21. Geral?

5.3K 643 84
                                    








"Kak, tunggu!" Gadis berkepang itu berlari mengejar Deral yang jauh didepan.

Sedangkan Deral? Decakan terus keluar dari mulutnya, kenapa gadis itu sangat keras kepala?

"Kak!!"

"Kak Deral!"

"Tungg--"

"DIEM SIALAN!" Oke. Saat ini kesabaran Deral sudah sepenuh nya habis diuji oleh Theresia.

"Lo bisa diem? Nggak usah ikutin, gue!" Ketus Deral.

Theresia menghentikan langkahnya, ia menunduk takut saat melihat tatapan Deral yang sepertinya sedang tidak bersahabat.

"Ta--"

"Lo balik ke tenda!"

"Aku mau ikut, kak."

"Ini bukan urusan, lo. Yang gue minta jangan ikutin gue, paham?"

"Kak..."

Deral kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda. Tetapi baru saja dua langkah ia melangkah, suara ringisan kembali menghentikan langkahnya.

"Kak, k-kepala aku, S-sakit..." Theresia memegang kepalanya sambil memejamkan mata.

Deral berbalik dan menatap Theresia bingung, "Kenapa, lo?"

"S-sakit..." lirihnya.

Deral sedikit tidak percaya, namun saat melihat wajah Theresia yang mulai memucat, pertahannya tiba-tiba luruh begitu saja. Dengan cepat ia membopong tubuh Theresia dan berlari kencang kearah tenda.

Wajah Theresia semakin memucat, matanya memerah menahan tangis karena kepalanya yang semakin sakit seperti dihantam bongkahan batu yang besar.





~○0○~

Dilain tempat, Xe mati-matian menahan sakit diwajahnya akibat tamparan pria yang tidak dikenal itu yang terus menerus melayang menampar pipinya. Pria itu tidak berbohong, bahkan sekarang sudut bibirnya sudah robek sehingga mengeluarkan sedikit darah.

"Sakit..." lirih Xe pelan, tenaganya benar benar sudah habis karena terus-menerus berteriak dan menangis. Sekarang ia hanya dapat pasrah jika dirinya akan mati hari ini.

"Geral?!"

Pria berbaju serba hitam itu tersentak kaget, saat suara yang sangat familiar memasuki indera pendengarannya. Ia berbalik dan spontan melebarkan matanya saat gadis pujaan hatinya berdiri disana.

Geral menggeleng seperti mengatakan bukan dia.

"Iblis!"

Ayyara segera berlari menghampiri Xe yang sudah lemas, bahkan saat melewati Geral, Ayyara sempat menubruk bahu lelaki itu.

"Gue mohon bertahan, Xe." Kata Ayyara sambil melepaskan ikatan tali yang ada di tangan dan kaki Xe.

"Biarin gue!" Sentak Xe. Walau masih lemas, ia masih bisa melawan dan mengerti situasi saat ini. Jantungnya juga masih berdetak kencang saat mengetahui bahwa pria tadi adalah Geral. Lelaki yang sempat mengisi hatinya. Xe sungguh-sungguh tidak percaya bahwa itu adalah Geral.

Kenapa harus lelaki itu?

"Ayok!" Ayyara segera menarik tangan Xe untuk dipapahnya.

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang