35. Lara and Dargenta

4.8K 550 42
                                    

Sedari tadi Xe tidak bisa tenang, semenjak Turbo menelepon dan mengatakan bahwa suaminya sedang mabuk. Dan parahnya, Deral pulang sendiri dengan mengemudi mobil dalam kondisi mabuk.

Memang tadi, sepulang dari mall, Deral dan yang lain izin nokrong. Tetapi entah bagaimana ceritanya Deral dapat mabuk.

Brak

Suara pintu yang dibuka kencang mengalihkan perhatian Xe, wanita itu menoleh melihat Deral yang berjalan kearahnya dengan sempoyongan.

Deral tersenyum dengan mata setengah terpejam, ia mendekat kearah Xe kemudian mengecup bibir wanita itu singkat.

"Ish, bau alkohol!" Xe melap bibirnya dengan kaos yang digunakannya.

"Kok lo bisa mabuk sih?!" Ketus Xe kesal. Sedangkan lelaki yang ditanya masa bodoh, dengan tidak tau dirinya. Deral menghempaskan tubuhnya pada sofa panjang.

"Bangun! Pindah kekamar."

Dengan setengah kesadarannya, Deral berjalan seperti zombie menaiki tangga menuju kamar mereka. Sesampainya dikamar, Deral kembali menghempaskan tubuhnya pada kasur cokelat itu.

"Besok-besok kalau pulang mabuk, gue suruh tidur diluar!"

"Enghh..." lenguh Deral pelan. Ia memeluk Xe yang berbaring disampingnya.

"Xe.." lirih Deral.

"Apa?! Gak usah peluk-peluk, lo bau haram!"

"Dia balik," gumam Deral pelan.

"Ha? Siapa yang balik?"

"Lara, dia balik. Dia tadi peluk gue."

"Lara?"

"Hm... dia cewek yang pernah gue sayang sampai gue lupa sayang sama diri gue sendiri."

Deg

Hati Xe mencelos mendengar penuturan lelaki itu, dia memang tidak mengenal siapa Lara. Tapi Xe sangat yakin, Lara pernah berpengaruh dalam hidup Deral.

Sungguh Xe sangat kecewa, ia menatap wajah damai Deral yang sudah terlelap. Perlahan, air mata Xe turun.

Xe mengangkat tangan Deral yang melingkar diperutnya, kemudian berbalik membelakangi lelaki itu. Ia menangis dalam diam dengan isakan yang mengiringi tangisnya.

♡I'm pregnant, Rel♡

Deral terus tersenyum menatap wajah cantik Xe yang masih tertidur. Ia mengelus pipi istrinya itu pelan, kemudian mencium pipi gembul itu terus menerus sampai membuat siempunya terbangun.

Mata Xe perlahan terbuka, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah wajah tampan Deral yang tengah tersenyum kearahnya.

"Morning.."

"Morning." Balas Xe malas. Deral mengerutkan keningnya bingung, apa dirinya ada salah? Kenapa Xe menjawab sangat Ketus?

"Kenapa?" Tanya Deral.

"Nggak!"

"Kenapa?"

"Enggak ada."

"Axelyn... kenapa?" Tanya Deral sekali lagi
Kali ini suaranya lebih lembut.

Tiba-tiba saja bibir Xe bergetar kala mengingat nama 'Lara'. Ia segera membelakangi Deral. Itu semua semakin membuat lelaki tampan itu semakin kebingungan.

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang