Satu-satunya hal yang bisa aku syukuri atas kejadian ini hanyalah kenyataan bahwa aku masih menjadi seorang pengangguran. Aku tak perlu bekerja. Sekolah. Belajar. Ataupun membersihkan kamar. Yang aku lakukan hanyalah minum susu. Tidur. Menangis. Minum susu lagi. Tidur. Dan, menangis lagi. Bahkan, nyamuk yang terbang di atas kepalaku pun bosan melihat kegiatan hidupku. Oh, aku lupa! Tidak ada satupun nyamuk di kamar ini. Serangga lain pun tidak ada. Aku harus bertanya pada wanita tadi, obat serangga apa yang dia gunakan.
Orang-orang aneh berpakaian seperti pelayan selalu memberiku susu setiap 4 jam sekali. Seolah, aku akan mati jika mereka tidak memberiku susu. Tidakkah mereka sadar kalau pipi dan tubuh ini jadi semakin bulat? Aku bahkan kesulitan menggerakkan tangan dan kaki gempal ini.
Mereka ingin mengubahku jadi seberat anak kuda nil, ya?
Usia bayi ini mungkin sekitar 2 bulan. Tangan dan kakinya masih lemah. Yah, sebenarnya semua bagian tubuhnya masih lemah. Hanya mulutnya saja yang kuat menghisap botol susu.
Dua bulan lagi aku akan bisa tengkurap. Lalu, duduk di usia 8 bulan. Merangkak di usia 9 bulan. Berdiri di usia 10 bulan. Bicara di usia 11 bulan. Dan, jalan di usia 12 bulan. Apa? Aku ini cuman seorang yang pengangguran. Bukan seorang yang bodoh. Aku selalu memperhatikan setiap kali guruku menjelaskan.
Rasanya aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Aku terpeleset kulit pisang dan mati. Lalu, terbangun sebagai bayi bulat yang tidak bisa apa-apa. Aku juga tidak tahu di mana aku berada. Padahal, biasanya orang-orang bereinkarnasi di novel atau cerita yang mereka tahu. Lalu, kenapa tidak denganku?!?!?!
Satu-satunya hal yang aku tahu adalah namaku. Auristele Axl De Terium. Satu-satunya putri Kekaisaran Terium. Lima anak laki-laki aneh itu adalah para pangeran. Sekaligus kakak laki-lakiku. Para pelayan yang menceritakan tentang mereka.
Pangeran pertama, Alaric Ace De Terium. Usianya mungkin sekitar 9 tahun. Dia lumayan tampan dengan rambut pirang dan mata hitam. Dan, dia sedikit gila.
Pangeran kedua, Bervan Bry De Terium. Usianya 8 tahun. Rambutnya hitam dengan manik mata yang senada.
Pangeran ketiga, Cedric Bry De Terium. Usianya sama dengan Bervan. Warna rambut dan matanya juga sama. Karena mereka anak kembar. Seperti kutub magnet yang sama. Kembar. Tapi, saling tolak-menolak.
Bervan adalah pangeran yang kalem. Sedangkan, Cedric adalah pangeran yang tak bisa diam. Aku rasa, Cedric sama gilanya dengan kakak pertamanya.
Pangeran keempat, Dimitri Inx De Terium. Usianya 7 tahun. Warna rambutnya sama sepertiku, hitam. Sedangkan, warna matanya hijau. Sama seperti ratu. Dimitri sedikit lebih waras dibandingkan kakak pertama dan ketiganya.
Pangeran terakhir, Euclid Zar De Terium. Usianya 6 tahun. Warna rambutnya pirang dengan manik mata hijau. Dia adalah pangeran yang acuh. Tidak peduli dengan keadaan sekitar. Bisa dibilang dia adalah kulkas dua pintu yang dilengkapi AC. Yah, aku rasa dia akan jadi idaman gadis bangsawan ketika dewasa.
Melihat Dimitri dan Euclid yang memiliki warna manik mata yang berbeda, aku rasa mereka berdua adalah anak pungut.
Ibuku adalah Qiya Arl Peranto. Putri satu-satunya Kekaisaran Peranto. Hanya itu yang aku tau tentang ratu. Dan, ayahku adalah Carl Lude Terium. Hanya itu yang aku tahu tentang mereka. Para pelayan tak banyak membicarakan mereka.
Baiklah, cukup sekian perkenalan keluarganya.
Aku punya kencan dengan botol susu.
Aku menghisap botol susu. Manik mataku menatap plafon yang terasa sangat tinggi. Ruangan ini juga terasa sangat luas. Hanya kotak bayi ini yang sempit. Aku ingin tahu kenapa kaisar dan ratu menempatkan bayi yang bahkan tidak bisa berjalan ini ke ruangan seluas ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Princess✔ [Sequel BOTP]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Aku hanyalah siswi sma biasa yang menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan. Aku mati karena terpeleset kulit pisang. Dan, ketika aku bangun, 7 orang aneh melihat ke arahku. Kalian siapa?!?! Aku dimana?!?! Bayi!!! A...