Sepulang sekolah, Deral dan Xe segera berangkat ke Mall seperti janjinya tadi pagi. Ah, ralat. Bukan hanya Deral dan Xe saja yang pergi, namun ada Rea, Chilla, Ayyara, Ken, Turbo dan Geral.
Delapan remaja itu sudah sampai pada Mall, mereka memasuki Mall dengan para wanita didepan.
"Ih, bajunya bagus banget!" Pekik Rea melihat salah-satu baju tidur dengan celana pendek.
"Beli." Kata Ken singkat.
"Benalan?"
Ken mengangguk tanda mengiyakan.
"Yeay! Ayo kita pilih, bial Ken yang bayalin." Ajak Rea sambil berjalan mendekati toko baju itu.
"Mayan, dapet gratisan dong." Dengan tidak malunya, Chilla segera memilih baju tidur itu dengan wajah gembira. Bahkan gadis itu membeli dua pasang baju.
"Permisi mbak." Seorang pelayan toko datang dengan senyum ramahnya.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan itu sopan.
"Ini tolong dibungkusin ya, kak." Kata Chilla.
"Baiklah."
"Eh, maaf. Bungkusnya enggak sama ya kak, yang dua ini pisah. Yang warna ungu, hitam, sama yang warna peach itu tempatnya dibedain."
Walau sedikit bingung, pelayan itu tetap mengangguk. "Saya permisi dulu."
Setelah selesai membayar, mereka lanjut belanja ketoko boneka. Entahlah, tiba-tiba saja Xe menunjuk kearah satu boneka yang besarnya tiga kali lipat dari dirinya.
"Ih lucu banget." Xe memeluk boneka jumbo itu. Dirinya saja sampai mau tenggelam.
"Bentar." Ayyara mengambil satu boneka kecil berbentuk babi bewarna Pink. Kemudian memberikannya kepada Geral.
"Nih buat kamu, soalnya kelakuan kamu mirip sama babi."
Geral menghela nafas pelan, "Aku minta maaf Ay."
"Enggak. Aku belum maafin."
"Ekhem. Keknya yang ini ucul deh." Turbo mengambil satu boneka berbentuk ular. "Beli ah. Ayang mau yang mana?" Tanyanya kepada Chilla.
"Boneka gue udah banyak, entar kamar gue gak muat."
Turbo tersenyum senang, "heheheh untunglah, soalnya uang gue belum ada."
Deral merangkul Turbo, kemudian berucap. "Modal dong bro!"
"Taik lo! Kek pernah modal aja."
Deral tersenyum miring, "Xe, ambil boneka yang lo pengen. Lo bertiga juga boleh ambil boneka sepuasnya."
"Hah? Seriusan lo?" Tanya Turbo terkejut.
"Gak percaya? Gini deh, lo juga boleh beli boneka yang lo mau."
Turbo berkedip, ia melirik kearah boneka ularnya. Dan dengan perasaan senang, ia mengambil sepuluh buah boneka ular.
"Makacih Deral sayang."
"Jijik anjing!"
"Udah?" Tanya Deral saat melihat Xe berlari kearahnya.
"Udah. Makasih!"
"Sama-sama."
"Kemana lagi nih?" Tanya Turbo sambil memeluk boneka yang ada didalam tas plastik.
"Beli tas brand boleh?" Tanya Xe kepada Deral. Sungguh ini bukan kemauan dirinya, entah kenapa ia mau tas brand bewarna hitam. Apa mungkin ini keinginan bayinya? Tapi masa iya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Mula
Teen FictionPositif. Ah, tidak. Lelaki humor penyimpan sejuta luka itu sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Dimana, malam itu adalah malam tersial untuk kedua insan itu. Penasaran dengan kisahnya? Maka, marilah kita ikuti alurnya dan juga ambil pelajaran d...