25. Kapan nikahnya?

5.4K 534 36
                                    




Setelah pulang dari makam Theresia, Deral dan Xe memutuskan untuk mencari makanan. Dan disinilah mereka sekarang, duduk dikursi pedagang kaki lima yang menjual nasi goreng.

"Lama banget..." rengek Xe dengan menurunkan bibirnya kebawah.

"Baru juga dipesen,"

"Gue tuh udah laper banget tau, pakai banget!"

"Sabar."

Xe tidak dapat diam ditempat, ia menoleh Kekiri dan kekanan, kemudian menelungkupkan kan kepalanya. Kegiatan itu terus dilakukannya sampai membuat Deral pusing sendiri.

"Main hape aja biar jangan terasa nunggunya."

"Lowbet."

"Pakai hape gue." Deral memberikan handphone hitamnya yang langsung disambut Xe dengan senyuman.

"Gue main game, ya?"

"Nggak."

"Ayo dong... gue udah pro-player,"

"Matamu! Enggak-enggak!" Deral menggeleng keras. Bisa-bisanya nanti pangkatnya langsung turun drastis karena manusia didepannya ini. 

"Lo nonton Tik-Tok aja, gak usah main game!"

"Ish, nggak asik!" Meski kesal, tak urung juga Xe membuka Aplikasi Joget-joget. Sekali-kali juga ia mengikuti joget yang lagi trend.

Lima belas kemudian, yang ditunggu-tunggupun akhirnya datang. Xe langsung menjauhkan Handphonenya, kemudian memakan nasi goreng itu dengan lahap.

Deral berdecak, "Doa dulu Xe,"

"Yah... lupa" Xe memukul dahinya sendiri, kemudian berdoa secara singkat dan melanjutkan acara makannya.

"Gue mau nanya sesuatu," kata Xe sembari meneguk habis air minumnya.

"Hm?" Deral mengangkat sebelah alisnya tanda bertanya.

"Kapan lo n-nikahin gue?" Sebenarnya Xe tidak ingin menanyakan hal ini, tetapi ia juga takut. Bagaimanapun, dan secara berjalannya waktu, ia akan melahirkan.

"Kenapa tanya gitu?" Bukannya menjawab, Deral malah bertanya balik.

"Gue mau kepastian, nggak kaya gini. Gue gak tau apa yang bakal terjadi besok."

"Lo gak percaya sama gue?"

"Lo kok jadi ngomong kaya gitu? Gue 'kan nanya, kapan lo nikahan gue. Bukan berarti gue gak percaya."

Deral terdiam sesaat, "Nanti."

"Nanti kapan? Nanti setelah anak lo lahir?"

"Tunggu aja Xe, gue masih mau siapin semuanya."

"Sampai kapan lagi?"

Deral menghela nafas panjang, "Nanti gue bakal kasih kepastian yang pasti."

Prang

Xe menjatuhkan sendoknya, ia berdiri kemudian berjalan keluar.

Lagi dan lagi Deral menghela nafas panjang, ia meletakkan uang berwarna biru diatas meja kemudian berlari mengejar Xe.

"Jangan lari Xe, ingat anak gue!" Teriak Deral.

Xe tidak peduli, ia tetap berlari disepanjang trotoar jalan.

"Nih anak bandel banget sih, udah tau fisiknya lemah malah lari-larian kayak serial India lagi!" Gerutu Deral sambil berlari semakin kencang mengejar Wanita yang lagi mode ngambek itu.

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang