👑👑👑
Aku masih berjalan di sekitaran jalanan ibukota. Masih berusaha mencari rumah sakit yang buka. Tapi, entah kenapa rasanya aku sudah menyerah soal mencari rumah sakit. Karena, hampir semuanya tutup. Kaisar alias ayahku mengirim semua pengguna spirit penyembuh level tertinggi untuk pergi ke wabah penyakit di luar Kekaisaran Terium. Sementara, pengguna spirit penyembuh level terendah masih berada di Terium. Tapi, karena mereka semua tidak bekerja di rumah sakit, aku jadi kesulitan menemukan mereka.
Kenapa kekaisaran ini tidak memakai sistem warna pakaian sesuai kekuatan, sih?! Aku kan jadi tidak perlu terlalu pusing mencari spirit penyembuh.
Masa aku harus bertanya satu-satu pada semua rakyat yang ada. Kalau menulis di papan memang lebih cepat alias membuat poster. Pasti akan ada banyak spirit penyembuh yang menghampiri. Terutama jika aku menuliskan ada imbalannya. Tapi, masalahnya kaisar melarang rakyatnya untuk memasang iklan dengan cara seperti itu karena dianggap mengalihkan perhatian dan menimbulkan kecelakaan. Berbeda halnya dengan memberikan brosur. Tapi, brosur kan butuh waktu lama.
Argh! Kekaisaran ini sebenarnya membenciku atau bagaimana, sih?!
Apa aku panggil saja Paman Niel kemari? Paman ketigaku itu kan adalah pengguna spirit penyembuh level tertinggi di Peranto. Ditambah dia juga yang paling normal di antara keempat pamanku yang lain. Dan, yang paling penting rasa kemanusiaannya tinggi. Dia pasti mau membantuku.
Tapi, kalau aku memanggil Paman Niel, keluarga besarku di Peranto pasti akan sangat khawatir padaku. Dan, ketika mereka mendapati kalau orang yang membutuhkan bantuan paman ketigaku bukanlah aku melainkan Elea. Mereka pasti akan membunuh Elea karena dianggap memanfaatkanku!
Argh!!! Aku harus apa?!?!
"Hei! Dewa Mesum! Kau ini memang suka membuntuti gadis muda, ya? Apa kau mencari tumbal?" Tanyaku pada Charolais yang berjalan di belakangku.
Entah kenapa Dewa Perang ini berjalan mengekoriku. Apa seorang dewa punya waktu luang sampai bisa membuntuti seorang gadis? Sudah begitu, berbeda dengan bayangan dewa yang aku pikirkan. Charolais ini lebih menunjukkan ciri-ciri sebagai iblis. Sebenarnya, dia ini beneran dewa atau bukan, sih?
"Setan pun akan menolak kalau kau yang dijadikan tumbal! Aku hanya ingin berjalan-jalan saja." Jawab Charolais santai.
Duag!!!
Aku berhenti melangkah. Dengan kencang aku menendang kaki kanan Charolais. Pria yang 6 tahun lebih tua dariku itu langsung memeluk kaki kanannya. Wajahnya meringis kesakitan.
"Sekarang kau sudah tidak bisa berjalan!" Kataku kembali melangkah.
"Hei! Gadis Barbarian!" Teriak Charolais.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Princess✔ [Sequel BOTP]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Aku hanyalah siswi sma biasa yang menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan. Aku mati karena terpeleset kulit pisang. Dan, ketika aku bangun, 7 orang aneh melihat ke arahku. Kalian siapa?!?! Aku dimana?!?! Bayi!!! A...