👑👑👑
Pesta debutanteku berjalan dengan lancar. Satu-satunya hal yang menjadi penghambat hanyalah semua keluargaku. Mereka semua berebut untuk melakukan dansa pertamaku. Ada bara api, tombak es, meriam tanah, angin tornado dan bola air di aula pesta. Sementara, para pemilik spirit penyembuh hanya bisa diam dan menyaksikan pertengkaran saudara mereka sambil memakan daging yang dihidangkan. Sepertinya, para pemilik spirit penyembuh memiliki sifat kalem yang bisa menetralisir kegilaan bawaan dari keluarga mereka. Kalau tahu begitu, harusnya kelima kakakku memiliki spirit penyenbuh saja. Setidaknya, itu bisa mengurangi sedikit tekanan darah tinggiku. Dengan begitu, kemungkinan aku mati karena serangan jantung mendadak bisa sedikit berkurang.
Karena pertengkaran itu, ratu jadi harus membuat tameng dari sulur rambatnya. Kelima paman yang seharusnya memisahkan anak-anak mereka malah ikut bertengkar. Memperebutkan posisi orang pertama yang berdansa denganku. Bahkan, ayahku juga ikut bertengkar dengan anak, kakak ipar dan keponakannya. Hanya kelima bibiku yang masih punya akal sehat. Mereka semua membantu ratu untuk melindungi tamu undangan yang hadir.
Mantan kaisar pertama Terium alias kakekku yang seperti biasa masuk melalui jendela berhasil menghentikan pertengkaran itu hanya dengan menjetikkan jari. Kakekku itu memang hebat. Ratu yang terus berteriak pada anak dan keponakan sampai suaranya habis juga tidak bisa membuat mereka berhenti bertengkar. Tapi, kakekku bahkan bisa menghentikan para orang gila itu hanya dengan menjetikkan jemarinya. Pesona seorang mantan kaisar tampan memang berbeda sekali dengan saudara gilaku.
Karena kakekku menghentikan pertengkaran itu. Jadi, tidak ada satu pun dari mereka yang berhasil mendapatkan dansa pertamaku. Kakek bilang aku sendiri yang akan memutuskan akan berdansa dengan siapa.
Aku rasa pergi dari kekaisaran untuk waktu yang cukup lama membuat kakekku jadi sedikit lebih waras. Apa aku harus mengusir para pria gila itu juga agar mereka jadi waras? Hmm, ide bagus. Akan aku coba lain waktu setelah menemukan gunung merapi atau samudera yang tepat untuk membuang mereka.
Sekarang, aku ingin menikmati pesta pernikahan sepupu tertuaku. Karena pemeran utama dalam pesta ini bukan aku. Jadi, aku rasa tidak akan ada masalah, kan?
Aku dan wanita di keluargaku masih memakai baju yang sama. Ballgown dress berwarna abu-abu menjadi pilihan pakaian kami. Sementara, para pria memakai pakaian resmi berwarna abu-abu dengan ornamen warna navy. Mereka nampak cantik dan juga keren.
Pasangan pengantin itu memakai baju berwarna putih dengan ornamen emas. Ini adalah pertama kalinya aku bertemu Lottie. Tapi, aku sudah bisa menilai kalau dia akan jadi ratu yang baik. Yah, aku memang baru pertama kali bertemu Lottie. Itu karena budaya wilayah Sterm yang melarang keluarga pengantin pria untuk menemui mempelai wanita setelah keduanya bertunangan selama 3 tahun lamanya. Karena, mereka takut ada salah satu keluarga dari pihak mempelai pria yang akan menyukai mempelai wanita. Kalau mempelai wanitanya secantik Lottie sih wajar. Apalagi, keluarga kekaisaran kan rata-rata adalah laki-laki. Tapi, sayangnya walau mereka laki-laki, tidak ada satu pun dari mereka yang menunjukkan ketertarikan pada lawan jenis. Haha...
"Bukankah Yang Mulia Ratu Charlotte sangat cantik, Putri?" Tanya Xera.
Aku mengangguk. Kan, apa ku bilang. Orang lain saja setuju kalau sepupu iparku itu sangat cantik. Avanka memang sangat beruntung.
"Iya, Lottie memang sangat cantik!" Kataku tanpa sedikit pun mengalihkan perhatian dari Lottie yang duduk sembari melambaikan tangannya.
Lihat saja bibir yang terus menyunggingkan senyum itu. Sudah cantik. Senyumnya manis pula. Benar-benar sempurna.
Ah, mata kami bertemu!
"Halo, Ristel!" Katanya pelan. Lottie tersenyum. Kedua matanya terpejam.
"Halo, Lottie!"
Bibirku tanpa sadar langsung tersenyum lebar. Argh! Aku ingin punya kakak ipar yang seperti Lottie! Tapi, melihat kelima kakakku itu. Entah kenapa aku sudah punya firasat kalau keinginanku itu terkesan mustahil.
Lihat saja mereka! Ada ratusan wanita cantik, kaya dan muda yang mengerubungi mereka. Tapi, perhatian mereka tetap tertuju padaku. Kedua mata hitam dan hijau itu terlihat seperti akan keluar karena mereka terus memelotot. Mata mereka itu punya fitur untuk membuat gadis selain aku jadi transparan, ya? Bahkan Bervan yang kukira waras ternyata sama gilanya dengan keempat saudaranya. Darah memang lebih kental dari air.
"Tuan Putri jauh lebih cantik!" Puji Elea. Tersenyum.
Aku ikut tersenyum. Tanganku menggaruk tengkukku yang tak gatal. Entah kenapa rasanya jadi salah tinggi karena dipuji Elea. Mungkin karena Elea adalah anak yang jujur dan polos. Jadi, apapun yang keluar dari bibirnya jelas adalah kenyataan.
Maaf ya, Lottie. Tapi, aku lebih percaya ucapan Elea dibandingkan apa yang terpantul di cermin.
"Elea, apa kau punya varian baru? Aku baru saja mendapatkan ide!" Seruku.
Kelima gadis itu terlihat saling tatap satu sama lain. Wajah mereka nampak aneh.
"Varian rasa daging sa.....Ngg.... hngg..."
Selena dengan cepat menutup mulutku dengan tangannya.
"Maaf Tuan Putri. Tapi, saya melakukan ini demi keberlangsungan hidup manusia." Kata Selena.
Aku menatapnya datar. Selena melepaskan tangannya.
Memangnya apa yang salah dengan ideku? Itu kan sangat brilian. Kuaci rasa daging sapi panggang. Siapa yang pernah kepikiran ide itu?
Yang harus mereka lakukan adalah menghancurkan daging sapi panggang. Lalu, memerasnya hingga mendapatkan sari pati daging. Setelahnya, hanya tinggal membuatnya menjadi serbuk. Lalu, tinggal membalut biji bunga matahari dengan bubuk daging sapi panggang. Selesai.
Kalau diingat lagi, semua ideku ditolak tepat setelah aku memberikan ideku waktu pertama kali. Varian rasa mangga. Ah, kalau dipikir lagi, rasa kuacinya memang aneh, sih. Haha, Selena benar. Dia harus menyelamatkan populasi umat manusia dengan menahan mulutku.
"Maaf, Tuan Putri! Tapi, kita kan menjual kuaci dan bukannya racun!"
Jleb!
Terlalu jujur itu tidak baik rupanya. Dan, bisa-bisanya Elea mengatakan hal sekejam itu dengan wajah cantiknya. Aku kan jadi tidak bisa marah.
"Saya yang akan memikirkan idenya. Jadi, Tuan Putri santai saja. Anda kan sudah banyak membantu saya!"
Aku mengangguk. Mengusap darah di jantungku yang terluka karena serangan kalimat tajam Elea.
"Tuan Putri, dimana Tuan Ascian? Biasanya dia selalu menempel pada Tuan Putri." Tanya Xera sembari menatap sekitar.
Wajahku langsung memerah.
Sejak kejadian di balkon kemarin, aku dan Ian jadi sedikit menjauh. Lebih tepatnya, aku yang menghindarinya. Itu karena setiap kali aku melihatnya, wajahku akan langsung menjadi semerah tomat. Dan, bahkan sekarang hanya dengan mendengar namanya disebut saja aku sudah jadi kepiting rebus.
Deg! Deg! Deg!
Argh! Apa-apaan detak jantung sialan ini?! Dan, kenapa juga rasanya perutku geli. Seperti ada jutaan kupu-kupu yang terbang di dalamnya.
Apa ini yang dinamakan...... sekarat?!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Princess✔ [Sequel BOTP]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Aku hanyalah siswi sma biasa yang menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan. Aku mati karena terpeleset kulit pisang. Dan, ketika aku bangun, 7 orang aneh melihat ke arahku. Kalian siapa?!?! Aku dimana?!?! Bayi!!! A...