45: Hubungan Spesial

42 7 0
                                    

💎Happy Reading💎

💎🔮💎

"Ghib, pesanan meja no. 2 udah selesai belum?"

"Ghib, cepat antar pesanan meja no. 6!!"

"Coffee latte untuk meja no. 10 udah kelar belum, ghib?"

"Buruan, ghib. Jangan bikin pelanggan menunggu terlalu lama"

Kini kesabaran Ghibran telah mencapai titik puncaknya, dia mengomel marah sama si tukang suruh-suruh itu, "sabar elah!! Gue cuma punya dua tangan woy!!"

Dikarenakan salah satu rekan kerjanya, Haikal tidak masuk dengan alasan sakit. Terpaksa, Ghibran harus melaksanakan dua pekerjaan sekaligus hari ini. Selain menjadi bartender, dia harus mengantarkan pesanan ke meja customer yang seharusnya tugas itu dilakukan oleh Haikal.

Repot? Sudah pasti.

Dengan langkah cepat namun hati-hati, Ghibran membawakan nampan berisi 2 burger triple cheese, salad dan segelas kopi americano untuk meja no. 2.

"Ini dia pesanannya!" Cowok itu menaruh segalanya yang ada di  nampan ke atas meja yang ia tuju, "selamat menikmati"

"Kamu tuh kok lelet banget sih?" Protes seorang wanita mengenakan blazer abu-abu duduk di meja no. 2, "untung aja kamu tampan, jadi saya maafkan deh"

"Ah iya. Maafkan saya" Ghibran menunduk meminta maaf, "akan saya usahakan semaksimal mungkin"

"Yaudah baguslah kalau gitu"

Ghibran pamit berlalu dari meja no. 2 lalu berlanjut mengantarkan pesanan ke meja lainnya.

Beginilah resiko menjadi pelayan, jika customer memiliki kesabaran setipis tissu. Ghibran terlambat dikit aja mengantarkan pesanan, dia harus menelan mentah-mentah bentakan, omelan dan kritikan dari customer. Padahal di situasi ramai dengan lonjakan pesanan begini, wajar saja jika pesanan datang lumayan terlambat. Apalagi cowok itu harus melakukan dua pekerjaan sekaligus.

Selain customer yang suka marah-marah, tapi terkadang pula ada juga customer yang bisa memaklumi keterlambatan Ghibran dan bahkan ada yang berusaha menyemangati, membuat hati cowok itu terenyuh.

Peluh keringat membasahi dari kening menurun terus sampai ke leher cowok itu. Baju seragam bagian punggungnya pun ikutan basah karena keringat.

Dia membawa dua nampan sekaligus dan mengantarkannya ke meja pesanan terakhir yaitu meja no. 8. Di meja itu, empat cewek mengenakan seragam sekolah putih abu sedang duduk sambil bercengkrama ria serta melepas tawa lalu tatapan mereka semua beralih ke Ghibran yang berjalan mendekati mejanya.

"Ini dia pesanannya" Ghibran menaruh satu demi satu hidangan yang ia bawa ke atas meja.

Semua gadis remaja di meja itu menatap Ghibran tanpa berkedip, "hai!! Namanya siapa?" Sapa dengan nada khas centil dari salah satu gadis sedang menyelipkan helaian rambut di belakang telinganya.

Cowok itu menatap sebentar cewek yang tadi menyapanya, "Ghibran"

"Wah aku baru tau ada pegawai super ganteng disini" goda cewek berbadan semok, "kamu pegawai baru ya?"

"Iya"

"Wah kamu kece banget sih. Jadi pengen sering-sering kesini aja deh kalau pegawainya ada yang modelan kayak artis gini" goda cewek memakai bandana pink, "by the way kamu keliatan lebih muda daripada pegawai yang lain. Umur berapa?"

"17" jawab Ghibran singkat dengan senyuman terpaksa.

"Wah kakak kelas" sahut gadis-gadis itu girang.

EPIPHANY| Jeon Jungkook {On-Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang