Princess 53

3.1K 505 5
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

Suar dari spirit api itu berhasil membawa kaisar dan ratu ke tempat kejadian. Hanya perlu waktu 10 detik sampai mereka datang. Tidak ada orang yang berani bermain-main dengan wajahku. Apalagi sampai mengirim suar. Kecuali kalau dia ingin cepat pergi ke akhirat. Jadi, wajar saja kalau kaisar langsung datang.

Dan, hal pertama yang dilakukan kaisar adalah menjejakkan kakinya di atas tanah. Membuat kerusakan hingga radius 2 km. Tujuannya adalah memasukkan Ian ke dalam lubang sumur sedalam 10 meter agar dia tidak kabur. Yah, kerusakan radius 2 km itu hanyalah bonusnya. Kaisar sebenarnya bisa saja hanya membuat lubang untuk menjebak Ian. Tapi, sayangnya dia terlalu marah ketika melihat kelima putranya cedera parah. Jadi, dia tidak bisa mengendalikan kekuatannya. Dan, sepertinya Ian pingsan karena tubuhnya terjatuh jauh sedalam 10 meter. Kalau manusia biasa, sepertinya ia akan mati. Untunglah, Ian adalah seorang monster.

Bagus! Sekarang, ada ratusan rumah dan pertokoan penduduk yang harus diperbaiki. Untunglah, tidak ada rumah bangsawan di sekitar sini. Jadi, kekaisaran tidak perlu memperbaiki istana besar beserta fasilitasnya. Tapi, memperbaiki ratusan rumah penduduk kan juga membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit.

Ratu menjetikkan jarinya. Sulur rambat perak muncul dari balik tanah. Terus merambat menuju ke dasar lubang. Membantu Ian untuk kembali ke permukaan. Sulur itu lantas kembali bergerak. Memecah menjadi 5 cabang. Membungkus seluruh tubuh kelima pangeran. Ratu konsentrasi penuh. Spiritnya mulai bekerja. Cahaya perak hangat membungkus tubuh kelima putranya. Sulur itu menjahit luka. Menghilangkan lebam. Mengganti sel yang rusak. Menyambung kembali tulang yang retak. Dan, dalam waktu 1 menit, kelima pangeran sudah sembuh.

Aku sudah ratusan bahkan ribuan kali melihat ratu menyembuhkan orang lain dengan sulur rambatnya. Membungkus mereka layaknya kepompong.

Kelima pangeran berjalan dengan sedikit tertatih menuju kedua orang tuanya. Wajah dan pakaian mereka kotor oleh debu dan asap yang beterbangan.

Keadaan di sekitar kami juga tak jauh dari buruk. Puing-puing rumah penduduk berhamburan. Rata dengan tanah. Rerumputan hangus karena api. Jalanan diselimuti es tebal. Lubang ada dimana-mana. Beberapa rumah bahkan masih terbakar oleh api.

"Ristel! Siapa yang mengirim suar?" Tanya kaisar sedikit cemas.

Aku nyengir. Menunjuk diriku sendiri.

"Ristel punya kekuatan?" Tanya kaisar tak percaya.

Aku mengangguk. Kaisar memeluk bahuku. Wajahnya pias.

Aduh! Bukankah harusnya dia senang karena putri semata wayangnya akhirnya punya kekuatan dan tidak akan jadi beban lagi? Kenapa malah memasang ekspresi seolah fakta kalau aku memiliki kekuatan adalah kesalahan besar? Lagipula, cepat atau lambat, aku akan tetap punya kekuatan sendiri.

Aku melirik Ian yang mulai tersadar. Kaisar sepertinya lebih cemas pada kekuatan spiritku dibanding pada tersangka dari semua kekacauan yang ada di sekitarnya.

Kenapa dia bersikap berlebihan begini, ya? Apa karena aku menggunakan kekuatanku secara terang-terangan? Aku dengar, dulu ratu menyembunyikan kekuatannya. Bahkan, sampai sekarang pun hanya ada beberapa orang yang mengetahui kekuatan spirit ratu.

"Siapa yang memberi Ristel kekuatan?"

"Charolais, putra dewa perang!"

Kaisar mengusap rambutnya yang berantakan. Dia nampak sangat tertekan.

Apa aku memang tidak seharusnya mendapatkan spirit? Tapi, aku tidak mau jadi beban yang hanya bisa melihat ketika kelima kakakku mati-matian bertarung demi diriku.

"Sayang, tidak apa! Menang sudah saatnya Ristel mendapatkan kekuatannya. Kita tidak bisa menahan Ristel selamanya!" Ratu menyentuh pundak kanan kaisar. Cahaya perak lembut menyelimuti tubuh kaisar. Sangat tipis hingga hampir tidak terlihat.

Kaisar jadi nampak sedikit lebih tenang.

"Ristel, rahasiakan kekuatanmu dari orang lain, mengerti?" Ratu memandangku lembut.

Aku tersenyum. Mengangguk. Ratu berjalan menghampiri Ian __yang menundukkan kepalanya__ sebelum kaisar dan kelima putranya memotong tubuh Ian.

Ratu menatap manik mata Ian. Manik mata emas itu berubah jadi biru, merah dan ungu. Nampak cantik. Tapi, tidak ketika aku tahu apa yang dirasakan Ian.

"Namamu Ian, bukan? Aku minta maaf karena tangan kanan putriku menyebutmu monster. Hal itu pasti membuatmu sangat marah sampai menyerang putra dan putriku. Tak apa. Aku mengerti perasaanmu." Ratu tersenyum, "Aku rasa Ristel berhasil membawamu kembali ke wujud manusia sebelum kau benar-benar berubah jadi monster sepenuhnya."

Aduh! Ratu kenapa sangat bijaksana dan rendah hati begini, sih? Dia nampak seperti bunga teratai yang tetap mengapung dengan tenang meski danaunya berombak. Aku kan jadi merasa seperti rumput liar di pinggir jalan yang sering diinjak dan dimakan sapi.

Aku sama sekali tidak mirip dengan ratu. Aku tidak anggun. Tidak bijaksana. Tidak rendah hati. Dan, tidak mirip dengannya dalam segala aspek. Hanya manik mata kami berdua yang sama. Apa aku ini sebenarnya adalah anak pungut yang kebetulan bermata mirip dengan ratu? Atau, karena aku berasal dari dunia lain, sifat dan sikapku jadi tidak mirip dengan ratu? Katanya, buah kan jatuh tidak jauh dari pohonnya. Tapi, kenapa 'buah'ku menggelinding jauh sekali dari 'pohon'nya?

"Aku dengar, Ristel menawarkanmu untuk jadi ksatria percobaan, bukan?"

Tunggu! Darimana ratu mendengar kabar itu? Ah, tentu saja! Dari siapa lagi kalau bukan dari teman hijaunya. Pepohonan yang kebetulan masih hidup itu pasti menceritakan semuanya. Baguslah! Aku jadi tidak perlu bersusah payah menjelaskan semuanya pada ratu. Ah, pantas saja ratu tidak langsung mengikat Ian dengan sulur peraknya. Itu karena ratu sudah tahu cerita sebenarnya.

Ratu memang anggun dan baik hati. Tapi, tidak kepada orang yang sudah atau berniat menyakiti keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Karena Ian bisa dibilang tidak sengaja menyakitiku dan kelima pangeran juga Laure. Jadi, aku rasa ratu tidak menyimpan dendam pribadi padanya.

"Aku menerimanya."

Kaisar dan kelima pangeran tertegun. Hendak protes. Tapi, tidak ada satu pun yang berani angkat suara. Keputusan ratu adalah hal yang mutlak. Bisa dibilang, kekuasaan ratu bahkan lebih tinggi dari pada kaisar sendiri. Haha, wanita di jaman ini maupun di jamanku memang tetap jadi yang paling ditakuti, ya.

Ratu menjetikkan jarinya. Sebuah sulur rambat perak muncul dari balik tanah dan mulai menganyam dirinya sendiri. Sebuah pedang perak dengan lambang spirit flora muncul. Ratu mengambil pedang itu dan meletakkan mata pedangnya di pundak Ian yang masih menunduk.

"Ascian Xav Anarexi, mulai hari ini, aku, Qiya Arl Terium mengatakan kalau kau adalah ksatria percobaan tingkat S di Kekaisaran Terium." Ratu menggerakkan tangannya. Pedang itu berpindah ke pundak kiri Ian. Lantas, menghilang ketika ratu melemparnya ke sembarang arah.

Ksatria percobaan tingkat S? Itu adalah tingkat ksatria tertinggi. Biasanya, ksatria percobaan di tingkat itu diambil dari akademi pedang atau orang yang benar-benar hebat.

Apa artinya ratu mengakui Ian sebagai anak yang hebat hingga pantas mendapatkan tingkat itu?

Tapi, kenapa perasaanku jadi tidak enak, ya?

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang