56: Krisis Identitas

20 8 2
                                    

💎Happy Reading💎

💎🔮💎

"Alea!!!"

Dari kejauhan, seorang cowok bermata elang dengan semangat melambaikan tinggi tangannya pada si calon doi.

Respon Alea menganga lebar. Dia sangat terkejut saat sadar Arkan sedang menyapanya apalagi kehadiran Arkan tidak sesuai dengan waktu yang tepat.

Alea menengok ke belakang dengan perasaan was-was dimana ia memperhatikan pintu masuk gedung supermarket yang ia kunjungi barusan sambil berharap cemas, semoga Ghibran masih stay di dalam supermarket itu dan tidak menghampiri parkiran dalam waktu ini. Dia tidak ingin mempertemukan Ghibran dan Arkan setelah kejadian di bar 3 minggu lalu.

"Arkan, lo ngapain disini?" Tanya Alea memaksakan senyuman dengan maniknya sesekali melirik ke belakang.

"Ya, belanja buat kebutuhan lah hehe"

"Saran gue, mending ke tempat lain aja deh. Ayuk!!" Buru-buru Alea menarik tangan Arkan untuk menjauh.

"Loh? Kenapa?" Tanya Arkan bingung.

"Ehmmmm..... Karena disana lagi kedikitan stok barang, efek tadi ada promo besar-besaran jadinya diborong sama semua orang dan gue gak kebagian. Nih lihat!! Gue aja gak bawa satu barang pun" Alea menampakkan kedua tangannya yang kosong, "makanya gue mau ajak lo ke tempat lain aja biar sekaligus gue bisa nebeng bareng lo, okey?!" Bohongnya sambil mencuri-curi pandang ke arah pintu masuk.

Seolah baru saja mendapat tiket vip, Arkan menahan senyum malu-malu. Dia mengangguk setuju, "oke, bentar. Gue ambil motor gue dulu. Lo tunggu disini!!"

Alea menggeleng tidak setuju, "gak mau ah. Gue ikut lo aja. Gue males nunggu"

Biar kondisi makin aman alangkah lebih baiknya jika Alea memilih opsi mengikuti Arkan ke tempat moge milik cowok itu terparkir yang entah dimana daripada harus menanggung resiko jika Arkan bertemu secara kebetulan dengan Ghibran disaat Arkan sedang menjemputnya.

💎🔮💎

"Sialan"

Ghibran menggerutu sambil menggaruk-garuk rambutnya selepas ban motor butut milik Udin bocor di tengah jalan. Apesnya, jalan pintas yang ia tempuh sekarang ini dalam kondisi lengang. Niat mengambil jalan pintas karena ingin menghindari resiko ditilang sebab motor butut milik Udin tidak memiliki nomor plat. Tetapi malah berujung kesialan.


"Aelah bengkelnya ada dimana njir?!"

Sebagai pelampiasan, Ghibran menendang jengkel ke ban belakang yang sudah tidak terisi angin itu. Dengan malas, ia menggiring motor tersebut sampai ia menemukan bengkel.

Langit yang awalnya nampak cerah kini berganti mendung disusul kilatan halilintar yang satu per satu mulai bermunculan. Gemuruh angin cukup menerbangkan sesuatu bermassa ringan di sekitar Ghibran.

"Njir!! Apa ini?!"

Pandangan Ghibran terhalang oleh kertas yang hinggap di depan matanya. Baru saja ia mengucek kertas tersebut namun foto seseorang yang terpapar jelas di sana berhasil mengambil alih perhatian Ghibran lalu ia merapikan kembali kertas yang sudah lecek tersebut.

EPIPHANY| Jeon Jungkook {On-Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang