Memaafkan

426 64 1
                                    

Beberapa hari ini yangyang sudah berada di apartemen renjun. Yangyang juga menceritakan semuanya pada renjun. Dia mencoba menerima segalanya, karena ini juga kesalahnya. Selama beberapa hari ini, renjun sengaja mengambil cuti agar bisa menemani yangyang di rumah.

Sejak kembali dari rumah sakit, renjun sering menghabiskan waktu bersama yangyang dan meminta jeno mengerti keadaannya.

Tentu saja jeno menurutinya dengan hati ikhlas. Bagaimanapun juga jeno ikut andil atas hal buruk yang terjadi pada sepupu iparnya.

Dan jangan lupakan jaemin yang setiap hari datang, berdiri di depan apartemen renjun untuk bertemu dengan yangyang. Namun selalu ditolak keras olehnya.

"Yangie, apa kau sudah tahu orang tuamu akan kesini saat pernikahan gege?"

"Hmm kami semalam sudah membicarakan nya.
Injunie, aku mohon tolong jangan beritahu kedua orang tuaku tentang masalah ini".

Renjun mendekati yangyang dan mengelus rambut panjangnya.

"Jangan khawatir. Maafkan aku yangie".

"Sudah berapa kali ku bilang, ini bukan salahmu injunie. Aku saja yang bodoh dengan mudahnya tergoda pada pria brengsek itu".

"Jika saat itu aku tak memintamu menemaniku, hal buruk ini tidak akan pernah terjadi."

"Ssttt berhenti menyalahkan dirimu. Kita lupakan saja masalah ini. Ayo kita memulai nya kembali. Aku sudah tidak apa-apa, percayalah."

Ucap yangyang mencoba bersikap menerima, padahal dalam hatinya masih sedikit tersimpan kesedihan yang mendalam. Namun yangyang tak mau membuat renjun semakin bersalah.

"Sekali lagi maafkan aku".

Mereka berdua saling berpelukan memberikan kehangatan. Pintu apartement renjun berbunyi. Renjun bergegas membukanya. Dia melihat jaemin berdiri mematung dengan wajah yang sedikit berantakan dan luka lebam. Itu ulah jeno, dan renjun sudah tahu hal itu.

"Bolehkah aku menemuinya?" Lirih jaemin

"Aku akan bertanya terlebih dahulu padanya".

Renjun menutup kembali pintu rumahnya tanpa menyuruh jaemin masuk terlebih dahulu. Jaemin dengan setia masih berdiri mematung menunggu balasan dari tuan rumah.

Renjun berjalan menghampiri yangyang kembali dan mengatakan ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Renjun tak ingin ikut campur urusan antara jaemin dan yangyang. Dia membiarkan yangyang dengan pilihannya.

"Jika kau tak mau bertemu, aku akan mengatakannya. Kau tak perlu khawatir".

"Tidak injunie, aku harus segera menyelesaikan masalah ini. Dia juga pasti tak akan menyerah untuk kembali lagi kesini. Aku akan menemuinya."

"Kita bisa pergi dari sini saat ini juga".

"Bagaimana dengan pekerjaanmu? Restaurant mu? Aku tak ingin kau kehilangan semuanya. Aku baik baik saja, injunie".

"Baiklah jika ada apa-apa kau harus menghubungiku."

Yangyang hanya mengangguk dengan ucapan renjun. Dia berjalan ke arah pintu untuk membukanya. Meski sedikit takut dan gemetar, yangyang tetap membuka pintu tersebut.

Saat pintu di buka, yangyang terkejut melihat wajah tampan jaemin menjadi lebam dan masih ada sisa darah yang mengalir.

Yangyang menyuruh jaemin masuk, dan entah mengapa dengan spontan dia mengambil kotak obat miliknya. Yangyang dengan sigap mengobati semua luka jaemin dengan lembut. Jaemin tak mengeluh sama sekali dengan luka-luka itu. Matanya masih memandang wajah cantik yangyang dengan berbinar.

Na & LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang