Xe menggeliat dalam tidurnya, matanya yang terpejam perlahan-lahan terbuka. Mentari sudah menampakkan dirinya dan hari barupun kembali datang.
Seiring berjalannya waktu, detik bergantikan menit, menit bergantikan jam, dan jam bergantikan hari. Begitu juga dengan seterusnya.
Bulan ini adalah bulan perkiraan kelahiran sang buah hati, Xe dan Deral tentu sangat senang. Juga diliputi rasa takut sekaligus. Bahagia lantaran sang buah hati sebentar lagi akan hadir didunia untuk menemani hari-hari mereka dan takut lantaran Xe tidak kuat saat melahirkan nanti. Deral selalu berdoa agar Tuhan turut ikut campur dalam persalinan nanti, memberikan Xe kekuatan sehingga buah hatinya akan terlahir dengan selamat, juga dengan sang ibu.
Xe bangkit dari tempat tidur dengan gerakan perlahan, ia berjalan pelan masuk kedalam kamar mandi. Dokter memperkirakan minggu ketiga dalam bulan ini buah hatinya akan lahir. Namun, kata dokter, perkiraan itu bukan selalu yang benar. Itu hanya perkiraan, bisa saja Xe melahirkan Besok, lusa atau minggu depan. Jadi Xe harus ekstra hati-hati jika perutnya terasa keram.
Deral sendiri selalu menjadi super hero untuk Xe, lelaki itu selalu perhatian dan menjaganya disetiap saat. Xe sangat beruntung sekaligus bahagia telah dipertemukan dengan Deral dan dipercayakan Tuhan sebagai istri dari Deral Pra Hasequil.
Setelah selesai mandi, Xe segera turun kebawah dengan menggunakan lift mansion. Karena Deral melarang keras wanita itu untuk turun naik dengan menggunakan tangga mansion. Perut Xe sudah sangat besar, jadi sulit membuat wanita itu bergerak bebas.
Xe mengerutkan keningnya bingung, saat tidak menemukan Deral pagi ini. Bingung juga kenapa saat ia bangun tidur pria itu sudah tidak ada dikamar? Biasanya jika ingin pergi, pasti akan mengirim surat atau menitip pesan pada pelayan dimansion.
"Nona?"
Xe sedikit terkejut, ia berbalik menatap pelayan yang ia tau namanya adalah Desi. Wanita yang masih berumur 35 tahun.
"Ah, maaf sudah membuat Nona terkejut. Tadi Tuan muda menyampaikan pesan bahwa tuan pergi sebentar untuk menemui seseorang. Jadi Nona jangan khawatir, jika Nona membutuhkan sesuatu segera pinta kepada saya atau menghubungi Tuan muda."
Xe mengangguk mengerti, pelayan itu permisi dan segera berbalik untuk melakukan pekerjaan kembali. Xe memutuskan untuk pergi kolam yang ada dilantai teratas mansion itu. Ia mengelus perutnya yang ditendang kuat bayinya didalam sana sehingga Xe merintih pelan. "Mau Bunda aduin sama Papa, hm? Nendangnya jangan kuat-kuat ya sayang, Bunda kesakitan." Monolog Xe pelan dan kembali berjalan kelantai atas.
_________________________________
Kedua pria berbeda umur itu sama-sama diam tak bersuara. Masing-masing mereka bergelut dengan isi pikiran, dan canggung untuk membuka suara. Masa lalu yang kelam membuat kedua manusia itu sama-sama seperti orang asing.
"Ekhem.." Ronni berdehem singkat, mencoba menghancurkan suasana canggung itu. Ia menatap Deral yang yang juga sedang menatapnya dengannya tatapan berbeda. Berbeda dalam artian, rindu dan membenci.
"Ada apa? Kenapa kau datang ketempatku?" Tanya Ronni.
Sial! Deral benci suasana seperti ini. Tatapan mereka bertemu, beradu seolah mereka berbicara dengan sorot mata. Disana banyak terpancar beberapa ekspresi. Ada rindu, benci, sayang, penyesalan, dan banyak lagi. Namun itu tak bisa terdekripsi dengan kata-kata, dan tak bisa tergambar dengan perilaku. Hanya sorot mata yang menceritakan semuanya.
"Kenapa? Ada yang salah jika aku datang kesini untuk menjenguk ayahku, sendiri?" Deral menelan lidahnya saat mengatakan kata 'ayah' dihadapan Ronni. Ia benci hati nuraninya yang baik. Seharusnya ia membenci pria dihadapannya ini, bagaimana selayaknya Ronni membenci dirinya. Namun, kenapa hatinya berkata lain?? Kenapa seolah hatinya memaksakan diri untuk tetap menyayangi lelaki itu layak sepatutnya sebagai seorang ayah yang bertanggung jawab kepadanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Mula
Teen FictionPositif. Ah, tidak. Lelaki humor penyimpan sejuta luka itu sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Dimana, malam itu adalah malam tersial untuk kedua insan itu. Penasaran dengan kisahnya? Maka, marilah kita ikuti alurnya dan juga ambil pelajaran d...