32. Deral Pra Harsequiel

6.1K 602 126
                                    







"Dikabarkan bahwasanya, Bitama pemilik perusahaan Tamaral Group's telah ditemukan dengan keadaan sehat. Sekarang belum diketahui bagaimana kronologi sehingga Bitama tidak menampakkan diri selama 13 tahun ini--"

"Sialan!" Umpat Ronni.

"Halo putraku..."

Sial! Suara itu? Suara bariton yang sudah lama tidak terdengar lagi kini masuk dalam indera pendengarannya. Ronni menoleh, menatap seorang Pria yang sudah berumur berdiri didekatnya.

"Kau?!"

"Bagaimana? Apakah kau sungguh takjub dengan permainan ayahmu ini?"

Ronni terdiam sebentar, sebelum senyum sinis menghiasi wajahnya. "Kau sungguh licik."

"Benar! Aku memang sangat licik, sampai membuatmu jatuh miskin." Ejek Bitama. Pria itu dengan santainya mendaratkan bokongnya pada sofa cokelat.

"Ketika kau tidak mengakui cucuku sebagai anakmu, disitu juga margaku akan turun padanya."

Ronni melotot, ia menggeleng. "Tidak bisa! Marga Harsequiel akan turun pada putraku Geral."

"Kau terlambat. Sekarang Margaku sudah ada pada cucu kesayanganku. Deral pra Harsequiel."

Prang

Ronni menghempaskan Vas bunga  yang ada pada meja sofa, ia menatap tajam Bitama  seolah-olah ingin memakan Bitama hidup-hidup.

"Tidak semudah itu, surat penyerahan ada ditanganku."

"Surat itu tidak asli, kau akan dipenjara atas surat palsumu itu." Bitama tertawa, tawa yang sangat seram bagi yang mendengarnya.

Ronni memijit pangkal hidungnya pusing, rencana selama tujuh belas tahun ini tidak berhasil? Uh, sungguh membuat naik darah.

"Silahkan angkat kaki dari rumahku."

"Oh, tidak perlu. Kulitku juga sedikit sensitif jika berada dirumah buruk seperti ini." Bitama menatap sekeliling rumah Ronni, seperti tatapan yang mengejek.

Wajah Ronni memerah menahan emosi yang bergejolak. "Keluar!"

"Selamat tinggal orang miskin."

"KELUAR!"

♡I'm pregnant, Ral♡

"Renang yok?!" Deral menoleh, kemudian menggeleng.

"Mager."

"Ish..yaudah kalau gak mau. Gue bisa sendiri kok." Wanita hamil itu segera memasuki kamar mandi untuk mengganti bajunya menjadi baju renang.

Deral menghela nafas pelan, ia mematikan handphonenya kemudian bangkit berdiri didepan pintu kamar mandi.

Ceklek

"Ngapain lo?!" Tanya Xe galak. Kini wanita itu hanya memakai Corp top dan hot pant's hitam.

"Mau pipis."

Segera Deral berlari masuk kedalam kamar mandi, kemudian membuang sesuatu yang sedari tadi sesak. Setelah itu,  ia keluar dari kamar mengikuti Xe kelantai paling atas.

Bruk

"Awh... maaf tuan..." gugup pelayan muda berambut panjang itu, ia menunduk takut kemudian beralih memungut serpihan kaca yang berserakan pada lantai marmer.

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang