29: Jadian

50 11 0
                                    

💎Happy Reading💎

💎🔮💎

"Aish sial gue kesiangan"

Ghibran membanting jam weker di atas ranjang. Dia menggaruk-garuk rambutnya yang sudah mirip rambut singa. Ia melepaskan setelan tuxedo yang ia kenakan sepanjang malam lalu mengambil handuk untuk mandi.

Cowok itu mandi asal-asalan, yang penting sudah menyikat gigi. Dia bergegas memakai seragamnya dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.

"Bu, makanannya sudah si----"

Ghibran planga plongo ketika rumahnya sudah sepi seperti tidak berpenghuni apalagi Bi Siti baru pulang kampung kemarin. Jadi hanya dia seorang diri di rumah. Cowok itu berjalan ke dapur dan melihat sticky notes tertempel di kulkas. Isi notes itu: 'ibu sudah menyiapkan sarapan untukmu dibawah tudung saji'. Sontak dia menoleh ke arah tudung saji dan benar saja saat dibuka ada nasi goreng telur mata sapi dan segelas teh susu. Dengan cepat, Ghibran melahap semuanya habis tak tersisa.

Sebelum keluar dan mengunci pintu, Ghibran mengambil kunci mobil barunya yang ia letakkan kemarin di atas rak dekat ruang tamu.

"Njir kaget gue"

Ghibran terlonjak karena ada seorang gadis yang mengenakan seragam serupa dengannya sedang duduk di kursi yang ada diteras rumah. Sepertinya cewek itu sudah menunggu Ghibran lama.

"Jenny?"

Ghibran heran kenapa cewek itu datang kemari bahkan sampai menunggunya lagi. Padahal di dekat pintu, ada bel.

Cewek itu lantas bangkit dari kursi. Dia membalikkan ransel dan merogoh sesuatu lalu dia mengeluarkan sebuah mainan robot Buzz Lightyear dari dalam sana.

"Ini pasti punya adek lo kan? Kemarin ketinggalan di rumah keponakan gue" tanya Jenny mengulurkan mainan tersebut ke cowok itu.

Ghibran menerima robot itu. Dan dia mengecek setiap sisi mainan itu. Biasanya, adiknya selalu menempelkan sticker yang bertuliskan namanya sendiri. Dan benar saja ada sticker warna kuning polos dan bertuliskan 'Raka' disana.

Ghibran mengangguk membenarkan, "iya ini punya adik gue" dia mengerutkan kening, "by the way lo kesini buat kembaliin ini?"

"Enggak sih" Jenny menggaruk tengkuk leher dan mimik ragu tersirat di paras cantiknya, "gue mau nebeng sekalian ke sekolah bareng lo juga"

"Lo kesini bareng siapa?"

"Supir" jawab Jenny, "tapi gue bilang ke supir kalau gue bakalan nebeng ke sekolah bareng lo jadi gue suruh dia balik".

"Lo udah nunggu lama disini?"

"Hem lumayan"

Ghibran menepuk jidat, "astaga jen. Lo bisa pencet bel yang ada di dekat pintu" jari telunjuknya mengarah ke arah bel yang dimaksud, "gak perlu nungguin gue sampai lama"

"Gapapa ghib. Pas gue ketemu sama ortu lo. Kata mereka, lo masih tidur jadi gue gak mau lo terganggu"

Ghibran menghela nafas. Dia berjalan duluan ke garasi dan menekan tombol yang ada di kunci remote mobilnya.

"Lo masuk duluan ke mobil nanti gue nyusul" suruh Ghibran ke Jenny yang mengekornya dari belakang.

Jenny menurut dan dia masuk ke dalam mobil mewah itu duluan. Ghibran menoleh terlebih dahulu ke garasi dan hanya mobil ayahnya yang tidak ada disana.

"Halo permisi"

Panggil seseorang lantang dari luar gerbang membuat Ghibran berjalan mendekat. Orang itu dicegat oleh pak Bimo, satpam rumahnya.

EPIPHANY| Jeon Jungkook {On-Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang