67.

2.6K 133 4
                                    


Akhir

***

"Kira kira empat puluh lima menit makanannya sampai" kata Geral tidak melepas tatapannya dari ponsel yang dia genggam.

"Lah?? lama amat" protes Turbo.

Geral mendelik, "Sadar dong pesenan siapa yang paling banyak!"

Turbo menyengir menampakkan giginya yang putih, "Cuman nasi goreng, ayam geprek, bakso sama cumi doang."

Geral melempar permen tangkai yang tinggal setengah lagi tepat mengenai kepala Turbo, "Doang?!! Rakus ape serakah?!"

"Dua duanya" sahut Deral.

"Julid amat, kalian ga tau ya mana orang laper? gue udah ga makan dua hari satu malam."

"Tadi lo masih makan tempe ya anjing!" sinis Geral mendapat tabokan pelan dipundaknya dari ayyara yang berada tepat disampingnya.

"Ngomong yang bener!" peringat Ayyara sambil menatap Geral garang.

"Dia ngeselin!" dengus Geral dengan melirik singkat Turbo.

"Cieeee cieeeee" absurd Turbo menatap Geral tengil "Adu ama ayang iya?? aduh kasihan dede abang, ya?"

"Apasi anjing! gajelas Lo!!" Turbo tertawa.

"Ketawa setan ketawa!"

Deral memutar kedua bola matanya jengah, sahabat nya itu memang sangat diluar kendali BMKG, jadi maklum.

"Gue baru sadar" celetuk Xe menatap mereka semua bergantian.

Turbo menyerngit bingung sambil meneliti satu persatu mereka lalu kembali menatap Xe bingung, "Paan?"

"Satu circle dapet nya satu circle." Xe tekekeh gemas.

"Padahal mah dulu Deral sama Yara, gue sama Geral..malah kebalik," Xe tertawa canggung ketika mengingat kejadian kejadian yang tidak diinginkan dulu.

"Kalau dipikir pikir Gue dulu egois, ya?" Xe terdiam sejenak, lalu menatap Ayyara sendu, "Maafin Gue ya, Ra."

"Apasi Xe, kenapa jadi bahas itu.."

"Tiba tiba aja gue kepikiran, hehe"

"Udah ah, uda lewat juga. Sekarang kan Lo udah punya hidup baru bareng Deral, jadi lupain." Ayyara membalas senyuman Xe.

"ekhem" Geral berdehem singkat, matanya menatap Xe tidak enak, "Maafin gue juga Xe, Gue dulu buat salah fatal sama Lo. Gak hanya perasaan Lo aja gue sakitin. Tapi Mental bahkan fisik Lo gue sakitin, wajar kalau dulu Deral semarah itu sama gue."

Xe menggaruk pelipisnya pelan kala mengingat kejadian dihutan dulu, "I-iya gapapa, gue udah maafin. Lagian ga sepenuhnya salah lo juga. Ini salah gue juga yang egois."

Geral bernafas lega kemudian melirik Ayyara yang tengah menggenggam tangannya dibawah meja.

"Gue harap juga sama lo, Ral." Deral menoleh menatap Geral yang juga sedang menatapnya.

"Apa?"

"Lo maafin Papa sama Mama ya?"

Deral mendengus kemudian membuang pandangannya sebentar sebelum kembali menatap Geral, "Dari dulu gue udah maafin mereka, lagian kehidupan gue uda lebih baik setelah lepas dari mereka."

"Bagus, gue gak ada beban lagi. Capek gue sama kelakuan Papa sama Mama yang gila harta."

"Makanya Lo tinggal dimansion Kakek aja." usul Deral membuat Geral tersedak ludahnya sendiri.

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang