26. Club

5.6K 541 32
                                    







Kantin yang tadinya riuh kini langsung terdiam ketika kedatangan kelima most wanted itu. Berbagai tatapan kagum dan jeritan langsung bersahutan.

"Panas banget gila, kulit gue bisa item." Sungut Turbo setelah mendaratkan bokongnya pada kursi kantin. Kedua kancing teratas seragamnya terbuka karena gerah.

Ken, Zayen, Deral dan Geral hanya diam tidak berminat meladeni Turbo.

Oh iya, jangan berpikir bahwa Deral dan Geral sudah baikan. Bahkan hubungan mereka semakin renggang, diantara mereka masih ada perang dingin.

Turbo menoleh heran, menatap Deral dan Geral bingung. "Lo berdua ada masalah?" Tanya Turbo to the point.

"Enggak." Jawab kedua lelaki kembar itu secara bersamaan.

"Gak yakin gue." Lirih Turbo.

"Woi mbull!" Panggil Turbo pada seorang lelaki yang sedang makan sendirian. Tampaknya lelaki itu adalah sasaran empuk para pembully.

Lelaki gendut itu langsung berlari terbirit-birit mendekati meja yang ditempati oleh anggota inti dari gang yang terkenal itu. Siapa yang tidak mengenalnya?

"I-iya bang?"

"Tolong pesenin kita makanan. Bakso tiga sama nasi goreng dua! Nih duitnya." Turbo menyodorkan uang berwarna merah.

"I-iya bang."

Setelah kepergian remaja lelaki itu, kini keempat gadis cantik datang menghampiri mereka.

"My sweety Girls? Mau ngapain kesini?"

"Gak boleh gue kesini?!" Sinis Chilla sembari ikut duduk disamping kekasihnya alias Turbo.

"Bukan gitu, 'kan aku cuman nanya doang, yang."

"Yang yang pala lo yang!"

"Buset bini gue, galak bener." Turbo mengelus dadanya sabar.

Lain lagi dengan Xe, wanita itu menunduk takut saat tatapannya tidak sengaja bertemu dengan Geral. Tatapan lelaki itu sungguh dingin, seolah-olah ingin mengulitinya hidup-hidup.

Seolah mengerti situasi, Deral segera menarik tangan Xe pelan agar duduk disampingnya.

"Mau pesen apa?"

Xe menggeleng pelan, "Enggak. Gue nggak laper, cuman ngantuk aja."

"Ini masih jam setengah sebelas, masa lo ngantuk?" Bisik Deral.

"Enggak tau."

Deral menggenggam tangan Xe dibawah meja, tangan besarnya mengelus tangan mungil Xe dengan lembut.

"Lo takut sama Geral?" Tanya Turbo saat melihat Xe terus-terusan menunduk.

Dengan ragu, Xe mengangguk.

"Jangan takut, ada gue." Kata Deral menyakinkan.

Prang

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang