05: Perundungan

89 32 0
                                    

💎Happy Reading💎
Note: jika ada kesalahan kata yang di ketik tolong di kasih tau di lapak komen ya, biar ke depannya aku bisa banyak belajar lagi

💎🔮💎

"AIRIN!!!"

Panggil Ghibran kencang kesekian kali nya di selingi ketukan keras pada pintu toilet lantai 3 yang terkunci dari dalam.

"BUKA PINTUNYA!! GUE YAKIN LO ADA DI DALAM"

Teriakan Ghibran yang kencang menjadi sorot perhatian murid lainnya yang menonton dari luar lorong toilet tersebut.

Di dalam toilet, Airin and the geng mendengus sebal saat tahu junior kesayangan sekolah tersebut melabrak mereka, "Aisshhhh Ghibran itu ngapain ke sini coba mana sok-sok an bertindak heroik lagi, biasanya juga kalau gue ngelabrak anak lain, dia gak peduli" keluh kesal Airin yang di angguk beberapa teman se geng nya yang lain.

"Mungkin Ghibran punya hubungan spesial kali sama cewek bule ini" tuduh teman Airin bermata paling sipit di antara cewek-cewek disana, yang bername tag Sulgi Laraswati.

Airin yang sedari tadi menatap paras kecantikannya di cermin toilet seketika pandangannya beralih menatap tajam pada Alea yang berada dalam kondisi menyedihkan. Rambut hitam legam berantakan dan beberapa tisu menyangkut di sela-sela rambut di tambah baju dan rok seragam basah akibat cipratan shower toilet. Itulah kondisi Alea yang sebenarnya.

Alih-alih tatapan Airin yang terkenal tajam dan mengintimidasi membuat semua lawan yang menatap maniknya diam tak berkutik dengan memasang ekspresi ketakutan. Namun, hal itu tak berlaku bagi Alea. Dari awal mula Alea di labrak sampai sekarang pun Alea hanya menatap datar tak berekspresi, terkesan berbeda dengan korban labrakan Airin sebelumnya. Hanya menatap datar, diam saat di suruh bicara dan tak melawan saat sedang di risak membuat Airin geram dan jengkel sendiri seolah Airin merasa dirinya sedang berhadapan dengan patung.

Airin memojokkan Alea yang hanya berdiam diri di tempat kemudian menjambak rambut gadis bule itu ke belakang hingga sedikit menampakkan raut wajah Alea yang menahan ringisan kesakitan, "lo pikir lo cantik banget hah? Pakai pelet apaan lo sampai bisa bikin Ghibran kesemsem sama lo?" bentak Airin dengan tatapan ber api-api dan juga semakin mencengkram rambut Alea ke belakang hingga Alea sendiri tidak menahan rasa kesakitan.

"Arghhhhhh sakit" ringisan kesakitan Alea membuat semua orang disana kecuali Airin memandang dengat raut iba. Namun, dari mereka tak ada satu pun yang berniat menolong Alea. Mereka memilih jalan aman untuk tidak ikut campur daripada kehidupan mereka di usik nantinya oleh Airin.

Airin memandang remeh Alea lalu bibirnya tersenyum miring, "heh akhirnya bisa ngomong juga lo, tadinya gue kira bisu" setelah itu Airin melempar tubuh Alea asal. Alhasil, tubuh Alea terbentur wastafel.

"Lo pikir lo bisa milikin Ghibran gitu?" Airin menatap sinis dengan bibir masih tersenyum miring, "enggak bakal, sebelum gue bisa dapetin Ghibran dan lo juga gak boleh milikin dia" tegas Airin lalu berjongkok dan kembali menjambak rambut Alea yang masih terduduk tak berdaya.

Windy, salah satu teman se geng Airin yang tak tahan melihat tingkah Airin yang menurutnya sangat keterlaluan, maju beberapa langkah menghampiri kedua orang tersebut, "Airin lo kan udah punya Satya plis lupain Ghibran, dia cuma masa lalu lo" kritik Windy yang sebenarnya tidak tahan jika perasaan sahabatnya masih terus berharap pada Ghibran.

EPIPHANY| Jeon Jungkook {On-Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang