Dua Ekor Binatang Terluka

263 29 0
                                    

Siapa gerangan laki-laki bernama Anarghya Widagda ini? Apakah ia pria yang datang ke sebuah tempat yang salah di waktu yang salah pula? Lalu mengapa ada kegelapan yang mengekor di belakang tubuhnya? Bahkan Wardhani berhasil mencium aroma kebudakan iblis yang keluar dari setiap lubang pori-pori si laki-laki. Sang siluman ular pun menggeliat bergairah memandangi sosok laki-laki di bawahnya yang tangan kanannya bergetar pelan tersebut.

Lain halnya dengan Bhanurasmi yang sampai saat ini hanya mengikuti peran yang harus ia mainkan. Saat ini ia tak begitu ambil pusing dengan keberadaan dan nasib Anarghya Widagda dalam pusaran takdirnya. Paling-paling satu hal yang membuatnya penasaran, apa latar belakang laki-laki ini? Apakah ia sedang berlari dari jeratan hutang, atau habis merampok, atau menjual narkoba, atau memperkosa perempuan? Dan, satu hal lagi. Mengapa Wardhani begitu menaruh minat pada Anarghya Widagda sehingga entitas itu meminta Bhanurasmi untuk mengeluarkan jurus penggodanya demi memikat lelaki itu? Pastilah ada jawaban yang tersembunyi mengenai latar belakang dan sejarah masa lalu Anarghya Wisuda. Bhanurasmi merasa ia harus mengetahuinya.

Maka dengan langkah sepongah dan seliar seekor ular kobra, Bhanurasmi mendekati Anarghya Widagda. Laki-laki itu harus mampu menjelaskan dan menceritakan latar belakang kehidupan nya sepertinya sempat hilang itu. Namun yang ini bukan untuk Wardhani dan si perempuan siluman ular itu, melainkan hanya untuk dirinya sendiri, memuaskan dahaga keingintahuannya. Boleh-boleh saja kan seekor singa menimbang berat dan rasa sang mangsa?

Anarghya Widagda sedang duduk di kursi kayu dengan busa yang sudah mulai tipis dan tak empuk lagi. Kepalanya tertunduk dalam. Nampak sekali beban sedang menggunung di punggungnya.

Mendadak Bhanurasmi terhenyak. Ia mencari-cari keberadaan Wardhani di dalam jiwanya. Entah mengapa, hanya dalam waktu sepersekian detik Bhanurasmi menjadi ragu sejenak akan langkahnya. Laki-laki yang baru saja ia temui dalam situasi yang ganjil ini mengapa terlihat lemah dan rapuh. Tubuhnya seperti pohon jagung tua yang kering tertiup angin. Wardhani harusnya hadir memberikannya arahan sehingga ia tinggal melakukannya saja. Atau, ketidakhadiran sang entitas itu menunjukkan bahwa Bhanurasmi berhak memutuskan tindakan yang hendak ia ambil?

Bhanurasmi tidak terlalu kenal Anarghya Widagda. Seperti apa yang ia katakan sebelumnya, ia hanya sempat melihat laki-laki itu beberapa kali. Ia tak memperhatikan larik kerutan di wajahnya, potongan rambutnya, bentuk tubuh atau caranya berbicara. Bhanurasmi sebelumnya mendapatkan Wardhani berbicara di dalam kepalanya, bahwa sosok laki-laki itu adalah seorang jiwa yang tersesat. Kegelapan membuntuti nya, kekotoran melingkupinya. Dengan sedikit kibasan pesona saja, Bhanurasmi akan dapat menyelesaikan misinya dan mendapatkan apa yang ia inginkan selama ini.

Tapi, mengapa sekarang Wardhani malah menghilang? Sedangkan jiwa tersesat itu terlihat begitu lelah, resah, jengah dan kalah.

Bhanurasmi menghela nafas. Sepasang dadanya yang menggelembung megah, naik turun pongah tercetak indah dibalik daster putih tanpa lengan sepanjang lututnya. Kedua lengannya memegang nampan dengan dua cangkir teh melati panas yang baru saja ia buat di dapur tadi.

Anarghya Widagda menengadah. Aroma teh melati yang begitu ia kenal itu merayap ke lubang hidungnya. Tangan kanannya bergetar perlahan demi melihat sosok Bhanurasmi yang berdiri jenjang di hadapannya.

"Silahkan kau minum dulu, Widagda," ujar Bhanurasmi pendek. Ia menundukkan tubuhnya untuk meletakkan nampan itu di meja kecil di depan Anarghya Widagda.

Belahan dada Bhanurasmi yang terpampang terlalu jelas di depan muka Anarghya Widagda ketika perempuan itu menunduk, membuat sang laki-laki tercekat. Pikirannya sedang kacau, galau, dan meracau. Semua hal aneh, buruk dan membingungkan hadir secara bersamaan, keroyokan. Namun, kehadiran Bhanurasmi dengan keindahan kulit nya; bentuk dada, pinggul dan bokongnya; serta wajah ayu nya itu memberikan semacam elixir bagi jiwanya yang sedang tersesat.

PancajiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang