Mereka berempat sedang menikmati makanan yang mereka pesan. Jaemin sudah meminta jeno untuk tak memperdulikan kejailan haechan. Bukan haechan namanya jika dia akan diam saja.
"Dokter apaan yang setiap hari makan makanan berlemak seperti ini."
"Makanannya juga biasa saja. Harus kah aku memotretmu agar semua pasien mu tahu?".
"Aku akan mempostingnya di SNS." Ucap haechan yang menggoda jeno. Sejujurnya ia sedikit bohong, makanan yang ia makan rasanya sangat lezat.
"Yakkk!!! Jangan menghina makanan disini. Lidahmu saja yang sudah mati rasa." Balas jeno yang tak terima haechan menjelekkan makanan di sini.
"Mulai lagi deh mereka" batin jaemin dan mark.
"Kau saja yang tak bisa menilai makanan ini". Balas haechan yang tak kalah sengit
"Apa kau bilang!!!"
"Makanan ini yang paling enak di daerah sini. Kau saja yang tak tahu apa-apa soal makanan"
"Yang kau tahu hanya makan saja, dasar gendut".
"Yakkk!!! Berani kau mengatai ku gendut!. Kemari kau!" Ucap haechan yang sangat marah hingga menarik rambut jeno yang tak jauh dari jangkauan tangannya.
"Aaaa...Yakkk!!! Sakit bodoh!!! Yakkk!!!"
"Rasain lo, berani-beraninya lo bilang gue gendut, huh?"
"Yakkk!!! Gendut lepasin...Yakkk"
Mark dan jaemin yang sudah lelah dan terbiasa pun bersikap acuh dengan pertengkaran jeno-haechan. Mereka dengan santai menghabiskan beberapa makanan yang masih tersisa. Mereka benar-benar tak perduli.
Pertengkaran kecil itu pun menarik perhatian yangyang. Ia menghampiri meja jaemin dan kawan-kawan.
"Maaf, bisa kah kalian tidak bertengkar? Ini mengganggu beberapa pelanggan yang lain".Haechan dan jeno pun terpaksa diam dan kembali ke posisi masing-masing. Mereka melirik, beberapa mata tertuju pada meja mereka. Jeno tak enak karena sudah membuat keributan disini.
"Maafkan kami"
"Maafkan kami"
Yangyang pun hanya tersenyum dan kemudian kembali ke meja kasir. Jaemin yang tak sengaja melihat senyum manis itu pun tak berhenti menatap. Ia seperti terhipnotis akan senyum manis yangyang. Mark yang melihat jaemin melamun pun khawatir.
"Jaem..."
"Jaemin..."
"Na jaemin..."
"Oh, wae?"
"Kita udah selesai, ayo kembali ke kantor."
"Ah ne, biar aku saja yang membayar."
Jaemin berjalan seorang diri ke kasir. Sampai disana ia memandangi yangyang dari atas sampai bawah "cantik" pikirnya. Ia tak berhenti tersenyum saat berpapasan dengan yangyang.
"Semuanya 5000 won, tuan". Ucap yangyang setelah mengecek makanan yang di pesan meja jaemin.
"Tuan..."
"Tuan..." ucap yangyang sedikit keras. Dan berhasil membuyarkan lamunan seorang na jaemin.
"Ah iya berapa totalnya?"
"Semuanya 5000 won tuan"
"Ini dan jangan panggil saya tuan, panggil saja jaemin" balas jaemin memberikan kartu blackcard miliknya. Yangyang pun hanya bisa tersenyum canggung.
"Apa orang ini gila". Pikir yangyang di dalam hati.
"Ini tuan kartu anda"
"Sudah ku bilang panggil aku jaemin. Dan berikan nomor telfonmu."
"Baiklah tuan...maksud saya jaemin". Balas yangyang memberikan nomor pesan antar restaurant kepada na jaemin.
Setelah mendapat nomor telfon dari yangyang, jaemin pergi menyusul kedua sahabat serta adiknya yang sudah berada di mobil. Mereka pergi dengan mark dan haechan yang berada di kursi depan sedangkan jeno jaemin berada dikursi belakang.
Disepanjang perjalanan kembali ke tempat kerja masing-masing, jaemin sejak dari tadi tersenyum tidak jelas.
"Jaem, are you okkay?" Tanya mark yang membuyarkan lamunan jaemin.
"I'am okkay". Balas jaemin yang masih menunjukkan senyum lebarnya.
"Jen, lo kenapa?" Lanjut mark yang melihat jeno sedikit murung sejak pertengkarannya dengan haechan.
"I'am okkay". Balas jeno dengan ekspresi yang lebih murung.
Haechan yang melihat jeno seperti itu pun sedikit merasa bersalah. "Jen, gue minta maaf. Sejujurnya makanan disana enak banget kok, gue cuma mau godain lo aja".
"Hmmm"
"Jen, mianhe🥺"
"Ya lain kali lo gak boleh menghina makanan disana lagi. Dan gue gak bakalan ngajak kalian makan bersama lain kali". Balas jeno sedikit dingin.
"Eh jen, gue mau kok tiap hari makan disana. Makanannya enak dan juga pemiliknya sangat cantik." Sela jaemin yang sudah mode waras.
"Iya pemiliknya emang cantik, itu yang buat gue sering makan disana". Balas jeno sambil membayangkan wajah renjun.
"Gue setuju sama lo". Sahut jaemin yang masih terngiang-ngiang senyum manis yangyang.
Haechan dan mark pun saling memandang dengan alis yang sedikit terangkat. "Ada apa dengan mereka?" Batin sepasang kekasih tersebut.
Setelah beberapa menit menyetir, mark sampai di tempat jeno bekerja. Ia langsung pergi mengantar jaemin ke kantor dan dilanjutkan mengantar haechan pulang ke mansion mewah milik keluarga na.
KAMU SEDANG MEMBACA
Na & Liu
FanfictionHello, This is my opini, kalau ada yang tak suka dengan shipper ini mohon jangan menjelekkan satu sama lain. Maafkan juga bila banyak typo nantinya🤭 Semoga kalian yang membaca ikut terhibur dengan cerita cerita yang saya buat. And thank you so muc...