👑👑👑
Kelima pangeran masih bertengkar dengan Charolais di sana. Wajah kelima pangeran terlihat begitu marah. Sementara, Charolais tetap tenang seperti biasa. Perbedaan kekuatan mereka jelas sangat jauh. Charolais lebih unggul dibandingkan kelima pangeran. Bahkan, jika mereka menyerang bersama-sama, tidak akan ada perbedaan yang terjadi. Charolais tetaplah unggul.
Aku dan kelima temanku menatap ngeri pemandangan di depan kami. Langit biru berubah menjadi mencekam. Ribuan balok es, tornado, tombak air dan bola api itu menghalangi sinar matahari. Taman istana kekaisaran berubah menjadi segelap malam. Seolah, ada awan mendung raksasa yang berada di atasnya.
Aku sama sekali tidak menduga kalau kelima pangeran akan langsung menyerang Charolais karena memukul kepalaku. Aku senang karena mereka berlima membela diriku. Tapi, menyerang langsung tanpa mengetahui siapa lawan mereka adalah tindakan yang terlalu sembrono. Hal itu bisa saja membahayakan nyawa mereka suatu hari nanti.
Aku harus menghentikan pertengkaran mereka. Tapi, kelima temanku sendiri nampak kacau. Mereka ketakutan. Terlebih Ellea, dia bermandikan keringat. Tubuhnya bergetar hebat. Dia pasti sangat ketakutan. Empat gadis yang memiliki kekuatan saja merasa ketakutan. Apalagi Ellea yang tidak memilikinya. Satu-satunya hal yang membuatku tidak perlu merasa khawatir akan keselamatan Ellea adalah katena Alanda kelihatannya begitu melindungi Ellea. Walau Alanda tidak memiliki kekuatan spirit. Tapi, kemampuan fisiknya sangat hebat. Kemampuan itu lebih dari cukup untuk melindungi Ellea dari serangan para anak laki-laki sialan itu.
Dimitri meluruskan tangannya. Manik mata hitam itu menatap Charolais tajam. Ribuan angin tornado melesat maju. Memakan semua hal yang menghalangi jalan mereka. Aku menggigit bibir bawahku. Kami tidak akan tersapu angin itu karena dia berada cukup jauh dari tempat kami berdiri dan sepertinya Dimitri berhasil mengatur anginnya meski tak banyak. Tapi, tetap saja, dengan ukuran yang hampir menyentuh atap istanaku, kami akan tetap terhisap walau tak sampai masuk ke dalamnya.
Dimitri bisa membuat angin tornado raksasa itu terasa seperti angin sepoi bagi kami. Tapi, karena dia terlalu dihantui rasa marah, dia jadi tidak bisa mengendalikan tornadonya. Setidaknya, dia bisa membuat kami tidak terseret masuk ke dalam anginnya.
Brak!!! Sruk!!! Pyar!!!
Dinding istanaku yang terbuat dari marmer mengelupas. Masuk ke dalam angin tornado. Berpilin. Menabrak benda apapun yang ada di dekatnya.
Tapi, sepertinya Dimitri tidak peduli dengan benda lain yang terseret masuk.
Angin tornado yang dibuat oleh Athaya bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan tornado Dimitri. Kalau tornado milik Athaya masih ada, aku yakin tornado milik Dimitri akan melahapnya. Sama seperti mesin penyedot debu yang menghisap sebutir pasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Princess✔ [Sequel BOTP]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Aku hanyalah siswi sma biasa yang menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan. Aku mati karena terpeleset kulit pisang. Dan, ketika aku bangun, 7 orang aneh melihat ke arahku. Kalian siapa?!?! Aku dimana?!?! Bayi!!! A...