Princess 100

1.7K 282 3
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

Aku dan Ian terus berjalan di sekitar area festival musim semi. Masih ada banyak hal yang harus kami lakukan. Barisan permainan yang memanjang sepanjang jalan itu adalah hal yang wajib dinikmati di festival musim semi. Permainan melempar bola ke dalam ember. Memanah mainan kambing yang bergerak. Menembak kaleng. Memancing ikan dengan magnet di mulutnya. Dan, memasukkan holahop ke dalam botol sirup. Permainan ini mirip sekali dengan permainan festival malam di kehidupan pertamaku.

Kalau permainan yang seperti itu sih aku adalah ahlinya. Dalam waktu dua tahun, sudah dua kali aku pergi ke festival malam hari. Itupun waktu aku kelas 1 SD. Haha.... Tapi, untuk seorang anak yang suka menghabiskan waktu di dalam kamar. Pergi ke festival dua kali dalam dua tahun itu adalah hal yang patut dibanggakan.

"Anda tahu, Tuan Putri? Yang Mulia Ratu adalah orang yang menemukan semua permainan ini. Bukankah menyenangkan?" Kata Ian ketika kami berdua tengah berjalan menuju pusat permainan.

Ratu adalah orang yang menemukan semua permainan di festival musim semi? Hah! Aku memang sudah tahu kalau ibuku itu jenius. Tapi, aku tidak tahu kalau dia ternyata sejenius ini. Walau begitu, kenapa tidak ada secuil pun kejeniusan ratu yang masuk ke dalam sel otakku, ya? Apa mungkin aku ini sebenarnya anak pungut? Tapi, di antara kelima pangeran yang lain pun tidak ada yang pintar, kok. Kalau begitu, ratu memang menyimpan kejeniusannya untuk dirinya sendiri. Sangat tidak adil! Aku kan juga mau tahu rasanya jadi orang pintar.

"Kau mau mencoba permainan yang mana, Ian?" Tanyaku sembari menatal barisan permainan di hadapanku.

Apa karena isinya permainan. Jadi, jalanan ini hanya diisi anak-anak dan pasangan, ya? Ah, karena aku berjalan berdampingan dengan Ian, rasanya jadi seperti kencan.

Aku menatap lengan Ian.

Rasanya ingin sekali aku melingkarkan tanganku di lengannya. Tapi, karena hubungan kami hanya sebatas ksatria pribadi dan majikannya, rasanya aneh kalau aku menggenggam tangannya. Bahkan saat menyebrang jalanan yang ramai pun tidak akan bisa bergandengan tangan. Takdir ini memang menyedihkan.

Ian memeluk kedua bahuku. Lantas, menarikku ke dalam pelukannya. Ia kemudian berpindah ke samping kiriku. Aku terkesiap. Menatap wajah Ian yang menatap tajam rombongan pria mabuk di samping kiriku.

Ian terus melempar tatapan tajam pada rombongan pria mabuk itu sampai mereka benar-benar pergi dari hadapan kami.

"Ngg, I-i-ian...." kataku ragu.

Sebenarnya aku suka sekali karena berada dalam pelukan Ian. Kalau bisa, aku ingin waktu berhenti agar aku bisa terus berada di pelukannya. Tapi, karena semua orang menatap kami dan mulai berbisik, aku jadi takut kalau Ian merasa tidak nyaman.

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang