👑👑👑
Kaisar menempatkan mainan di atas kotak bayiku. Mainan dari permata yang berkilauan. Saat kalian menyentuh permata berwarna biru, mainan itu akan berputar. Rasanya sama seperti melihat mainan bayi di dunia lamaku. Hanya saja, mainan di sini adalah versi mewahnya.
Para pangeran dari kekaisaran sebelah sudah kembali ke habitat mereka dua hari lalu. Setelah menyiksaku seminggu penuh dengan acara unjuk bakat dalam hal tengkurap. Anak-anak bodoh itu memintaku tengkurap selama 2 jam sehari. Dan, hasilnya adalah lemak bayi di perutku menghilang. Begitu juga dengan kewarasanku. Menghadapi 30 anak laki-laki hampir membuatku menjadi bayi yang gila. Mereka semua jelas tidak baik bagi kesehatan nentalku.
Setiap bayi membutuhkan ketenangan. Dan, mereka malah memberikanku neraka. Hah! Harusnya kaisar melarang para keponakannya untuk masuk ke istanaku. Atau, bahkan dari kekaisaran ini.
Padahal para pangeran datang ke kekaisaran ini sendirian. Dengan mengandalkan kekuatan angin dan tanah dari para pemilik kekuatan itu. Tak ada satupun ksatria atau orang dewasa yang menemani mereka. Tapi, bisa-bisanya mereka tiba dengan selamat! Aku sama sekali tidak bisa menerima hal ini! Luka itu malah mereka dapatkan saat kembali dari sini karena bertengkar dengan satu sama lain. Demi mendapatkan tempat paling depan untuk melihatku tengkurap.
Argh!!!! Aku ingin mereka terluka hingga tak punya kekuatan untuk datang ke sini dan menyiksaku! Aku tersisa secara fisik juga mental. Dan, yang mereka lakukan adalah tertawa dan menyiksaku dengan lebih kejam.
Salah seorang pangeran bahkan membawa bola yang merekam diriku saat tengkurap agar bisa terus melihatku meski raga kami terpisah jauh. Aku ingin muntah saat mendengar alasannya. Tapi, kaisar pasti akan memanggil para saintess pengambil darah lagi untuk memeriksa jika aku muntah.
Katanya bola itu adalah bola mana. Bola yang berfungsi seperti kamera di dunia lamaku. Bedanya, bola ini hanya bisa merekam. Bukan menangkap gambar dan merekam layaknya kamera yang aku kenal.
Aku tengkurap di dalam kotak bayiku. Kedua kakiku miring, membentuk sudut 50°. Kedua tanganku juga miring ke atas. Aku nampak seperti kucing yang sedang meratapi tubuh gemuknya. Terlihat sangat mengenaskan.
Entah mengapa rasanya sangat sepi. Dan, aku tidak terlalu menyukai hal ini. Para pangeran sibuk melakukan tugasnya sebagai pangeran dari kekaisaran terbesar kedua di dunia. Jadi, mereka harus belajar dengan sangat baik. Bahkan, kalau perlu mereka harus makan buku jika itu bisa membantu mereka belajar dengan baik.
Sejarah. Siasat perang. Perdagangan. Filsafat. Astronomi. Pemerintahan. Sistem politik. Tata krama. Pedang. Pengetahuan umum. Semua itu harus bisa masuk ke dalam kepala mereka bagaimanapun caranya. Di antara kelima pangeran, tentu saja Alaric-lah yang paling sibuk. Wajar saja, sih. Dia kan akan jadi kaisar di masa depan.
Ah, karena aku adalah putri satu-satunya di kekaisaran ini. Aku pasti juga harus belajar seperti mereka, kan? Hah! Menyebalkan sekali! Padahal, dunia lamaku, aku hanyalah gadis pemalas yang hanya belajar ketika ujian datang. Itupun 5 menit sebelum ujian dimulai. Dan, sekarang, aku harus belajar setiap hari seumur hidupku?
Tidak mau! Aku tidak mau jadi putri kekaisaran! Aku tidak mau menghabiskan seluruh hidupku di perpustakaan dan berteman dengan buku-buku tua. Huruf dan angka di kekaisaran ini saja aku tidak tau. Mana mungkin aku bisa membaca. Tapi, kan, anak-anak memang tidak bisa membaca sebelum belajar huruf. Kalau begitu, wajar kalau aku belum bisa membaca. Tapi, kan aku tidak mau belajar. Apalagi dari hal dasar. Aku ini sudah 17 tahun tau! Mana mungkin anak 17 tahun belajar mengeja huruf.
Memalukan sekali!
"Ristelku sayang!!!"
Seorang pria berambut pirang dengan manik mata hijau mendobrak pintu kamarku dengan kasar. Disusul 4 pria lain yang melakukan hal yang sama. Mereka sudah pasti para pemilik 25 anak laki-laki bodoh itu. Sekarang, aku tahu darimana mereka mendapatkan tata cara membuka pintu dengan biadab.
Sel biadab ayah mereka pasti banyak turun ke anak-anaknya. Berita baiknya adalah mereka tak butuh test DNA. Mereka jelas anak dan ayah kandung. Lihat saja kelakuan mereka!
Lima kepala muncul di atas kepalaku. Aku menatap mereka datar.
Bagus! Setelah melewati 30 anak laki-laki setengah gila selama seminggu penuh. Aku harus menghadapi 5 pria dewasa yang sepenuhnya gila entah sampai kapan.
"Apa liat-liat?"
Aku menajamkan tatapan mataku ketika salah satu dari mereka tersenyum.
"Maafkan Paman Luca karena tidak bisa datang saat festival Ristel diadakan! Karena ada kepala yang harus paman belah!" Katanya dengan nada melas.
Aku menatap makhluk bernama Luca itu. Nada suara yang melas itu jelas bukan karena kata kepala yang harus paman belah". Bisa-bisanya dia mengatakan kalimat mengerikan itu pada bayi usia 4 bulan.
"Paman kembar harus mengurus kepala bangsawan yang korupsi!" Dua makhluk bak pinang dibelah dua itu mengerucutkan bibirnya.
"Paman Mith sibuk memenggal kepala tangan orang yang melakukan kudeta!" Pria yang nampak lebih tua dibandingkan 4 pria lain angkat bicara.
Aku menatap pria terakhir yang belum memberikan alasan atas ketidakhadirannya di festival tengkurapku. Yah, walau sudah jelas kalau hal itu ada hubungannya dengan memenggal kepala atau memotong kepala. Aku ingin tahu kepala siapa yang dia potong.
"Paman Dego harus memotong kepala pelayan yang mencuri!"
Seperti yang sudah aku duga.
Kenapa anggota keluarga kekaisaran sebelah sangat hobi memenggal kepala? Apa mereka punya semacam obsesi dengan kepala orang lain?
"Ristel jangan marah pada paman, ya!"
Kelima pria itu kompak memasang tampang melas dengan bibir yang mengerucut. Bibir bagian bawah mereka maju beberapa cm ke depan.
"Kalian sudah terlalu tua untuk melakukan ini tahu!"
Hah! Aku ingin tahu bagaimana ratu bisa bertahan hidup dengan para pria gila ini. Dia pasti sama menderitanya seperti aku. Yah, setidaknya jumlah orang gila yang tinggal dengannya hanya 5. Bukan 30.
Ah, kenapa, ya? Bukankah seharusnya ratu punya 5 kakak laki-laki dan 25 sepupu laki-laki? Apa yang terjadi pada mereka?? Kenapa yang tersisa hanya 5 orang gila? Apa ada semacam perebutan takhta yang menewaskan 25 anak yang lain? Kalau begitu, apa para sepupuku juga akan saling bunuh untuk memperebutkan takhta?
Tapi, daripada memperebutkan takhta, mereka lebih terlihat seperti memperebutkanku. Haha...
"Kami sudah datang ke sini untuk melihat Ristel tengkurap!"
"Lebih baik kalian tidak datang!"
Aku memicingkan kedua mataku. Mereka seharusnya pergi jika melihat bayi memberikan tatapan mata seolah akan membunuh mereka. Tapi, yang mereka lakukan adalah melempar tatapan melas yang membuatku ingin muntah.
"Paman memberikan permata untuk Ristel! Paman tidak tahu mana yang Ristel suka. Jadi, paman beli semuanya!" Mith menempatkan beberapa kantong berisi permata ke dalam kotak bayiku.
"Wow, sugar uncle!"
Tapi, aku tidak butuh semua permata ini tahu! Dia membawakan terlalu banyak permata hingga kotak bayiku penuh dengan benda bodoh ini. Bukankah lebih baik membawakan susu saja? Apa dia pikir bayi ini makan sari permata? Memangnya dia pikir aku ini naga!
"Paman akan tinggal di sini selama sebulan!"
"Paman Dego harap Ristel tidak keberatan!"
"Paman bahkan sudah membawa kasur untuk tidur bersama Ristel!"
Aku tersenyum dengan air mata yang mengalir deras di pipi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Princess✔ [Sequel BOTP]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Aku hanyalah siswi sma biasa yang menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan. Aku mati karena terpeleset kulit pisang. Dan, ketika aku bangun, 7 orang aneh melihat ke arahku. Kalian siapa?!?! Aku dimana?!?! Bayi!!! A...