Seluruh perlengkapan sudah beres, mulai dari pakaian, laptop, alat mandi bahkan skincare sudah beres. Kini Chilla berdiri dengan senyuman bahagianya, menunggu sang kekasih menjemput. Untuk menghilangkan rasa bosannya, Chilla segera membuka aplikasi game lalu bermain disana sehingga waktu tidak terasa telah berjalan terus sehingga mobil matic bewarna putih berhenti di depannya."Yang!! Ayok naik! " seru Turbo. Lelaki yang dulunya playboy itu kini tampak keren dengan kacamata hitam yang begitu cocok untuk wajah nya yang tampan.
"Siapp!!" Segera Chilla naik kemobil yang terbilang kecil, kemudian menutup pintu mobil dengan kekuatan super. Turbo melotot dibuat akan kelakuan Chilla yang tak pernah berubah, kasian pintu mobilnya. Apalagi mobil ini baru dibeli minggu lalu.
"Eh?! Koper sama barang barang gue, Yang!!" Chilla menepuk jidatnya kuat, "Turun, ih!! ambilin cepet!!" Tangan perempuan tomboy itu melayang menampar bahu Turbo sedikit keras.
"Iya, loh iya! Gausah pukul juga, sakit ah!" Segera Turbo turun dan mengangkat semua barang barang Chilla dan memasukkan barang tersebut kedalam bagasi mobil, sebagian Turbo taruh dikursi belakang, karena bagasi mobilnya tidak muat menampung beban yang begitu banyak.
"Udah?" tanya Chilla saat melihat Deral memasuki mobil.
"Udah, gak ada yang tinggal lagi kan?" Chilla menggeleng, wajah perempuan itu sedikit berkerut, kemudian menatap sekeliling mobil. Namun, sebagian besar mobil dipenuhi oleh barang barangnya. Tidak ada satupun barang Deral yang terlihat.
"Koper kamu mana?"
"Gak ada. Alay banget pake koper segala, gue cowok. Palingan nanti kalau mau mandi pinjem baju Deral, gak ribet kan kaya cewek!"
"APA?! OH GAK IKLASH GITU?! GUE TURUN!!" tangan Chilla hampir memegang pembuka pintu, namun dengan cepat Turbo segera menahan tangan Chilla.
"Gak gitu Yang, gue gak mau aja nanti repot repot bawa barang, kan barang Deral ada."
Chilla mendengus sambil menghempaskan tangan Turbo, "Iya! Daleman Deral juga nanti lo pinjem, lo kan gak mau repot repot."
Deral menggeleng sedikit frustasi, "Udah ah, kita berangkat."
Mobil putih itu berjalan membelah jalan kota, tidak ada pembicaraan antara kedua insan tersebut. Selama perjalanan berlangsung, hanya ada suara musik yang sengaja Turbo putar untuk sekedar merubah mood sang kekasih.
"Yang..gak kuat gue sumpah kalau didiemin sama Lo, udah dong ngambeknya." Tangan Turbo meraih punggung tangan Chilla yang terlihat sangat kecil didalam genggaman tangannya. Jempol Turbo yang besar mengelus punggung tangan Chilla yang begitu halus.
"Minta maaf deh, gue. Gak ngulangin, janji."
"Sebenarnya gue gak tau salah gue dimana." Batin Turbo sedikit meringis.
"Hm.." Mata Chilla menatap Cake shop yang ada didepan sebarang kanan jalan, ia meneguk ludahnya kala mengingat Dessert kesukaannya. Segera kepalanya langsung menoleh menatap Turbo disampingnya, "Tapi beliin gue dessert boleh kan?"
Turbo mengangguk, "Tentu sayang."
Dilain tempat, sepasang kekasih sudah tiba lebih awal. Geral dan Ayyara berjalan masuk dengan membawa koper masing masing, sepasang kekasih yang terlihat begitu serasi itu segera melangkah memasuki rumah minimalis yang begitu nyaman dan mewah.
"ANJAY!! BEBAN DATANG!" teriak Deral sambil berjalan menuju kamarnya yang berada dibelokan pertama ruang tamunya. Tadinya lelaki itu hanya ingin mengambil segelas air putih untuk sang istri, yang katanya haus. Namun tidak sengaja menatap sepasang kekasih yang memasuki rumahnya dengan wajah yang begitu berbinar. Bahkan melihat wajah mereka saja sudah membuat rasa kesalnya bertambah.
Geral berdecak kesal, ia menarik tangan Ayyara untuk duduk pada sofa abu abu yang berada didalam ruang tamu milik kembarannya. "Duduk dulu, kita tunggu Turbo sama Ken."
Ayyara mengangguk mengerti, kepalanya ia sandarkan pada bahu Geral yang terlihat sangat kokoh. "Tadi aku lihat Kamu lagi dimarahin sama Bos Kamu, ya?" Tanya Ayyara sambil mengangkat pandangannya menatap wajah Geral.
Tangan Geral memeluk tubuh Ayyara, kemudian mencium puncuk kepala Ayyara sebentar. "Udah biasa, namanya juga kerja." jawab Geral.
"Tapi tadi kayaknya marah banget."
Geral menyengir sembari terkekeh pelan, "Bosnya suka sama kerja aku, tadi pas aku minta izin buat kerja setengah hari, malah marah. Dia gak tau ya, kalau Aku mau nemenin pacar Aku yang cantik ini."
Ayyara menggeleng tidak setuju dengan opini Geral, bisa bisanya lelaki itu begitu enteng mengatakan hal yang menyangkut pekerjaan nya. "Harusnya kalau Kamu gak bisa, bilang aja gak usah dipaksain, ih. Kan kalau kaya gini, Kamu nya yang jadi susah. Aku gapapa kalau gak Kamu temenin."
Geral menggeleng kuat, "Enggak. Aku maunya nemenin Kamu, biarin aja nanti Aku dipecat, asal Kamu bisa terus sama Aku ." Ayyara menghela nafasnya pelan, tangannya mengelus rahang tegas Geral dengan pelan.
"Sayang banget sama Kamu." lirih Ayyara dengan tatapan sendunya yang dibalas senyuman hangat Geral.
"Sama..jangan pernah tinggalin Aku karena aku udah gak punya apa-apa."
"Gak akan. Janji."
Geral segera memeluk Ayyara erat, melampiaskan rasa sayangnya pada perempuan yang berhasil membuatnya jatuh cinta berkali kali setiap saat tanpa merasakan rasa yang namanya bosan.
"WOP!! ADA YANG LAGI CINTA CINTAAN NIH, KIW" Turbo berteriak jahil saat melihat Geral dan Ayyara yang sedang berpelukan mesra.
"Apasih, berisik!" ketus Geral sambil melepas pelukannya dengan Ayyara.
"Chilla.." Ayyara segera berdiri dan memeluk Chilla yang berada dibelakang Turbo.
"Baru ketemu woi, sok kangen kangenan, Lo!" Chilla sedikit mendorong Ayyara sehingga terlepas dari pelukannya.
Ayyara sedikit mengerucutkan bibirnya. "Sama aja kaya cowoknya, sama sama ngeselin!"
"Idih iya deh yang punya cowok romantis romantis dakjal." decih Chilla.
"Idih-idih, gak pernah disayang Turbo, Lo! Keliatan sih.." sewot Geral
Chilla melotot garang, "Apalo Dakjal!!"
Geral memutar kedua bola matanya malas, "Kurang belaian, iyeee"
"Mata lo gue cucuk mau?!"
"Ngeri ih, Gue takut.." Geral memasang wajah takut.
"Turbo.. ih, gue kesel gamau pokonya gakmau ngomong sama Lo sampe tiga hari dua malam." Chilla segera berjalan meninggalkan ruang tamu menuju dapur.
Sedangkan Turbo menganga tidak percaya, apa apaan barusan. Sangat diluar nurul dan tidak masuk fikri. eh salah, sangat diluar nalar dan tidak masuk fikir. Begitulah perempuan, sangat menyusahkan.
"Untung gue masih doyan cewek." gumam Turbo sambil menyeret dua koper ditangannya dan tas ransel yang lumayan besar di pundaknya.
"Yang sabar ya, ayang Turbo." ejek Geral sambil tertawa.
"Bener bener Dakjal ternyata."
Ayyara ikut tertawa, ia duduk kembali disamping Geral sambil mengambil tas kecilnya yang ada diatas meja, dan mengambil benda pipih dari sana.
"Tadi Aku gak sempet izin sama Papa,,"
"Kenapa baru sekarang?? emang kemana Papa mertuanya?"
Ayyara terkekeh lucu, "Apasih geli ah,, tadi Papa kebetulan lagi pergi terus hapenya mati karena naik pesawat."
Terimakasih buat teman teman semua yang masih setia nungguin, semoga gak bosan..dan kemungkinan ceritanya bakal end wkwkq..
continie, Rifkaaa
lopyu
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Mula
Teen FictionPositif. Ah, tidak. Lelaki humor penyimpan sejuta luka itu sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Dimana, malam itu adalah malam tersial untuk kedua insan itu. Penasaran dengan kisahnya? Maka, marilah kita ikuti alurnya dan juga ambil pelajaran d...