Kini Deral tengah berada di rooftop sekolah, pikirannya terus melayang memikirkan satu nama. Axelyn. Semakin hari pasti perut wanita itu semakin membesar, dan perlahan juga semuanya akan terbongkar.
Yang ia bingungkan sekarang, ia harus bagaimana. Jika ia mencari kerja, sangat kecil kemungkinannya. Jarang seseorang memberikan pekerjaan paruh waktu, apalagi untuk seorang anak SMA.
Sibuk dengan pemikirannya, matanya tidak sengaja menangkap sesuatu. Ia mengernyitkan dahinya bingung, saat melihat Geral dan Xe sedang tertawa bersama.
Iya memang, Deral tau bahwa Xe menyukai adiknya Geral. Tetapi bagaimana jika Xe tau bahwa Geral menyukai sahabatnya sendiri, Ayyara.
Deral mengusap kasar wajahnya. Saat melihat Xe tertawa lepas disana, hatinya berdenyut nyeri. Kenapa Wanita itu tidak pernah tertawa jika bersamanya?
Kenapa semua orang sangat menyukai Geral? Deral memang tidak munafik, hati kecilnya juga mengatakan bahwa ada secuil rasa iri kepada Geral. Semuanya bisa Geral dapatkan dengan mudah. Kasih sayang, perhatian, keluarga, uang, bahkan Xe sendiri.
"Tolol! Lo emang gak guna, Deral!"
Deral memukul-mukul kepalanya. Matanya terus menatap kearah Deral dan Xe yang nampaknya masih serius dengan perbincangan mereka.
***
Deral menghempaskan tubuhnya pada kasur cokelat empuk miliknya. Ia memejamkan matanya menikmati betapa nyamannya tubuh yang satu hari ini lelah berada diatas kasur empuk.
Keluarganya tidak ada dirumah, karena sesuai dengan janji Papanya kemarin, saat ini, Geral dan keluarganya sedang pergi untuk memilih tema bahkan hiasan lainnya untuk acara ulang tahun Geral nanti. Atau mungkin dirinya juga? Ah, Deral tidak ingin berharap lebih.
"Gue punya tabungan, apa itu udah cukup? Gue rasa enggak." gumam Deral. Ia menatap buku tabungan yang ada ditangannya.
Deral meraih handphone yang ada disamping kepalanya. Kemudian lelaki itu membuka sandi handphonenya dan beralih ke salah satu aplikasi.
Ia membuka salah-satu kontak yang bernama Axelyn. Kedua Sudut bibirnya terangkat sedikit saat melihat foto profil Xe yang tengah tersenyum kearah kamera.
Dengan keberanian penuh, jari-jari Deral bergerak lincah diatas keybord handphonenya.
Me
Lo udah makan?
-Send 16.15Deral menatap layar handphonenya bingung, "Ish, gue kaya alay banget," gumam Deral pelan. Bahkan sekarang masih jam empat lewat lima belas menit, mana mungkin wanita itu sudah makan.
Ting
Axelyn
Lo goblok apa gimana? Siapa yang makan jam sekarang. Lagian lo ngapain nanya'in gue udah makan apa belum. Lo mau kirim'in gue beras?
-16.17Deral diam sejenak. Ia bingung sendiri dan tidak tau harus membalas pesan itu seperti apa.
Me
Maksud gue, lo udah pulang?
-send 16.175 menit
10 menit
15 menit
20 menit
Tidak ada balasan, padahal centang dua yang berarti Xe online. Deral menghela nafasnya pelan, ia bangkit dari tidurnya dan berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lengket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Mula
Teen FictionPositif. Ah, tidak. Lelaki humor penyimpan sejuta luka itu sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Dimana, malam itu adalah malam tersial untuk kedua insan itu. Penasaran dengan kisahnya? Maka, marilah kita ikuti alurnya dan juga ambil pelajaran d...