Princess 55

3K 436 3
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

Para pangeran serius soal membangun taman baru. Tak jauh dari taman utama istana putri, ada sebuah taman yang baru selesai dibangun 2 jam lalu. Sebuah taman dengan seluruh tanaman, bunga dan ornamen berwarna biru. Di saat semua taman dipenuhi bunga berwarna-warni, taman itu adalah satu-satunya yang berwarna biru. Terlihat indah dan aneh saat dilihat dari atas.

Tak apa. Aku suka warna biru. Sudah sejak lama aku menginginkan sebuah taman berwarna biru. Akhirnya, bisa aku dapatkan meski harus mati dan terdampar dalam tubuh putri dengan kehidupan yang menyedihkan.

Para pangeran juga serius soal memperkerjakan pelayan dan koki tambahan. Mereka bahkan masih sempat mengadakan lomba memasak untuk memilih koki dengan bakat hebat. Padahalkan, piknik itu hanya berlangsung selama 3 jam saja. Dan, selama waktu itu berlangsung, kami kan tidak hanya makan dan makan. Aku ini memang rakus dan hebat kalau soal makanan. Tapi, kalau disuruh makan terus selama 3 jam tanpa henti sih lebih baik aku mati saja.

Ah, aku hampir lupa. Rumah para penduduk sudah selesai diperbaiki. Bertepatan dengan hari ulang tahunku. Rumah mereka menjadi lebih bagus dibandingkan sebelumnya. Rumah dengan lantai 1 berubah jadi lantai dua. Yang berlantai dua jadi lantai 3. Kaisar sepertinya bukan tipikal orang yang suka setengah-setengah dalam bertindak.

Seharusnya, pesta ulang tahunku masih bisa dilangsungkan walau secara mendadak. Tapi, aku menolaknya. Lagipula, seluruh aula pesta sudah selesai dibersihkan. Aku tidak mau membuat para pelayan harus bekerja dua kali.

Walau ulang tahunku tidak bisa dirayakan, tapi, festival Bintang Emas tetap berjalan sebagaimana mestinya. Mau dunia berakhir sekalipun, festival itu tetap akan dilakukan. Karena, Bintang Emas adalah hari dimana Kekaisaran Terium terbentuk. Yah, bisa dibilang kalau hari ulang tahunku bertepatan dengan hari ulang tahun Kekaisaran.

Seluruh kekaisaran dipenuhi dengan ornamen bintang emas. Batang pohon dililit lampu berkelap-kelip. Rumah penduduk berhiaskan lampu berbentuk bintang. Lampion bintang berbaris di sepanjang jalan. Anak-anak berlarian sembari membawa kembang api. Orang dewasa berlalu lalang. Pasangan muda mudi berjalan sembari bergandengan tangan. Penjual sibuk menawarkan dagangannya kepada pembeli yang terus meminta potongan harga.

Hari-hari di kekaisaran berlangsung seperti biasanya.

"Laure, kau boleh pergi!" Kataku sembari menatap Laure dari cermin di hadapanku.

"Baik, Putri! Saya berada di perpustakaan jika anda membutuhkan saya!" Laure menundukkan kepalanya.

"Tidak! Maksudku pulang saja ke rumahmu!"

"A-a-apa saya dipecat?!?!"

Aku memutar kepalaku. Menatap Laure datar. Sejak hampir mati karena serangan Ian, Laure jadi mudah cemas. Dia selalu berpikir kalau aku akan memecatnya. Tak peduli jika aku memujinya sekali pun. Aku rasa, Laure jadi begitu karena dia tidak bisa melindungiku. Padahal, aku sudah bilang kalau itu semua bukan salahnya.

Bagi Laure yang sudah melakukan sumpah setia padaku, seharusnya kepalanya itu dipotong karena tidak bisa melindungiku. Tapi, aku malah masih memperkerjakannya. Bagiku, konyol rasanya kalau harus memotong kepala Laure hanya karena dia pingsan terlebih dahulu setelah terkena serangan Ian. Dia sudah berusaha mati-matian melindungiku. Dan, itu sudah lebih dari cukup untuk membuktikan kesetiaannya.

"Hah! Laure, aku kan sudah pernah bilang kalau aku tidak akan pernah memecatmu. Jadi, tenang saja! Aku hanya memintamu untuk pulang ke rumah. Hari ini adalah festival Bintang Emas. Bukankah katamu kau ingin menghabiskan waktu bersama keluargamu di hari bahagia ini? Kau sudah 2 tahun tak pulang!"

Aku tersenyum dengan sangat tulus. Laure menatapku tak percaya.

"Anda tidak memecat saya, bukan?" Tanya Laure sekali lagi. Memastikan.

"Tidak! Dan, tidak akan pernah!"

"Terima kasih, Putri! Itu membuat saya jadi lebih tenang. Kalau begitu, saya pamit!"

Aku mengangguk. Laure melangkah pergi. Aku kembali menatap pantulan tubuhku di cermin. Gaun selutut tanpa lipatan terbuat dari sutra berwarna lilac membalut tubuhku. Gaun ini sangat sederhana untuk ukuran putri kekaisaran yang kaya. Tak ada permata atau pun aksesoris mewah yang menghiasinya. Sepatu berwarna senada tanpa adanya hak barang 1 mm melindungi kakiku. Rambut panjangku dikepang dua ke depan. Membuatku nampak semakin cantik dan menggemaskan. Visual seorang putri kekaisaran memang tidak bisa dianggap remeh, ya.

Idol di duniaku saja rasanya kalah cantik dengan diriku. Hehehehe.....

Aku berjalan menuju taman biru setelah memastikan aku nampak sempurna. Yah, sebenarnya tidak terlalu sempurna. Aku seharusnya memakai pakaian yang sedikit lebih mewah. Tapi, sama seperti ratu, aku lebih suka memakai pakaian yang sederhana. Asalkan, bisa membuatku merasa nyaman. Lagipula, tanpa harus memakai pakaian mewah pun orang-orang sudah tahu siapa aku sebenarnya. Jadi, daripada memakai pakaian mewah hanya untuk menunjukkan kekayaanku, aku lebih memilih memanjakan lidah dan perutku dengan makanan yang enak.

Sebelum aku pergi piknik dengan keluargaku, ada satu tamu lagi yang harus datang. Aku akan menjemputnya karena aku yakin, dengan sikapnya yang dingin dan menyebalkan itu, dia tidak akan mau datang meski kepalanya jadi taruhan.

Jarak istana ke tempat latihan ksatria percobaan kekaisaran cuma 1 km. Memang lebih cepat kalau menggunakan kereta kuda atau spirit angin. Tapi, kaisar bilang aku tidak boleh menggunakan kekuatanku secara blak-blakan. Aku sudah memilih untuk menjadi pengguna spirit es. Jadi, spirit lain harus disembunyikan. Memang menyebalkan, sih. Ada 7 kekuatan dalam diriku. Dan, aku hanya boleh menggunakan satu.

Semua ini memang dilakukan untuk melindungiku. Mengingat bahwa ratu sudah diserang bahkan sejak masih bayi, seluruh anggota kekaisaran berusaha mati-matian melindungiku.

Kaisar bahan bertekad untuk memukul kepala Charolais begitu aku menceritakan semuanya. Kelima pangeran juga memiliki tekad yang sama.

Aku tidak tahu kenapa mereka semua bersikap seolah tidak suka kalau aku memiliki kekuatan hebat. Apa mereka lebih suka aku diam saja dan menjadi beban? Hah! Orang dewasa memang sulit dimengerti.

Aduh! Padahal baru berjalan 200 meter. Kenapa kakiku terasa pegal begini. Umurku kan baru 6 tahun. Masa anak usia 6 tahun punya fisik seperti orang jompo begini, sih! Payah sekali! Ini semua pasti terjadi karena kaisar terus memintaku naik kereta kuda kemana pun aku pergi. Fisikku jadi lemah begini.

Aku menghentakkan kaki kananku di atas tanah. Sebuah jalanan dari es muncul. Memanjang hingga 800 meter ke depan. Aku menggerakkan tanganku. Sebuah mata pisau es muncul di sepatuku. Aku mulai berjalan. Permukaan es yang licin dan ujung mata pisau bergesekan. Membuatku bergerak.

Negara tempatku tinggal dulu adalah negara dengan iklim tropis. Jadi, tidak pernah sekali pun aku melihat salju atau bermain seluncuran es. Tapi, aku berhasil melakukannya dalam satu kali percobaan. Aku ini memang sangat berbakat, ya.

Entah mengapa aku merasa jadi putri es di kartun kesukaanku. Apa aku harus mengubah sifat dan sikapku jadi dingin agar mendukung kekuatanku? Kelihatannya susah, deh.

Aku tiba di tempat latihan ksatria percobaan kekaisaran 5 menit kemudian. Dan, sesuatu yang buruk sudah menyambutku.

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang