30. Kaya Dadakan

6.4K 693 145
                                    




•Happy Reading•

"Sebentar, gue mau liat istri gue dulu." Arman mengangguk.

Segera Deral masuk dalam Apartment nya, ia melangkah memasuki kamar. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Xe yang tengah duduk ditepi kasur sambil memainkan ponsel berlogo apel.

"Xe..."

"Darimana?" Tanya Xe tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"A-anu, gue tadi habis nemuin orang aneh."

Xe mengangkat kepalanya menatap Deral penuh, "Orang aneh?" Tanyanya dengan kening berkerut.

"Iya. Semua yang diomongin dia nggak ada yang masuk akal."

"Maksudnya gimana sih?"

"Lebih jelasnya, ayo ikut gue." Deral menarik pelan tangan Xe. Menuntun istrinya itu untuk keluar dari Apartment.

Sedangkan Arman yang masih setia berdiri menunggu mereka segera menunduk hormat ketika melihat sepasang suami-istri itu keluar.

"Mari Tuan..."

"Hah? Tuan?" Beo Xe.

"Kan udah gue bilang aneh, lo sih gak percaya."

"Tuan?" Panggil Arman.

"Oh--ayo Xe." Dengan gugup Deral menggenggam tangan Xe untuk memasuki Apart yang tepat didepan mata Apartment nya.

Begitu pintu itu terbuka, seorang pelayan perempuan langsung mengantar mereka pada sebuah ruangan.

"Akhirnya kau datang juga." Lirih seorang pria yang sudah memasuki umur tujuh puluh empat tahun. Wajahnya sudah keriput dan seluruh rambutnya sudah berwarna putih. Namun begitu, lelaki itu masih terlihat sangat berkharisma.

"Silahkan duduk."

Dengan kaku, Deral dan Xe langsung mendaratkan bokongnya pada sofa berwarna putih itu.

"Langsung mulai saja Arman." Suruh Kakek itu yang tak lain adalah Bitama.

Arman mengangguk tanda mengerti, "Baiklah."

"Selamat datang kembali penerus Tamaral Group's."

"Mulai dah tuh Xe."

Xe segera mencubit paha Deral, "Dengerin dulu."

"Awh...iya tapi lepasin, sakit."

"Kenapa Cucuku? Apakah ada masalah?"

"Ah--heheh enggak, Kek." Deral tertawa canggung.

"Saya lanjut, karena tanggal dua puluh tujuh july ini Tuan akan menginjak umur tujuh belas tahun, maka disitulah hak seluruh kekayaan Tuan besar Bitama akan jatuh ditangan Tuan. Tapi ada satu masalah."

"Masalah apa?" Tanya Deral.

"Sertifikat penyerahan seluruh hak kekayaan Tuan besar Bitama ada ditangan ayah Tuan."

Titik MulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang