Pulang

374 61 6
                                    

"Appa! Bagaimana lukanya? Apa masih sakit?"

"Tidak kok, hanya luka lecet sedikit"

"Tetap saja, itu akan membekas di kemudian hari".

"Aigooo. Anak mu cerewet sekali sejak tadi pagi".

Celetuk doyoung yang sejak tadi jengah dengan ke khawatiran putrinya. Padahal luka taeil tak begitu besar dan parah. Hanya butuh beberapa jahitan agar lukanya tertutup.

"Eomma!"

"Wae? Apa eomma salah?"

"Apa eomma tidak khawatir luka appa akan membekas? Nanti kalau infwekswi gwimanwa..."

Belum selesai berbicara lagi, mulut yangyang penuh dengan kue buatan doyoung. Yang sengaja diberikan ibu nya untuk menutup mulutnya agar diam sekejap.

"Eommwaa!"

"Berhenti berbicara! Telan dulu makanan nya atau akan ku pukul kau!"

Ancam doyoung yang langsung di ikuti oleh yangyang. Kue itu pun ludes yangyang kunyah dengan semangat.

"Eomma!"

"Berisik!"

"Sayang, apa sudah selesai berkemas? Aku akan pergi ke kasir sebentar. Dan kau? Pergi ke apotek untuk ambil obat appa. Arraseo!"

Yangyang pun menghentakkan kaki nya karena merasa diabaikan ibunya. Padahal dia sangat khawatir dengan luka taeil yang menurutnya cukup parah. Namun ibunya hanya menganggap enteng luka sang suami.

"Sayang, jangan terlalu keras pada yangie. Dia pasti sedang sebal".

"Tidak akan! Paling sebentar lagi dia akan cerewet seperti biasanya. Lagi pula luka mu tidak akan membekas. Karena aku akan membersihkan luka nya dengan baik. Jadi jangan meremehkan mantan dokter ini dong."

Taeil pun hanya tersenyum dengan sikap tengil doyoung ini. Sangat mirip dengan putrinya. Setelah membantu taeil berkemas. Doyoung pun pergi ke kasir untuk menyelesaikan administrasi suaminya yang hanya di rawat semalam di rumah sakit.

Saat doyoung akan membayar tagihan nya. Doyoung terkejut karena itu sudah terbayar kan sebelumnya. Sampai ibu satu anak itu pun berdebat dengan salah satu petugas karena tak merasa salah satu anggota keluarganya yang membayarnya.

"Coba tolong di cek lagi. Mungkin salah mbak"

"Mohon maaf nyonya, ini benar atas nama Tn. Taeil Liu. Nama dan juga tanggal lahir nya tidak ada kesalahan. Ini memang sudah dibayarkan oleh keluarga anda sebelumnya."

"Tapi keluarga saya tidak ada yang membayarnya mbak. Coba di cek lagi".

"Maaf nyonya, saya sudah mengecek beberapa kali. Tapi memang sudah terbayarkan".

"Tapi...."

"Ada apa doyi?"

Johnny datang menghampiri doyoung saat melihat sahabat lamanya sedang berdebat dengan salah satu petugas. Jujur saja itu sangat menarik banyak perhatian saat ini.

"John aku rasa rumah sakit ini aneh. Bagaimana bisa tagihan suami ku sudah terbayarkan padahal aku belum membayarnya. Aneh bukan?"

Curhat doyoung yang tetap kekeh dengan pendiriannya. Johnny akhirnya tahu apa masalah yang menarik perhatian banyak orang ini.

"Ah masalah ini. Maaf doyi, aku yang membayar tagihan nya".

"Mwo? Kenapa kau melakukan nya?"

"Tunggu dulu, jangan marah. Aku hanya ingin melakukannya, kebetulan saat aku membayar tagihan putra ku. Aku ingat suami mu juga di rawat disini. Awalnya aku ingin memberi tahu mu. Tapi aku tak punya kontak yang bisa di hubungi. Dan aku lupa menanyakan nomor suami mu di rawat. Sekali lagi maaf doyi"

Na & LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang