JenRen

457 72 5
                                    


Pagi ini yangyang menemani renjun ke rumah sakit untuk melepas jahitan lukanya. Dia juga sudah membooking antrian untuk menemui dokter lee. Kenapa yangyang bisa menemani renjun? Jawabannya karena sekarang dia seorang pengangguran.

Kemarin tepat setelah kepergian mark ke canada untuk bisnis, dengan sepihak yangyang menerima surat pemecatan dirinya. Awalnya ia tak terima dan langsung protes ke ruang direktur. Namun direktur perusahaannya sedikitpun tak mau memberikan alasan apapun perihal pemecatannya.

Yangyang sudah berdiri lama di depan ruang direktur. Bahkan beberapa kali dia juga diusir paksa oleh beberapa bodyguardnya. Karena sudah kecewa dan lelah bertanya, akhirnya dia memutuskan menerima segalanya. Sebelum pergi meninggalkan kantor, dengan sengaja yangyang memukul sebuah vas besar mahal di dekat pintu masuk NTC. Hal itu membuat semua orang melihatnya dengan tatapan bertanya.

Sesampainya di rumah, dia menceritakan semua hal kepada renjun. Tentu saja renjun langsung marah bahkan ingin menemui direktur bodoh itu. Tapi yangyang menahannya, dia sudah malas berhubungan dengan Na Twins Corp. Dia sudah bersumpah tak akan menginjakkan kakinya di perusahaan itu lagi.

"Nona huang renjun". Panggil salah satu perawat yang bertugas.

Yangyang langsung berdiri dan membantu renjun masuk ke dalam. Setelah masuk, suasana canggung sangat terlihat. Dokter lee tak mampu menatap kedua manik mata berwarna bening itu. Dia sangat malu bertemu dengan renjun karena alasan beberapa waktu yang lalu.

"Suster kim, tolong bantu nona huang melepas jahitannya".

"Tunggu, bukankah kemarin dokter lee sudah berjanji akan melepas jahitannya sendiri?"

"Sudah tidak apa-apa yangie. Mau dokter atau perawat sama saja. Mereka sudah terlatih melakukannya".

"Tapi injunie, dokter lee sendiri yang sudah berjanji bahwa dia...."

"Maaf aku tak bisa melakukannya karena tanganku sedang cidera".

Yangyang dan renjun seketika langsung melihat kedua tangan dokter lee. Benar saja tangan kanan dokter lee sedang diperban dengan plester. Yangyang seketika meminta maaf atas ketidaktahuannya. Sedangkan renjun sedikit khawatir melihatnya .

"Lukanya sudah tertutup dengan baik. Anda hanya perlu mengoleskan salep ini 2 kali sehari agar cepat kering dan tak membekas. Aku akan meresepkan salepnya dan kalian bisa mengambilnya di ruang farmasi."

"Syukurlah, terima kasih banyak dokter lee."

"Tidak perlu ini memang tugas saya. Mungkin ini pertemuan terakhir kita. Sudah dipastikan lukanya sembuh dengan cepat dan tak perlu kembali kesini lagi."

Ada sedikit rasa sedih saat dokter lee mengucapkan kata itu. Renjun menatap dokter lee dengan cermat. Jika diperhatikan dia memang sama dengan orang yang sudah membuat onar di restaurant miliknya beberapa hari yang lalu.

"Terima kasih, dokter lee."

Ucap renjun menyalurkan tangannya. Seketika dokter lee menatap mata renjun, kemudian membalas jabat tangannya. Rindu, satu kata yang selama ini ingin dokter lee katakan. Sudah beberapa hari sejak kejadian itu, dokter lee benar-benar tak pernah menginjakkan kakinya di restaurant milik pujaan hatinya.

"Terima kasih dokter lee, akan ku pastikan injunnie tak akan kembali kesini lagi." Ucap yangyang pergi dari ruangan dokter lee.

"Injunnie, kau duduk dulu disini. Aku akan mengambil obat dan membayar dulu. Ingat! Jangan kemana-mana".

Yangyang pergi meninggalkan renjun sendirian di depan ruangan milik dokter lee. Terlihat sepi karena memang renjun urutan ketiga dari belakang. Hingga saat ini masih tersisa satu pasien yang menunggu.

Na & LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang