasia apa?" Kali ini Ken yang bersuara membuat suasana menjadi hening. Rasa penasaran semakin membuat wajah mereka tegang dan serius.
"Maaf, gue gak bisa bilang sekarang."
"Terserah. Tapi tepatin janji lo kekita." Kata Ken menyudahi. Ia tau pasti Deral tidak mampu dan ada alasan tidak memberitahukan sekarang pada mereka.
"Thanks udah ngerti." Ken mengangguk kemudian kembali memusatkan perhatiannya pada wanitanya.
"Si, Xe, kenapa nangis?" Turbo memukul lengan Deral membuat perhatian lelaki itu memusat pada Xe yang terduduk memerangi perutnya. Dengan cepat ia berdiri dan berjalan kearah Xe yang menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Mula
Teen FictionPositif. Ah, tidak. Lelaki humor penyimpan sejuta luka itu sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Dimana, malam itu adalah malam tersial untuk kedua insan itu. Penasaran dengan kisahnya? Maka, marilah kita ikuti alurnya dan juga ambil pelajaran d...