Defense Mechanism

346 41 0
                                    

Untaian tipis serupa benang-benang syaraf, ribuan jumlahnya, menyelip ke pori-pori Anggalarang. Pemuda itu kini menjadi bagian dari sang Maung, bukan lagi seorang yang terpenjara di sebuah ruang di dalam tubuhnya sendiri. Ribuan benang itu menariknya, menempelkan kulitnya pada selaput tipis yang kemudian membungkus dan mengikatnya.

Anggalarang menjadi satu dengan sang Maung.

Ia ikut menjadi pengemudi sang siluman, co-pilot pergerakan tubuh si harimau putih. Anggalarang memutuskan untuk ikut ambil bagian dari sang Maung. Ia emoh hanya menjadi penonton selagi Maung menguasai penuh kendali akan jiwanya. Anggalarang telah merengkuh penuh serta menerima sempurna kehadiran sang Maung di dalam dirinya, sehingga ia pun merasa ingin ikut ambil bagian dari kepemilikan akan jiwa raganya sendiri.

Tubuh Anggalarang terhisap masuk kembali ke dalam tubuh sang Maung yang terkoyak. Bagai sebuah mantel, Anggalarang mengenakan tubuh siluman harimau putih dengan nyaman.

Tubuh sang Maung kembali berdiri tegap dengan keempat kakinya. Luka-luka menganga di kulitnya menutup cepat dan hampir hilang tanpa bekas. Ceceran, percikan dan leleran darah memerah di bulu-bulu kasar putih bergaris-garis hitam di tubuh sang Maung.

Anggalarang dan Maung menggeram. Anggalarang dan Maung mengaum. Anggalarang dan Maung menyerang.

***

Tubuh Soemantri Soekrasana meliuk-liuk dengan luwes nan liat. Peluru yang menghujaninya terlewat sejengkal dari tubuhnya, meski dua tembakan menghajar kemeja yang dikenakannya sehingga sobek tercabik. Ilmu kanuragan Lembu Sekilan sudah dirapalkan.

Wardhani berteriak keras dan kesal penuh amarah serta murka yang membakar melalui mulut sang preman. Revolvernya sudah kehabisan amunisi. Sang preman membuang senjata api kosong itu dengan kesal. Mungkin serangan senjata api tak akan dapat melukai dukun muda itu, namun harusnya kekuatan sihir dapat melakukannya.

Sayangnya, Wardhani adalah sosok gaib yang memerlukan inang. Ia tak seratus persen menjadi entitas gaib. Ia masih manusia yang sosoknya terjebak di dalam dunia yang berbeda. Sang preman, sama seperti Saridewi, adalah kendaraan sang ratu dedemit itu untuk dapat berjalan di muka bumi. Kekuatan sihirnya tak bisa bekerja seperti ketika raga fisiknya benar-benar berada di dunia.

Sehingga, dengan kekuatan Wardhani di dalam tubuhnya, sang preman meloncat mumbul menyerang Soemantri Soekrasana dengan kedua tangannya terentang ke depan membentuk cakar. Dengan begitu kesal, Wardhani mengendalikan tubuh preman itu untuk menyerang Soemantri Soekrasana sejadi-jadinya.

***

Pengetahuan dan teknologi dianggap telah berhasil menyaring beragam jenis informasi dan memisahkannya menjadi fakta, opini, dugaan, klaim, hipotesa, mite, atau sekadar fantasi dan imajinasi belaka.

Para skeptik pasti akan mengatakan bahwa apa yang sedang dialami warga apartemen ini adalah sebuah kasus histeria massa, sebuah manifestasi spontan yang terjadi secara kolektif karena ilusi atau khayalan yang membuat orang-orang merasakan ketakutan dan ancaman yang sama. Alasan yang sama digunakan untuk menjelaskan beragam kasus kesurupan massal.

Bagaimana menjelaskan tentang entah berapa pasang mata menyaksikan sebuah kegemparan terjadi, pertarungan antara dua orang yang susah dikatakan manusiawi. Satu orang bergerak begitu gesit dan luwes menghindari peluru yang ditembakkan ke arahnya, sedangkan satunya bergerak cepat, melompat dan melayang bagai binatang. Yang lebih sulit dinalar adalah adanya sesosok bayangan menempel di tubuh sang laki-laki. Bayangan itu bagai selembar lapisan kabut berwarna gelap berpendar di sekeliling tubuh laki-laki itu, dan semua hampir pasti berani bersumpah bahwa mereka melihat bayangan itu serupa sosok seorang perempuan.

PancajiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang