*****
Aku tersenyum. Menatap kedua ksatria yang gemetaran itu. Kalau yang mereka hadapi adalah ratu, mereka pasti tidak akan bersikap berlebihan begitu. Karena, ratu adalah wanita yang pemaaf. Palingan mereka hanya diminta untuk lebih berhati-hati. Sayangnya, yang mereka hadapi adalah aku. Dan, aku tidak sebaik ratu.
Aku akan menghukum orang yang memang pantas dihukum.
Coba kita lihat apa kesalahan dua ksatria ini. Hmm, pertama! Main keroyokan dengan anak kecil yang kelaparan hanya karena sepotong roti. Kedua, berteriak dan memandang remeh Tuan Putri alias diriku. Dan, ketiga, masih belum meminta maaf padahal jelas mereka berdua berbuat salah.
Baiklah! Aturan kekaisaran memang meminta agar setiap pelaku kejahatan _mau itu besar atau kecil_ mendapatkan hukuman fisik sebelum dipenjara. Kedua ksatria ini juga tidak tahu kalau aku adalah Putri karena sedang menyamar. Dan, ketiga, aku rasa mereka terlalu takut sampai tidak bisa membuka bibir untuk bicara.
Jika kaisar mendengar berita kalau dua ksatria itu melakukan tiga kesalahan sekaligus, mungkin saja kepala mereka akan terpisah dari badan. Paling parah, keluarga mereka juga terkena imbasnya. Karena, kejahatan pada anggota keluarga kekaisaran adalah kejahatan terbesar.
Dan jangan lupa dengan kelima pangeran yang pasti akan memotong tangan dan kaki mereka. Ditambah, keluarga besar dari kekaisaran sebelah yang akan mencincang tubuh mereka hingga bagian terkecil.
"Kalian tidak mau minta maaf?" Tanyaku dengan ekspresi wajah yang penuh ancaman.
Kedua ksatria itu langsung bersimpuh. Air mata mengalir deras di pipi mereka.
"Tolong maafkan kami, Putri!"
"Kami memang layak mati. Tapi, tolong jangan!"
Ya ampun, permintaan maaf jenis apa itu? Layak mati. Tapi, memohon agar tidak dibunuh? Lalu, apa-apaan dengan air mata dan ingus itu? Masa ksatria kekaisaran menangis sampai hidungnya berlendir? Mereka memang manusia yang memiliki perasaan. Tapi, masa menangis hanya karena hal sepele begini.
Hah!!! Apa boleh buat! Walau aku tak sebaik ratu. Aku masih punya perikemanusiaan.
Kira-kira, hukuman apa yang pantas untuk mereka? Aku tidak mau memecat atau memotong gaji mereka karena mungkin saja kedua ksatria itu adalah satu-satunya tulang punggung keluarga. Aku tidak akan membuat orang lain terkena imbas atas apa yang dilakukan kedua pria ini. Kalau begitu, hukuman apa, ya?"
Ah, aku tahu!!!
"Perbuatan kalian tidak bisa dimaafkan! Kalian berdua pantas mendapatkan hukuman yang paling berat!" Aku menatap kedua pria yang masih bersimpuh itu dengan tatapan penuh intimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Princess✔ [Sequel BOTP]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Aku hanyalah siswi sma biasa yang menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan. Aku mati karena terpeleset kulit pisang. Dan, ketika aku bangun, 7 orang aneh melihat ke arahku. Kalian siapa?!?! Aku dimana?!?! Bayi!!! A...