63.

1.2K 116 0
                                    


Setelah pulang dari mall, kini Xe dan Jesslyn tengah tidur diatas kasur empuk. Tampak sekali jika Xe kelelahan, karena memang tadi saat di mall, mereka sempat bermain di arena timezone bersama Gala. Melepaskan seluruh kejenuhan nya setelah selesai melahirkan.

Tangan besar Deral mengelus pelan rambut halus istrinya, matanya tidak lepas dari wajah Xe yang sangat imut karena pipi nya yang mulai berisi atau bahkan sudah berisi. Itu semakin meningkatkan keimutan Xe, yang mampu membuat Deral hampir gila setiap harinya melihat wanita itu. Walaupun sifat Xe yang suka sekali ceplos-ceplos, itu tidak membuat Ia ilfeel. Bahkan, Deral sangat yakin, bahwa Xe bersikap seperti itu karena wanita itu salah tingkah, ya maybee..

Tangan besar Deral kini beralih ke pipi kemerahan milik anaknya, Jesslyn. Bayi perempuan itu juga tampak kelelahan, terbukti dari wajahnya yang terlelap, tidak terusik sama sekali dengan sapuan halus dari tangannya.

"Bidadari gue cantik-cantik banget sih..." lirih Deral sambil menatap dua perempuan berbeda umur itu yang tidak terganggu sama sekali.

"lucu.." Kata Deral sambil mengecup singkat pipi Xe dan Jesslyn. Sungguh rasanya Deral sangat gemas dengan Istri dan anak nya. Kenapa mereka begitu lucu??

drrrtt

drrtt

Suara handphone yang bergetar pada sakunya mengalihkan atensiNya, ia merogoh sakunya lalu membaca nama yang tertera pada layar handphonenya. Dengan cepat, Deral menyapu Icon hijau keatas untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, Kek?"

"Buka!! Kakek sudah didepan!"

Deral menepuk jidatnya sendiri, ia sungguh lupa akan kepulangan Bitama hari ini. Apalagi kemarin ia berjanji untuk menjemput Bitama dari bandara, dan malah berjalan-jalan ke mall bersama Xe.

Dengan cepat, Deral berdiri kemudian berjalan keluar untuk membuka pintu bagi Kakeknya. Dapat Deral lihat wajah Bitama yang memerah, akibat rasa kesal dan emosinya.

"Kau rupanya sudah tua sehingga melupakan janji mu, huh?"

Deral meringis, ia menggaruk belakang telinganya bingung, "Maaf Kek, tadi anu, Deral sibuk ngurusin Jesslyn."

Bitama berdecih, "Banyak omong kamu!"

"yaudah sih Kek, kan udah sampe juga."

"Kesalahan mu bukan satu saja, Deral Pra Hasequil. Kenapa kau tidak tinggal di mansion?! Malah tinggal ditempat kumuh seperti ini."

Deral melotot tidak percaya, Rumah yang ia tempati saat ini sudah tergolong mewah, walaupun berukuran minimalis. Kupingnya tiba-tiba saja panas mendengar itu, sifat angkuh dan sedikit sombong Bitama memang sudah mendarah daging.

"Dasar tua jompo!" Dengus Deral sambil menatap Bitama sinis.

"Sembarangan! Geser, aku ingin masuk. Jika kau menghalangi jalan ku, kupastikan pisauku melayang menembus jantungmu"

Deral sekali lagi melotot sempurna kemudian dengan cepat menyingkir dan memberikan Bitama ruang untuk masuk.

"Hahaha.. aku hanya becanda saja Cucuku sayang.."

Deral menganga tidak percaya, merasa garing akan candaan Bitama. Juga ia sedikit merinding melihat Bitama yang tiba tiba saja tertawa, matanya menatap Bitama bingung "Ga lucu banget, iuwh!"

Sedangkan dilain tempat, tepatnya disebuah rumah yang besar. Ayah dan anak sedang bertengkar mempertahankan opininya masing-masing. Tidak ada pro diantara mereka, melainkan Kontra yang meliputi keduanya. Mata gelap dan cokelat itu beradu seolah menjadi pedang yang menghunus musuh satu dengan yang lain.

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang