13. Kenyataan

6K 583 21
                                    



H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

~

Axelyn melangkah dengan langkah cepat menuju kelas Geral. Pasalnya, ia akan pulang bersama dengan lelaki itu.

"Eh, permisi. Lo ada liat Geral, nggak?" Tanya Xe kepada seorang gadis yang kebetulan lewat dari sebelahnya.

Gadis itu menggeleng, "Em... gue nggak tau, soalnya kaga ada di kelas."

"Nggak ada? Trus kemana?"

Gadis itu kembali menggeleng. "Nggak tau."

"Owh, yaudah. Makasih, ya."

"Iya, gue permisi dulu."

"Geral kemana?" Tanya Xe pada dirinya sendiri. Apa mungkin laki-laki itu sudah di parkiran? Ya, mungkin saja.

Baru saja wanita itu berbalik, kepalanya langsung membentur sesuatu yang keras sehingga ia sedikit mundur kebelakang.

"Sshh... maaf, gue enggak--" Xe meneguk ludahnya kasar. Lelaki yang sudah berhasil membuat hidupnya hancur kini berdiri tegap di hadapannya.

"Hati-hati, gue gak mau kalau anak gue kenapa-napa."

Xe mendelik, untung saja koridor itu sepi karena memang lima belas yang lalu bel berbunyi. "Anak gue. Bukan anak lo!" Desis Xe tajam.

"Gimanapun, dia tetap anak gue." Balas Deral dengan wajah tanpa ekspresi.

Xe terkekeh sinis, "Anak gue gak pantes punya ayah bajingan kaya, lo."

Deral terdiam, namun pikirannya berkelana entah kemana.

"Minggir!"

Xe melangkahkan kakinya hendak melewati Deral, namun sebuah tangan besar berhasil menarik tangannya.

"Apa lagi, sih?!"

"Gue gak mau lo sakit hati, pulang sama gue."

"Lepasin nggak?!" Xe memberontak sehingga cekalan tangan itu terlepas.

"Justru lo yang buat gue sakit hati, brengsek!"

~

Suara tawa keduanya begitu lepas, bahkan Ayyara sampai memegang perutnya sangking lucunya.

"Beneran, suer!"

"Masa iya?" Tanya Ayyara di sisa-sisa tawanya.

Geral mengangguk, "Denger ya, Deral sampai cari di google, kaya gini, Kenapa gue ganteng? Nah, bego 'kan?"

"Hahahaha, 'kan Deral memang ganteng."

"Ra..." Geral merengek, ia menggoyang-goyangkan lengan Ayyara.

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang