Princess 54

3.3K 480 5
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

Semuanya kembali normal. Setidaknya, aku harap begitu. Kabar tentang Ian yang jadi ksatria percobaan setelah hampir membunuh keturunan kekaisaran tersebar luas. Secepat cahaya melesat. Hingga sampai ke telinga keluarga kekaisaran sebelah. Dan, sama seperti kabar sebelumnya. Akibatnya fatal.

Mereka sampai di Terium dalam waktu 3 detik. Dan, memutuskan untuk tinggal di sana selama sebulan demi mengawasi Ian agar tak lagi berubah jadi beruang, gorila, naga atau bahkan hewan lain. Untunglah, keputusan itu hilang setelah ratu memutuskan menendang pantat ayah dan saudaranya. Kelima pangeran juga menendang kepala sepupunya yang berjumlah dua kali tim sepak bola peserta 3 pemain cadangan itu. Mereka jadi hanya menginjakkan kaki di istana selama 2 jam.

Pertanyaan bagus, apakah para rakyat dan bangsawan tahu kalau Ian adalah monster? Jawabannya, iya. Tapi, juga tidak. Yang mereka tahu adalah aku diserang oleh monster saat berjalan bersama anak laki-laki berusia 10 tahun. Dan, setelah itu para pangeran datang. Karena monsternya terlalu kuat dan kelima pangeran serta putri terluka, kaisar dan ratu akhirnya memutuskan membantu. Namun, monster itu tetap menyerang. Sampai akhirnya, anak laki-laki itu memutuskan mempertaruhkan nyawanya demi menjaga keluarga kekaisaran. Anak laki-laki itu menusuk hati si monster yang dipercaya sebagai kelemahannya. Monster itu ternyata tumbang dan berhasil dilumpuhkan. Lalu, berubah menjadi abu yang terbakar. Berkat keberanian si anak, dia akhirnya diangkat menjadi ksatria terhormat kekaisaran. Namun, karena dia merasa kemampuannya kurang. Dan, statusnya yang tak jelas, dia akhirnya meminta untuk menjadi ksatria percobaan saja.

Itu adalah cerita yang beredar dan dipercaya oleh para rakyat.

Hah! Aku harus mendapatkan penghargaan karena berhasil menulis alur cerita yang semulus itu. Aku jadi menyesal karena tidak jadi penulis di kehidupan lamaku.

Masalah suar api yang memunculkan wajahku?

Aku menceritakan kalau suar itu adalah kekuatan baru Cedric. Para rakyat percaya kalau Cedric begitu sedih melihat keempat saudara laki-lakinya dan adik perempuan semata wayangnya terluka. Sementara, monster itu terus mengamuk dan menyerang. Di tengah keputusasaannya, dia akhirnya menggunakan kekuatan terakhirnya untuk mengirim pesan kepada ratu dan kaisar. Suar yang menembakkan wajahku itulah yang menjadi pesan.

Cerita itu benar-benar melenceng dari kenyataan. Padahal, aslinya Cedric mengejek keempat saudaranya karena pingsan duluan. Sementara, dia terus menghadapi Ian yang mengamuk sebelum akhirnya ikut pingsan.

Aku ingin mengatakan kalau suar itu adalah karya Ian. Tapi, monster tidak akan pernah bisa memiliki kekuatan spirit. Aku sendiri tidak tahu kenapa. Padahal, walau sebenarnya mereka benar-benar bisa menjadi 'monster', bentuk fisik mereka juga tetap manusia. Tapi, melihat kekuatan Ian yang begitu besar ketika mengamuk, aku rasa aku tahu alasan kenapa monster tidak memiliki kekuatan spirit. Tanpa spirit saja sudah merepotkan. Apalagi dengan spirit. Pasti, setengah bumi ini sudah hancur sedari tadi.

Bicara soal spirit, kaisar memintaku untuk menyembunyikannya. Bahkan, keluarga kekaisaran sebelah yang biasanya selalu tahu tentang aku juga tidak mengetahuinya. Mereka pasti akan langsung memburu Charolais karena membuat skenario palsu yang membuatku ketakutan sekaligus memberikan spirit yang terlalu kuat. Padahal, skenario pertama yang dibuat Charolais bagus juga.

"Tuan Putri, apakah anda tidak sedih?" Tanya Laure.

Aku berguling di atas kasur. Lantas, telentang. Menatap langit-langit kamarku yang begitu tinggi dan nampak megah. Kehidupan putri semata wayang kekaisaran memang menyenangkan.

"Kenapa aku harus sedih?"

"Karena pesta ulang tahun anda ditiadakan."

Aku mengambil Pia yang berbaring di sampingku. Lantas, memeluknya dengan erat. Atau, mungkin terlalu erat, "Itukan pilihanku, Laure. Dan, aku sama sekali tidak menyesalinya."

Iya, pesta ulang tahun keenam yang akan menjadi ajang untuk menunjukkan wajahku ke publik dibatalkan. Aku sendiri yang meminta kaisar untuk membatalkan pesta ulang tahunku dan memintanya untuk fokus memperbaiki rumah rakyat. Ratusan rumah penduduk itu tidak akan selesai hanya dalam waktu 1 minggu. Dan, aku tidak mau mengadakan pesta di atas kesedihan para rakyat yang kehilangan rumah mereka. Lagipula, sebagian rakyat sudah tahu wajahku karena penyamaranku hilang ketika berjalan dengan Ian.

Kaisar bilang tidak apa jika aku mengadakan pesta ulang tahun. Dia bilang akan meminta penyihir konstruksi dan seluruh ksatria untuk membangun rumah rakyat dalam waktu 2 jam. Tapi, aku menolak tawaran itu. Aku tidak ingin merepotkan banyak orang hanya karena pesta ulang tahun yang bisa diulang tahun depan.

Kaisar dan kelima pangeran terus memaksaku untuk tetap mengadakan pesta ulang tahun. Sampai akhirnya ratu datang dan meminta mereka untuk menghormati keputusanku.

"Bagaimana kalau besok anda pergi piknik dengan kaisar, ratu dan kelima pangeran?"

Besok adalah ulang tahun keenamku. Enam hari setelah peristiwa penyerangan itu. Dan, rumah rakyat sudah hampir selesai. Hanya tinggal puluhan rumah lagi. Jadi, aku rasa tidak masalah jika mengadakan piknik kecil-kecilan di taman istana. Lagipula, sudah seharusnya aku berkumpul bersama keluarga di hari ulang tahunku. Yah, anggap saja sebagai pengganti pesta.

"Ide bagus, Lau! Aku akan bicara pada ayah!" Aku bergegas turun dari kasur. Dengan membawa Pia di tanganku, aku berlari menuju ruang kerja kaisar. Aku akan mengajak keluargaku sekaligus Ian untuk piknik bersama. Aku yakin kalau mereka akan menolak kedatangan Ian. Jadi, aku sudah menyiapkan rencana agar mereka tidak bisa menolak ucapanku.

Koridor istana kaisar lengang. Tidak ada satu pun ksatria yang berjaga di sini. Itu karena sebagian dari mereka tengah berada di tengah keramaian. Membangun rumah penduduk yang hancur. Sementara, sisanya berjaga di istanaku. Yah, penyakit terlalu khawatir kambuh lagi. Sampai membuat kaisar harus membuat sebagian ksatria istana menjagaku. Untunglah, mereka berjaga dalam diam. Kalau tidak, aku akan merasa risih karena dikelilingi ribuan ksatria.

"Ayah!!!" Aku mendobrak pintu ruang kerja kaisar.

Semakin bertambah usiaku, semakin kasar juga aku membuka pintu. Aku rasa, kalau aku sudah dewasa, aku akan mematahkan engsel pintu ketika membukanya. Entahlah, aku tidak tahu apa yang salah dengan diriku. Rasanya kebiasaan ini tidak bisa dihilangkan. Sepertinya, semacam kutukan atau keturunan.

Wajah kaisar langsung berubah sumringah ketika melihatku duduk di bangkunya tanpa diminta.

"Apa yang Ristel lakukan di sini?" Tanya kaisar sembari menatapku penuh kasih.

"Ayo, kita piknik bersama di hari ulang tahun Ristel besok. Ayah, ibu dan kelima kakak!" Aku menatap kaisar dengan mata penuh binar.

"Piknik bersama Ristel?!"

"Kakak mau!!!"

"Akan kakak siapkan semuanya!"

"Kakak akan membangun taman baru!"

"Apakah kita perlu lebih banyak koki dan pelayan?"

Kelima pangeran muncul. Entah dari mana. Mereka cepat sekali kalau menyebut kata 'mari' dan 'bersama'.

Aku tersenyum.

Kami akan piknik besok. Dan, apapun yang terjadi, Ian akan ikut piknik. Untuk saat ini, biarlah mereka berpikir kalau hanya mereka yang akan piknik bersamaku.

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang