54. Body goals

2.4K 231 15
                                    


Maaf sedalam-dalamnya untuk para readers tersayagkuhhhh, aku minta maaf banget ya, sumpahbb deh aku gak sengaja nge gantungin kalian ya!

Aku memnag lagi sibyuk banget untuk skull akuuuu, aku aja hampir lupa kalau smisal aku masih punya cerita yang belum aku tamatin.

Dari jam teng 7 aku skull sampai jam 1.40, terus dari jam 2 aku bimbel sampai jam teng 7, dari tengah tujuh aku aa diskusi sama tentor les aku sampa tengah 9, terus dari tengah sembilan aku ngerjain pr, terus besoknya balik skull lagi, aaaaaa capekkk mau nyerahhhhh, tapi masih ingat sama masa depan aku yag penuh dgn harapan eaakkk....

tpi bnrrnnnn capek bangetttt, ini aja aku sempetin update gara gara ada beberapa readers yang chat akuu,

"Thor, itu cerita deral update dong, akuh udah kangen berat nih."

"Kak, Rifka aku minta up dunggg, sekalian langsung tamat yahhh soalnya iudah penasarannnn bangetttt"

Aduh liat kalian komen aku jadi gaa tega makanya aku sempatin but up, aku vcuman mau nyenengin kalian aja kokkkkkk,,,,,,,,,,,,

Tapi jangan lupa buat vote yah bestieee, kalian tandain aja kalau ada yg typo. okeee

happy readingggg


-______________________-

Mentari nampak malu-malu untuk menampakkan dirinya untuk kembali menyinari bumi.

Deral menggeliat, kedua tangannya terangkat keudara seakan sedang meninju udara, ia mengerjapkan matanya dan menguap lebar. Ia duduk sejenak untuk mengumpulkan nyawanya yang sepenuhnya belum hadir kembali memasuki raganya.

Ia menggelengkan kepalanya sehingga terdengar suara 'krek' dari sana. Sungguh malam ini tidurnya tidak lah nyenyak lantaran tidur di sofa dan beberapa kali terbangun oleh suara tangisann anaknya.

'hoammmm'

Sekali lagi ia menguap, kakinya yang besar mulai menapak di lantai rumah sakit yang sangat dingin. Ia berjalan kearah box anaknya dan mengecup pipi gembul itu singkat. Kemudian berjalan kearah istrinya yang masih terlelap. Ia mengecup kening, kedua pipi wanita itu dan terakhir adalah bibir wanita itu yang sudah menjadi salah satu candu dan favoritenya.

"Pagi!" suara lembut itu berhasil masuk kedalam indera pendengarannya, Deral mengernyit lantaran sangat familiar dengan suara halus itu. Dengan cepat ia langsung menoleh keasal suara.

Tatapan terkejut langsung terpancar dari kedua bola mata Deral. Ia menatap tidak percaya kepada seorang gadis yang berdiri disana dengan raut cerianya dan senyumannya yang sangat menawan, namun sayang masih ada raut....kecewa disana. ya mungkin.

Bibir Deral tampak kelu, tenggorokannya seakan kering dan suaranya seakan lenyap hanya untuk sekedar membalas sapaan gadis cantik itu.

"Istri kakak udah lahiran ya?" lagi dan lagi suara itu masuk ke dalam indera pendengarannya sehingga membuat lidah dan tenggorkannya semakin kering.

Gadis itu tampak bingung melihat keterdiaman Deral, ia menatap lelaki yang sedang menatapnya juga dengan senyum manisnya.  "Hei..kenapa melamun?"

Deral tersentak, matanya yang tadi terlihat sangat terkejut langsung berubah tajam setajam mungkin untuk menutupi sebuah rasa yang tidak terdefinisikan. "Ngapain? Ngapain Lo kesini, Rentania Marwesih." Deral sedikit meekankan suaranya pada nama gadis itu.

Rentania atau yang sering dipanggil dengan sebutan Renta tersenyum sangat manis, ia berjalan mendekati Deral dan tanpa aba-aba ssegera memeluk lelaki itu erat dan menenggelamkan kepalanya pada dada Deral yang bidang. "Aku kangen sama kakak. Setelah empat tahun aku pergi, kakak gak kangen?" Deral menegang, ia menatap gadis yang memeluknya itu sinis kemudian langsung melepas kan pelukan mereka.

"Jangan sentuh gue dengan sembarangan, karena ditangan dan tubuh lo banyak virusnya." sarkas Deral dengan suara beratnya.

Renta menjatuhkan rahangnya alias cemberut dengan wajah polosnya. "Kamu dulu aja senang meluk aku, aku itu kangen sama kakak tau" kata Renta dengan suara yang sedikit manja.

Deral berdecih, ia sungguh malas melihat gadis didepannya ini. Sungguh sangat memuakkan untuk dipandang oleh mata sehatnya.

"Pergi atau sebelum gue usir lo secara paksa."

Renta langsung menggeleng kuat, "Aku gak mau, aku masih mau liat anak sama istri kakak." Dengan cepat Renta berjalan melewati Deral dan melangkah menuju box tempat anak lelaki itu.

"Wah, lucu bangettt!" pekik gadis itu sambil mencubit pipi Jeslyn. Deral yang melihat itu langsung melotot dan berjalan dengan cepat kearah Renta dan menepis tangan gadis itu.

"Jangan sembarangan, kulit anak gue sensitif. Apalagi di pegang sama lo yang notebane nya mahluk jadi-jadian."

"Jahat, ihh. Aku mau megang."

"ekhem,"

Kedua manusia itu langsung menoleh kebelakang, sama sama mlihat ke arah seorang wanita yang tengah bersandar dikepala ranjang dengan tatapan dinginnya.

"Kulit aak gue sensitif, jangan dipegang-pegang." katanya dengan suara rendah dan tatapan membunuhnya.

"Siapa lo?" Tanya Xe menatap datar Renta yang sedang berdiri disamping Deral.

"Oh,, halooo. Aku Renta, emm teman nya Deral."

"oh" Xe berdehem dengan tatapan yang tak lepas dari Deral dan gadis yang bernama Rentania itu.

"Kakak udah sehat? Katanya kalau lahiran normal itu sakit banget, ya?" Tanya Renta penasaran. Bahkan gadis itu sudah mendudukkan bokongnya pada sofa yang ada di dalam ruangan itu.

Melihat itu, Deral langsung memijit pelipisnya pelan. Tidak tau diri sekali gadis sialan itu!

"Pulang!"

Rentania langsung mengubah mimik wajahnya menjadi sedih. "Kak, kenapa gitu? Aku masih mau disini!"

"Pulang!" Sekali lagi Deral mengatakannya dengan intonasi yang tegas.

Dengan wajah lesu, Rentania keluar dengan memghentakkan kedua kaki nya kesal. Deral menghela nafasnya, kemudian berjalan mendekati istrinya.

"Mau ke kamar mandi?" Xe mendengus kemudian menggeleng tanda tidak mau.

"Mau makan?" Tanya Deral lagi. Dengan jawaban yang sama, Xe kembali menggeleng kan kepalanya.

"Mau peluk?" Dengan tidak tau malunya, Deral langsung memeluk Xe sayang. Ia menelungkup kan wajahnya diceruk leher Xe, sesekali juga menghirup aroma Xe yang khas dan yang menjadi favorit nya itu.

"Apa sih, Ral!"

"Sebentar aja, aku lagi pengen peluk kamu."

"Tumben." Cibir Xe. Namun tak urung juga dia ikut mengusap rambut Deral yang sudah panjang dengan penuh kasih sayang.

"Lima menit"

Xe menghela nafasnya, ia sangat mencintai Deral. Ia takut, takut jika nantinya Deral pergi darinya. Terlebih lagi mereka sudah memiliki anak. Apalagi sekarang Xe sudah melahirkan, bagaimana nanti jika tubuhnya melar? Gemuk? Dan tidak berbentuk lagi?

Tidak!! Itu tidak akan terjadi, memikirkan itu saja Xe ingin menangis rasanya.

"Kamu kenapa?" Tanya Deral heran, pasalnya Xe menggeleng-geleng panik.

"Aahh- itu gapapa,"

Deral tersenyum aneh "Kamu itu cantik. Cantik bangettt, aku sayang dan cinta banget sama kamu. Jadi, gak usah cari digoogle bagaimana caranya supaya bisa body goals setelah melahirkan."

Xe melebarkan matanya panik, bagaimana bisa Deral mengetahui apa yang ia cari di google semalam?? Ia menggeleng, kemudian menutup wajahnya dengan selimut lantaran malu.

***

Maaf teman", saya uda lupa alur😢

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang