Xe terbangun dari tidur nyenyaknya, ia meregangkan kedua tangannya seolah-olah ingin meninju udara. Tetapi sedetik kemudian, Xe baru sadar bahwa ada sesuatu berat yang menimpa perutnya.
Itu tangan?
"Aaaaaa!!!" Jerit Xe ketika sadar akan situasi, apalagi mengingat kejadian semalam. Kejadian buruk itu kembali lagi.
Deral langsung terbangun, ia mengerjapkan matanya. Wajahnya langsung kelabakan ketika menyadari sesuatu.
Punggung Xe bergetar yang berarti wanita itu sedang menangis.
"Xe... gue--"
"Diem!"
Xe perlahan duduk dengan selimut yang menutupi dadanya. "Gue gak tau lagi harus bilang apa sama lo, gue udah hamil. Dan lo masih tega ngerusak gue, bastard lo Deral!"
Deral ikutan duduk, ia mengusap wajahnya kasar. " Gue beneran nggak ingat apa-apa."
"Lo brengsek, anjing, fuck you Deral!!"
Deral segera membekap mulut Xe, "Diem, jangan ngomong kasar. Inget kalau lo itu lagi hamil."
Xe menyentak tangan Deral dari mulutnya, ia menunduk kemudian kembali menangis. "Ini dosa, kita udah dua kali ngelakuin dosa yang sama. Sekarang, nikahan gue!" Ujar Xe yakin. Matanya menatap Deral dengan intens.
Dengan ragu, Deral mengangguk pelan.
"Btw sakit?" Tanya Deral frontal. Dan pertanyaan itu membuat Xe naik darah, ingin rasanya ia mendorong Deral dari jendela apartemen itu supaya sekalian pergi kepangkuan Tuhan.
"Lo masih nanya, hah?!! Lo itu lagi mabuk, bahkan lo sampai nampar gue."
Deral membulatkan matanya tidak percaya, "Seganas itu?"
"Pake nanya lagi lo babi!"
Deral terus mengusap dadanya sabar, semoga saja anaknya tidak ketularan toxic seperti Xe. Kalau iya, bisa bahaya.
Walau seperti itu, tangan Deral tetap naik keatas untuk mengusap Pipi Xe pelan. "Maafin gue, besok janji nggak ngulangin lagi."
"Gak gue maafin, badan gue sakit semua. Pokoknya lo harus bayarin gue spa."
"Ngapain harus spa kalau ada gue?"
"Gak yakin gue lo bisa mijit."
"Sepele, sini tiduran. Gue pijit deh,"
"Ih ga mau! Aku belum pakai baju."
"Yaudah gapapa, lagian gue juga udah liat."
"Enakan di lo!" Bentak Xe.
"Eh, tapi anak gue gapapa 'kan? Perut lo sakit?"
Xe menggeleng, "Enggak."
Deral bernafas lega, "Untung lah, enggak jadi nikah entar."
"Ngadep belakang!" Suruh Xe.
"Ngapain?"
"Aku mau kekamar mandi, mau mandi."
"Mandi bareng aja gimana? Biar cepet."
"Nggak!"
♡ I'm pregnant, Rel♡
Disinilah Xe dan Deral sekarang, duduk tegang untuk mengatakan hal yang mungkin membuat mereka akan babak belur. Berulang kali juga Xe meremas celananya karena takut akan tatapan sang Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Mula
Teen FictionPositif. Ah, tidak. Lelaki humor penyimpan sejuta luka itu sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Dimana, malam itu adalah malam tersial untuk kedua insan itu. Penasaran dengan kisahnya? Maka, marilah kita ikuti alurnya dan juga ambil pelajaran d...