Ilmunya hampir sempurna. Juned dan Waluyo mengatakan bahwa ia hanya perlu membunuh satu orang lagi. Tentu Dyiwang Awang tak begitu saja percaya bagai orang dungu. Ia memang pemabuk, tapi bukan idiot. Membunuh seseorang bukan perkara gampang, apalagi tanpa memikirkan konsekwensi. Sudah berhari-hari anggota kepolisian datang memeriksa untuk mencari tahu kasus pembunuhan ini. Sebagai hasilnya, tentu semua warga tak luput ditanyai. Para pemuda pemabuk, termasuk dirinya, justru menjadi pusat kecurigaan. Tapi apa mau dikata, ilmu menghilang yang diberikan Juned dan Waluyo melalui penggunaan carikan kain kuning itu benar-benar membuatnya tak terdeteksi sama sekali. Tak ada sidik jari, tak ada pakaian, tak ada apapun.
Bahkan, ilmu menghilang itu memberikan Dyiwang Awang kepercayaan diri dan kemampuan menjawab pertanyaan petugas polisi dengan baik. Ia menjadi orang yang berbeda. Bahkan tak ada rasa takut dan penyesalan ketika dan setelah menghabisi Darmajati malam itu.
Maka, Dyiwang Awang meminta bukti terlebih dahulu sebelum ia menyempurnakan ilmu nya dengan merampas hidup satu orang lagi.
Juned memandang Waluyo. Kedua pemuda yang umurnya lebih muda dibanding Dyiwang Awang ini tersenyum penuh makna berbarengan. "Tentu, tentu, kang. Kami bukan orang yang sekadar menjual harapan tanpa hasil. Oleh sebab itu pekerjaan kami lancar dan membuahkan hasil seperti yang akang Awang lihat," ujar Waluyo.
Dyiwang Awang menggeleng-gelengkan kepalanya gusar. "Sudah, sudah, jangan banyak omong kosong. Aku sudah melakukan apa yang kalian inginkan sebagai syaratnya. Kalau aku harus membunuh lagi, aku harus bisa dibuat yakin kalau ilmu itu benar bisa digunakan," ujarnya.
Waluyo tersenyum lebar. Ia pergi ke sebuah meja di ujung ruangan. Mengambil secarik kertas dan pena serta menuliskan sesuatu di atasnya. "Nah, akang Awang. Ini adalah mantra yang harus akang baca agar ilmu itu bisa bekerja tanpa menggunakan kain ini. Tapi, untuk sementara, akang hanya akan dapat menghilang selama kurang lebih dua jam saja. Penglihatan tembus pandang akang juga masih belum sempurna. Tapi, aku yakin, akang Awang akan menikmatinya. Bahkan dengan menggunakan kain kami yang membuat akang dapat menghilang selama satu jam saja, akang sudah lumayan mendapatkan kesengan, apalagi ...."
"Diam. Berikan saja mantra itu, jangan banyak bacot!" potong Dyiwang Awang kasar sembari merebut kertas bertuliskan mantra itu dari tangan Waluyo.
Waluyo kembali tersenyum. Tepat ketika Dyiwang Awang berbalik dan hendak meninggalkan ruangan itu, Waluyo memanggil namanya, "Satu lagi, kang. Sebelum menggunakan ilmu itu, akang tidak boleh mandi seharian dan jangan sampai terkena air sewaktu merapal mantra," serunya.
***
Bhanurasmi tak menangis ketika diberi kabar bahwa suaminya, Damarjati, tewas mengenaskan di jalan setapak daerah hunian ini. Ia hanya menghela nafas keras. Tak ada seorangpun dari warga hunian yang mengabarkan berita tersebut mampu memahami arti helaan itu. Bahkan Bhanurasmi sendiri pun tak.
Ia telah menikah selama lebih dari dua tahun dengan Darmajati tanpa diberikan seorang anak pun. Pemabuk itu bekerja sesuka hati, datang dan pergi juga semaunya. Rasa diantara mereka memang bisa dikatakan sudah hilang menguap tanpa sisa dan jatuh menghujan entah dimana.
Bertahun-tahun yang lalu, Damarjati datang kepadanya, sama seperti belasan laki-laki lain, membawakan nampan berisi goda dan rayu. Motor sport nya lebih bersih dan kinclong dibanding motor sport pemuda lainnya. Mungkin hanya motor sport Dyiwang Awang yang mampu menyainginya.
Awalnya Bhanurasmi menaruh hati pada pemuda kumpulan pecinta motor sport bernama Dyiwang Awang. Bahkan, ia pun curiga laki-laki itu juga sedikit banyak menaruh hati padanya, bila saja tidak karena pesona Dyah Suhita, teman akrab semasa kecilnya dahulu. Perempuan itu sudah lulus kuliah dan bekerja di kompleks apartemen mewah di atas bukit sana, tempat dahulu mereka tinggal sebelum berbondong-bondong pindah membangun hunian sampah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pancajiwa
Horror#1 horrorindonesia [30 Desember 2021] #1 ceritahoror [30 Maret 2022] Pada dasarnya novel ini terdiri dari beberapa plot atau jalan cerita dengan tokoh utama yang berbeda-beda. Namun kesemuanya tetap terkait oleh satu titik: Dusun Pon dan kelima bend...