Princess 108

1.4K 245 5
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

Besok adalah hari ulang tahunku yang ke 17. Setelah hari yang aku tunggu sudah berada jelas di depan mata, aku jadi semakin yakin kalau Ian tidak akan datang ke pesta ulang tahunku kali ini. Sama seperti ia yang tak datang di pesta ulang tahunku sebelumnya. Sebelumnya. Sebelumnya. Dan, sebelumnya. Ian sudah pergi. Dan, mungkin kali ini tidak akan kembali.

Janji yang ia tulis di atas secarik kertas tak lebih dari sekadar kalimat penenang untukku.

Ian tidak akan kembali.

Aku harus menerima kenyataan itu. Walau rasanya pahit. Tapi, memang seperti itulah kenyataan yang ada.

Aku menatap hamparan bunga penuh warna yang berbaris di hadapanku. Angin sepoi lembut menerbangkan rambutku.

"Hah!" Aku menghembuskan nafas panjang. Kembali menatap hamparan bunga di hadapanku. Angin sepoi kembali menerbangkan rambutku.

Memangnya, kenapa kalau Ian tidak datang di pesta ulang tahunku? Yang terpenting kan semua keluarga besarku bisa hadir. Kehadiran mereka jelas lebih penting dari kehadiran pria yang baru aku kenal selama 6 tahun dan pergi meninggalkanku begitu saja.

Sebelum mengenal Ian, aku kan baik-baik saja. Jadi, setelah dia pergi pun akan tetap begitu.

Hah! Andai semuanya bisa semudah yang aku katakan. Aku pasti tidak perlu galau di balkon kamarku begini. Sebenarnya, semua masalah ini bisa diselesaikan dengan minum alkohol. Usiaku juga sudah cukup untuk minum alkohol. Tapi, aku sudah berjanji untuk tidak pernah meminum alkohol karena aku tidak mau menunjukkan kebiasaanku saat mabuk __yang belum aku ketahui__ pada orang lain. Lagipula, rasanya kelima kakakku akan membunuhku kalau aku sampai berani menyentuh alkohol. Apalagi alasannya karena anak- laki-laki. Bisa-bisa nanti Ian ditemukan dalam keadaan jadi debu.

Bicara soal kakakku, mereka sudah mendapatkan calon istri masing-masing. Yah, belum semua, sih. Baru Alaric dan Si Kembar saja. Dimitri dan si kecil Euclid benar-benar menolak perjodohan paksa itu. Mereka berdua sampai mengancam akan menghapus nama 'Terium' dari nama belakang mereka. Dengan kata lain, mereka menghapus gelar sebagai pangeran sekaligus memutus hubungan dengan keluarga kekaisaran. Sebenarnya, kaisar terlihat sangat senang dengan keputusan mereka. Karena, beban hidupnya yang semula ada 5 jadi tersisa 3. Tapi, ratu menentang keputusan Dimitri dan Euclid. Jadi, perjodohan paksa itu dibatalkan begitu saja.

Alasan yang diberikan ratu pada orang tua calon mempelai wanita adalah karena kedua pangeran terakhir masih terlalu muda. Padahalkan, usia mereka sudah 23 dan 24 tahun. Muda apanya?! Yang seumur itu sih sudah pantas untuk menikah.

Ah, karena alasannya seperti itu, perjodohan paksa ini hanya ditunda. Bukan dibatalkan. Mungkin, beberapa tahun lagi akan kembali dilaksakan.

Calon istri Alaric adalah Zeraphina Dion Heliorm. Nama panggilannya adalah Zerina. Dia adalah putri dari Kerajaan Majaswet yang terkenal dengan keahlian mereka dalam membuat senjata. Karena berasal dari kerajaan yang membuat senjata, Zerina dikenal sebagai ksatria terbaik yang bisa menggunakan sejuta senjata. Julukannya adalah 'De Trone Prinse' yang berasal dari bahasa kuno. Artinya adalah 'Putri Senjata'. Walau merupakan seorang ksatria, Zerina sangatlah cantik. Rambutnya berwarna putih. Manik matanya berwarna hijau pucat. Begitu cantik.

Aku tahu hal itu karena aku pernah bertemu dengannya beberapa kali. Saat dia berkunjung ke istana kekaisaran. Saat pesta penyambutannya sebagai calon permaisuri. Dan, saat aku bermain ke rumahnya.

Calon Bervan adalah seorang mantan pembunuh bayaran. Namanya Zeionara Arc Ayram. Dia adalah rakyat biasa yang berhasil mendapatkan gelar Marquiss berkat kekayaannya sebagai pembunuh bayaran. Mungkin, kaisar berniat mengurangi sedikit beban hidupnya secara diam-diam.

Aku pernah bertemu Zeira. Tidak banyak. Hanya 1 kali ketika dia hadir ke istana kekaisaran. Dan, penampilannya benar-benar mirip dengan seorang pembunuh bayaran. Wajahnya dipenuhi luka. Rambutnya pendek. Benar-benar pendek seperti potongan rambut pria. Tubuhnya berotot. Dan, dia selalu memakai celana dan bukannya gaun.

Benar-benar menyeramkan.

Aku langsung kabur setelah melihatnya. Bukan menyapanya. Entah kenapa aku jadi merasa sedikit bersalah.

Yang terakhir, calon tunangan Cedric. Astrella Dic Samatha. Arla adalah putri dari Duke Samatha yang memiliki banyak sekali usaha. Pertokoan. Cafe. Rumah makan. Dan, masih banyak lagi. Berbeda dengan calon istri kedua kakaknya yang bisa bertarung. Arla adalah gadis yang lemah lembut dan ramah. Rambutnya berwarna kuning cerah dengan manik mata senada. Membuat wajah ramahnya jadi makin nampak ceria.

Manusia manapun pasti akan langsung jatuh cinta begitu melihat Arla. Tapi, karena Cedric bukanlah manusia melainkan sejenis amoeba yang aneh. Jadi, dia tidak menyukai Arla. Alasannya karena dia terlalu lemah dan hanya akan jadi beban.

Hah! Ketiga kakakku sudah memiliki jodohnya. Tapi, kenapa aku masih belum?! Sebenarnya, jodohku ada dimana, sih?! Apa dia ingin bermain petak umpet denganku? Tapi, kenapa sembunyinya lama sekali?! Aku kan sudah lelah menunggu.

Kira-kira, siapa pria yang akan jadi jodohku nanti, ya? Dan, siapa wanita yang akan jadi jodohnya Ian, ya? Hah! Membayangkan Ian menikah dengan orang lain membuatku jadi dipenuhi api cemburu. Nanti aku asingkan saja jodohnya Ian agar aku bisa menggantikan posisinya. Itu jelas lebih baik daripada mengirim semua populasi wanita ke planet lain agar aku bisa memiliki Ian sepenuhnya.

Ikan di laut memang ada banyak. Tapi, yang aku mau hanya ikan bernama Ian saja. Tidak mau yang lain.

Aku menutup kedua mataku. Membayangkan Ian yang berusia 21 tahun muncul di hadapanku. Tanpa sadar, bibirku terangkat ketika aku menggerakkan tanganku ke depan. Menyentuh pipi Ian. Rasanya seperti bermain game VR tanpa alat. Tapi, kenapa rasanya nyata begini, ya?

Aku kembali menggerakkan tanganku. Menggerayangi dada Ian. Rasanya begitu keras seperti papan kayu. Apa karena aku pernah menyentuhnya jadi, tanganku masih mengingat rasanya?

Tanganku kembali bergerak. Kali ini menyentuh kepala Ian. Karena Ian 21 tahun terlalu tinggi, aku jadi harus berjinjit.

Ah, aku tidak pernah menduga kalau rambut Ian ternyata selembut ini.

Tunggu! Bukankah ini terlalu nyata untuk sebuah imajinasi?! Apa mungkin....

Aku membuka mataku. Kedua manik mataku membulat. Lihatlah di depanku, seorang pria berusia 21 tahun setinggi 182 cm berdiri di depanku. Rambut emasnya bergerak perlahan mengikuti arah angin sepoi yang bertiup lembut. Manik mata yang senada dengan rambutnya menatapku dengan penuh kasih. Bibir tipisnya terangkat.

Aku masih mematung. Menatap sosok yang berdiri di depanku dengan tak percaya. Sedetik kemudian, ketika aku melihat senyum di wajahnya jadi semakin lebar. Aku langsung memeluknya. Air mataku menetes dengan deras.

Ian balas memelukku.

Liontin bunga primrose di kalung yang melingkar di leherku seketika layu. Menandakan kalau perpisahan dengan si pemberi kalung sudah usai.

Malam sebelum hari ulang tahun ke 17 ku, aku menangis bahagia. Tapi, berbeda dengan Charolais. Dia tersenyum kecut. Menatapku dan Ian dari kejauhan. Kemudian pergi dengan hati yang hancur.

Charolais akhirnya mengakui hal yang berusaha ia sanggah.

Aku menyukai Ian. Bukan dia.

Dan, Charolais sudah tahu semua itu. Karena perasaanku terhubung dengannya.

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang