Tubuh polos Bhanurasmi bergetar hebat. Peluh bergulir jatuh dari kening melewati sisi wajah dan rahangnya, terus mengalir turun ke leher dan belahan payudaranya. Sepasang dadanya yang bulat membusung berayun-ayun dan maju mundur sesuai dengan detak jantungnya yang berpacu cepat. Ia dikuasai gairah.
Ia sudah merasakan bagaimana tubuh gaib tak terlihat Dyiwang Awang merasuk masuk ke dalam tubuhnya dengan gairah terpacu lebih cepat dibanding seekor kuda aduan. Maka ia menginginkannya lagi.
Tubuh polos sekalnya haus akan sentuhan, rabaan, remasan, bahkan sedikit gigitan sebagai buah dari gairah. Kulitnya yang halus sewarna buah pir segar meregang nikmat. Pucuk dadanya yang bagai dua buah kacang almond telah menegang siap dinikmati dengan cuma-cuma. Rekahan liang kewanitaannya berkedut tak sabar di balik rerimbunan hitam legam yang tak sempat dan tak perlu ia pangkas, minta disibak.
Pendek kata, Bhanurasmi sedang tenggelam di dalam ombak gelora berahi yang diciptakan oleh mimpi-mimpi serta ambisinya untuk menjadi perempuan yang paripurna: kaya raya dan berkuasa. Berbeda dengan Dyiwang Awang yang seutuhnya dan seluruhnya dituntun oleh nafsu syahwat belaka, Bhanurasmi menginginkan adikara. Dan keinginan itu yang membuatnya bergairah.
Juned dan Waluyo adalah pemuja wanita. Keinginan mereka meniduri Wardhani sejak dua tahun yang lalu seakan ditimpakan dan ditunaikan kepada para pelacur, wanita murahan - atau mahal, atau gadis manapun yang berhasil mereka gaet. Tak heran keduanya pun begitu menikmati pertunjukan di depan mereka tersebut. Rambut indah Bhanurasmi yang gampang diatur itu dimainkan dengan baik dengan kedua belah tangan rampingnya sehingga memamerkan leher jenjangnya.
Ketelanjangan Bhanurasmi yang berguling-guling di atas ranjang mereka berdua, membuka sepasang tungkai kakinya lebar-lebar bagai sayap seekor burung elang yang siap terbang, bahkan meremas memeras kepongahan kedua bongkahan dadanya yang membulat liat kuat dengan godaan bersemangat, dipandangi dengan rasa kepuasan dan kenikmatan tiada tara.
Tapi, Juned dan Waluyo tidak hendak menembusi tubuh Bhanurasmi dengan hasrat muda mereka. Perempuan ini sudah dipilih Wardhani, Raden Ayu, Ratu Dedemit pujaan dan sesembahan mereka. Keduanya akan mempersiapkan Bhanurasmi sebagai kendaraan dan busana sang putri yang terjebak di dunia lain tersebut.
Bhanurasmi yang berpikir sedang memberikan tubuhnya sebagai ganti kejayaan hidup mendadak tersentak, menatap nanap, tersadar benar. Tubuhnya seakan bergerak bukan sekadar keinginan sendiri.
Di balik lapisan kulitnya, ada sosok lain yang ikut meliuk-liukkan tubuhnya sesuai nada, irama dan ritma gelora goda. Kulit halusnya terlapis kulit mulus lain namun dengan warna segelap daun kering. Pucuk dadanya yang bak kacang almond itu menegang berdiri tidak mandiri, karena ada sepasang pucuk kejang merah merekah darah.
***
Dyah Suhita menghela nafas panjang ketika menatap wajah manis namun tegas Sarti di depannya. "Apa yang kau berikan kepadaku, Sarti? Dyiwang Awang kemarin mati, di malam dia muncul di kamarku."
"Tunggu dulu, Dyah. Aku tidak paham dengan maksudmu," ujar Sarti berlagak bingung.
Dyah Suhita kembali menghela nafasnya. Tapi kali ini lebih untuk menenangkan dirinya sendiri. "Baik, aku jujur, Sarti. Air yang kau berikan itu benar-benar bekerja. Aku meneteskannya di sekitar ranjang tempat ku tidur. Ketika sosok itu datang, aku langsung menyiramkan sisa airnya itu ke arahnya dan ternyata terkena di bagian wajahnya. Dan benar dugaanku, sosok itu memang adalah Dyiwang Awang."
"Air itu berhasil menunjukkan siapa orang yang diam-diam masuk ke dalam kamarmu tanpa terlihat itu?" tanya Sarti masih berpura-pura seakan kaget dan terkesima.
"Tidak benar-benar terlihat seluruhnya. Hanya bagian yang terkena cipratan atau tetesan air yang kau berikan, Sarti. Itu sudah cukup membuat wajahnya terlihat. Air apa itu sebenarnya?" tanya Dyah Suhita benar-benar penasaran kali ini. Ia malah balik bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pancajiwa
Horror#1 horrorindonesia [30 Desember 2021] #1 ceritahoror [30 Maret 2022] Pada dasarnya novel ini terdiri dari beberapa plot atau jalan cerita dengan tokoh utama yang berbeda-beda. Namun kesemuanya tetap terkait oleh satu titik: Dusun Pon dan kelima bend...