Princess 44

3.2K 472 5
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

Aku sama sekali tidak tahu mengerti dengan ucapan Laure. Monster katanya? Kalau yang dimaksud monster adalah makhluk bertubuh besar dan tinggi dengan wajah menyeramkan, cakar dan taring yang tajam, maka, aku tidak menemukannya. Tidak ada satu pun monster di sini. Yang ada hanyalah aku, Ian dan rakyat yang berusaha sebaik mungkin bersikap seolah tak melihat dan mendengar apapun. Lagipula, memangnya di dunia ini ada monster juga?

Aku melirik Ian. Anak laki-laki penuh misteri itu menatap Laure dengan matanya yang berubah jadi merah darah. Tatapan Ian persis seperti tatapan singa yang menemukan mangsanya.

Menyeramkan.

Dan, entah kenapa aku merasa ada aura panas yang mengelilingi tubuh Ian.

Sebenarnya, siapa anak ini? Kenapa manik matanya berubah jadi merah darah? Kenapa dia menatap Laure seolah akan membunuhnya? Kenapa ada aura panas di tubuhnya?

Apa benar Ian adalah monster? Tapi, dia nampak seperti anak laki-laki biasa. Tidak ada tubuh besar nan tinggi dengan wajah menyeramkan juga taring dan cakar yang tajam.

Laure dengan cepat menyambar tubuhku menjauh dari Ian yang melayangkan pukulan bedentum pada Laure. Aku yang berada dalam pelukan Laure langsung merinding begitu melihat jalanan di ibukota yang berlubang.

Pukulan Ian sama dengan kekuatan spirit penghancur milik kaisar. Tapi, dalam versi kecil.

Bagaimana mungkin seorang anak kecil berusia 10 tahun bisa memiliki kekuatan seperti itu. Aku yakin kalau itu semua bukanlah kekuatan Ian yang sebenarnya. Dia hanya menggunakan sebagian kecil kekuatannya. Dan, kekuatannya ini berbeda dengan kekuatan yang ia pakai saat melumpuhkan 3 ksatria penjaga. Tunggu! Darimana aku mendapatkan kesimpulan ini?

Ian menatap Laure tajam. Dengan cepat ia bergerak. Mengejar Laure yang tak kalah cepat. Berkali-kali ia melemparkan pukulan berdentum dari jarak jauh. Laure yang memiliki kekuatan spirit batu langsung membuat tameng sambil beberapa kali mengirim serangan.

Batu kecil dengan ujung lancip keluar dalam jumlah banyak dari tangan kiri Laure. Sementara, tangan kanannya memeluk tubuhku erat.

Rakyat yang berada di sekitar tempat perkelahian antara Laure dan Ian langsung melarikan diri ke tempat yang aman. Sebelum, kepala mereka hancur karena pukulan Ian atau tubuh mereka berlubang karena batu runcing Laure. Tameng api, air, tanaman, angin, tanah dan es muncul di semua tempat. Rakyat benar-benar berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan nyawa mereka. Walau, tetap ada beberapa rakyat yang terluka karena terkena serpihan batu Laure. Aku rasa akan ada acara pengobatan gratis di kekaisaran sore nanti.

Kalau mereka berdua memang memiliki dendam pribadi satu sama lain, bukankah lebih baik menyelesaikannya sendiri tanpa membuat rakyat yang tak bersalah ikut merasakannya?

Aku sendiri tidak tahu kenapa situasinya tiba-tiba jadi seperti ini. Awalnya, aku hanya ingin menyelamatkan seorang anak yang akan dipukul oleh 5 ksatria penjaga. Aku mengikutinya dengan harapan dia mau jadi ksatria percobaan. Tapi, kenapa sekarang dia malah mengamuk dan berusaha membunuhku? Sebenarnya, salahku ada dimana? Di bagian menyelamatkan atau mengikuti? Ataukah keduanya?

Belasan rumah penduduk rata dengan tanah akibat pukulan berdentum dari Ian. Batu runcing Laure menancap di beberapa dahan pohon. Ratusan rakyat berlari sekuat tenaga demi menyelamatkan diri. Sama sekali tidak peduli dengan harta benda mereka. Karena jelas, kekaisaran akan mengganti semua kerugian yang ada. Apalagi, penyebab pertengkaran ini adalah demi menyelamatkan putri yang sangat mereka sayang.

BUM!!! BUM!!! BUM!!!

Ian mengirimkan pukulan berdentum tanpa henti. Laure berusaha mati-matian menghindar. Keringat mengalir di dahinya. Laure merapatkan bibirnya. Terlihat jelas kalau Laure kewalahan menghadapi  serangan Ian. Padahal, Laure adalah  satu dari 7 orang dengan kekuatan spirit batu level tertinggi di kekaisaran. Artinya, kekuatan Ian memang sangat hebat.

Aku menatap Ian yang terus mengejar Laure seperti orang kesetanan. Ah, Ian sama sekali tidak berkedip. Anehnya, tidak ada genangan air mata di pelupuk matanya. Dan, kenapa ada sesuatu seperti asap di kelopak matanya. Padahal, jelas kalau Ian tidak memakai eyeliner tadi.

Dia nampak seperti sedang dikendalikan seseorang. Atau, lebih tepatnya tidak bisa mengendalikan kekuatannya. Tapi, apa yang membuat Ian berubah jadi seperti ini? Apa karena Laure memintanya menjauh dariku? Atau, karena Laure mengatakan kalau dia adalah monster. Nggg, aku rasa alasan kedua lebih masuk akal.

Tapi, kenapa Ian bisa sebegitu marahnya hanya karena disebut monster? Jika dia bukanlah seorang monster, dia tidak mungkin marah. Kecuali, kalau dia......memang seorang monster. Tapi, walaupun begitu Ian tetap terlihat seperti anak laki-laki normal di mataku.

Ian mempercepat langkah kakinya. Dengan waktu singkat, ia berhasil menyusul Laure yang berlari di atas atap rumah seorang rakyat. Ian mengepalkan tangan kanannya. Secepat kilat ia melayangkan tangannya.

BUM!!!

Laure berhasil menghindari pukulan itu. Tapi, tubuh bagian kirinya tetap terkena sedikit pukulan. Laure terjatuh dari atas atap setinggi 7 meter. Dengan erat dia memelukku. Mencegah tubuhku terluka karena terjatuh dari ketinggian.

Ian berdiri di pinggir atap. Menatap Laure dengan manik mata merah darahnya. Dan, entah kenapa aku bisa merasakan kemarahan dalam tubuhnya.

Laure menutup mata. Sebuah bola batu membungkus tubuh kami. Laure sudah tidak bisa bergerak lagi. Dan, hanya tinggal menunggu waktu sampai Ian memukul kami berdua.

BUM!!!

Ian melayangkan sebuah pukulan. Pukulannya itu berhasil memecah tameng batu milik Laure yang bahkan tidak bisa dipecah oleh para pangeran. Padahal, Ian hanya menggunakan setengah kekuatannya.

20 ksatria muncul di antara panasnya pertarungan. Salah seorang dari mereka menggerakkan tangannya. Tanah yang dipijak Ian bergerak. Membawa Ian menjauh dari kami. Ksatria lain melayangkan serangan. Api, air, es dan angin melayang menuju Ian dengan kecepatan tinggi. Telak mengenai tubuhnya.

Manusia biasa akan langsung mati hanya dengan satu serangan. Tapi, entah kenapa Ian masih baik-baik saja. Dia hanya terkena luka lebam. Dia bahkan bisa langsung berdiri setelah terjatuh. Fisik dan kekuatannya benar-benar luar biasa. Salah seorang ksatria langsung membawaku dan Laure ke tempat yang aman.

Laure pingsan karena terjatuh dari ketinggian. Sementara, aku baik-baik saja. Hanya sedikit lecet di kepala dan kotor di seluruh tubuh. Liontin kalung yang tidak memancarkan cahaya ini menjadi bukti kalau aku tidak terkuka parah.

Dua puluh ksatria mengitari aku dan Laure. Menjadi benteng hidup yang menjaga kami dari serangan Ian yang membabi buta.

Aku melepaskan diri dari pelukan Laure dan menatap Ian dari celah tubuh para ksatria.

Manik mata merah darahnya semakin meluas hingga hampir memenuhi putih matanya. Gigi taringnya memanjang. Begitu juga dengan kuku jarinya.

Aku meneguk ludah.

Ian memang seorang monster.

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang