Princess 81

2K 318 0
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

Aula pesta begitu ramai. Ah, malahan sebenarnya seluruh sudut istana kekaisaran begitu ramai. Rasanya, hampir semua manusia yang ada di dunia ini berada di istana. Semuanya memakai gaun yang mewah dengan taburan permata yang begitu berkilau. Kilauan puluhan lampu permata yang menggantung di langit-langit aula pesta utama Terium saja hanya bagaikan serbuk glitter di tengah gudang permata.

Kali ini, aku sudah siap. Para pelayan tidak lagi membutuhkan waktu belasan jam untuk mendandaniku. Karena, aku sudah menyiapkan semua yang akan aku pakai di pesta satu minggu sebelumnya. Gaun. Sepatu. Jepit rambut. Gelang. Kalung. Cincin. Anting-anting. Aku sudah menyiapkan semuanya.

Gaun warna merah terang dengan model asymmetrical layered  yang berhiaskan taburan permata mungil di bagian paling bawah dan bagian dada. Permata mungil itu nampak seperti sequin. Jadi, tidak terlalu kelihatan mewah. Padahal, harga gaunnya cukup untuk membeli 1 istana. Haha.....Aku sendiri sengaja memilih warna merah agar terlihat begitu mencolok. Supaya orang-orang tau kalau akulah tokoh utama dalam pesta kali ini.

Wanita di keluarga kekaisaran yang lain juga memakai model gaun yang sama dengan gaunku. Hanya saja, warna gaun mereka terlihat lebih muda dan terang dibandingkan aku. Sepertinya, mereka tidak ingin mengambil 'peran utama' dalam pesta ini.

Untuk gaya rambut, aku menggunakan model simple bun yang memang cocok untuk pesta formal. Ada hiasan bunga di bagian samping kepalaku agar tidak terlalu sederhana. Aku jadi terlihat lebih cantik dan bijaksana dengan model rambut itu.

Bagian sepatu, tentu saja flat shoes dengan sedikit hak berwarna merah. Ada ukiran berbentuk sulur rambat dan bunga di seluruh bagiannya.

Sekarang, karena aku sudah siap. Aku hanya tinggal menunggu sampai Ian dan ksatria istana yang lain untuk menjemputku.

Tok! Tok! Tok!

Wuah, mereka datang tepat pada waktunya. Ian-ku ini memang sangat peka.

Aku berjalan menuju pintu. Ketika kedua tanganku menarik gagang pintu, manik mataku langsung menangkap sosok pria yang aku kenal. Ian berdiri di sana. Dengan pakaian ksatria resmi berwarna merah dengan ornamen hitam. Terlihat sangat cocok di tubuhnya. Juga serasi dengan pakaianku. Bukankah kami terlihat seperti pasangan yang memakai baju sama? Argh! Apa sih yang aku pikirkan?! Ini kan hanya baju biasa. Kenapa sampai kepikiran begini? Tapi, ini semua kan salah Ian. Kenapa dia memakai pakaian seperti itu disaat ksatria lain memakai pakaian berwarna perak?!

Apa dia sengaja? Apalagi yang aku pikirkan, sih?! Memangnya, apa untungnya bagi Ian kalau memakai pakaian yang sama denganku? Yang ada orang-orang akan mengira kalau kami memakai pakaian yang sama seperti pasangan. Tunggu! Bagaimana kalau memang itu tujuannya?

Argh!!! Aku ini sudah gila! Aku harus meminta Paman Kiel untuk menyembuhkan kegilaanku.

"Tuan Putri?" Tanya Ian.

Aku sadar dari pikiran gilaku. Aku menatap Ian dan beberapa ksatria yang berdiri di belakangnya. Wajah mereka sama bingungnya dengan Ian. Malahan, ada tatapan aneh dari mata mereka. Seolah, mereka baru saja melihat orang gila yang sedang kumat. Haha, orang gila itu pasti aku, kan? Karena aku terus memasang ekspresi aneh ketika memikirkan pakaian Ian tadi. Entah kenapa aku ingin jadi ikan cupang saja saat ini.

"Hahaha, mari kita pergi!" Wajahku langsung berubah jadi serius setelah kalimat itu berakhir.

Ian dan para ksatria itu mengangguk. Aku berjalan terlebih dahulu. Mereka dengan cepat mengawal diriku. 2 ksatria berdiri di depan. 4 ksatria berjalan di kanan dan kiriku. Sementara, 2 ksatria sisanya berada di belakang. Ian berjalan di dekatku. Ikut masuk ke dalam benteng para ksatria.

Aku tidak tahu kenapa ayahku repot-repot mengirim ksatria untuk menjaga putrinya yang begitu hebat ini. Di dalam istana sendiri pula. Memangnya siapa yang akan menyerang? Satu-satunya ancaman yang ada kan hanyalah para sepupuku itu. Dan, tidak cukup hanya menggunakan beberapa ksatria untuk mengusir mereka agar menjauh dariku.

"Apakah anda sudah menyiapkan hadiah untuk Nona Charlotte, Tuan Putri?" Tanya Ian.

Aku menatap Ian. Kemudian mengangguk.

Hadiah untuk Lottie berupa gaun dari kain tenun khas kampung halamannya sudah jadi kemarin. Aku juga sudah membungkusnya dengan kotak kado lengkap dengan hiasan dari bunga mawar. Dari buku yang ditunjukkan Ian, di wilayah Sterm, bunga mawar melambangkan cinta dan ucapan selamat datang. Aku harap Lottie senang menjadi bagian dari Kekaisaran Peranto. Walau itu artinya dia harus menyiapkan fisik dan mental untuk menghadapi kegilaan para sepupu Avanka.

"Pernikahan Yang Mulia Kaisar Avanka dan Nona Charlotte baru akan dimulai besok, bukan?

Aku kembali mengangguk.

Acara pesta kali ini hanyalah pesta debutanteku dan festival bintang emas. Lalu, besok baru pernikahan Avanka dan Lottie. Kaisar bilang kalau mengadakan 3 pesta dalam 1 waktu akan memakan waktu seharian. Jadi, pernikahannya ditunda, deh.

"Apa kau sudah memberikan hadiahmu, Ian?"

Bicara soal hadiah, Ian kemarin juga membuat sesuatu bersamaku. Sebuah boneka yang terbuat dari kain tenun khas Duchy Sterm. Boneka yang mirip dengan Avanka dan Lottie. Keduanya memakai gaun pengantin. Dan, semuanya dijahit dan didesign oleh Ian sendiri. Aku sendiri juga tidak menyangka kalau Ian punya bakat dalam menjahit dan membuat boneka.

Ian menggeleng, "Saya rasa seseorang seperti saya tidak pantas memberikan hadiah untuk Kaisar dan permaisurinya."

Langkah kakiku terhenti. Kepalaku menunduk. Benteng ksatria yang mengekor juga berhenti. Begitu pula dengan Ian.

"Tuan Putri?" Tanya Ian bingung.

"Apa maksudmu tidak pantas? Kau kan sudah menyiapkannya dengan baik. Hanya karena kau seorang 'Ian'. Bukan berarti kau harus merendahkan dirimu. Aku saja menganggap kau sempurna, kok! Kau ini benar-benar, ya! Cepat berikan kadonya atau kutendang kau keluar dari istana!"

Ian tertawa. Aku langsung membatu. Dengan cepat menutup bibirku. Wajahku memerah.

Apa yang baru saja aku katakan?!

Aku menyibak benteng ksatria. Dengan secepat kilat langsung melarikan diri dari situasi memalukan ini.

"Tuan Putri!!!" Teriak Ian kencang.

Aku tak peduli. Kedua kakiku terus berlari sekencang yang aku bisa.

Aku baru berhenti ketika tiba di aula utama pesta. Karena terus berlari tanpa memikirkan apapun, tanpa sadar aku sudah ada di depan aula pesta. Wuah, kakiku hebat sekali. Padahal setidaknya aku harus naik kereta kuda selama 10 menit agar bisa sampai. Tapi, aku bisa berlari secepat ini.

Hah! Rasa lelahnya baru terasa sekarang. Nafasku begitu sesak.

Tunggu! Karena aku sudah ada di sini. Apa sebaiknya aku langsung masuk saja? Tapi, aku kan harus masuk bersama Ian. Apa aku tunggu saja dia sampai kembali. Tapi, aku tidak punya keberanian untuk muncul di hadapan Ian setelah apa yang baru saja aku katakan.

Sekarang, aku harus melakukan apa

Kenapa aku harus mengatakan hal yang memalukan itu?!?! 

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang