"Jaem, mau sampai kapan mark cuti? Kita butuh dia sekarang". Oceh eric kepada direktur perusahaannya.
"Lo kayak gak tau mark aja. Dia pasti kembali kesini". Celetuk hyunjin
"Heh dower! Ini udah lebih dari satu minggu sejak dia pulang dari canada bego'!"
"Jinja?"
"Kayak anak prawan aja ngambeknya lama".
"Jaem, lo jangan diem aja kenapa sih? Bantuin kita bujuk mark dong".
"Lagian kenapa mark tiba-tiba cuti lama gini. Gak biasanya dia kayak gitu".
Saat ini mereka sedang berada di ruangan jaemin. Mereka kewalahan tentang beberapa proyek yang belum selesai dikerjakan. Biasanya mark yang akan membantu mengerjakan, karena dia punya otak yang sedikit lebih dari para sahabatnya.
Jaemin pikir mark akan segera kembali dalam waktu dua atau tiga hari sejak saat itu. Namun pikirannya jauh meleset, sudah lebih dari seminggu ini dia tak datang ke kantor maupun membalas pesan mereka.
Tak ada yang tahu mengenai pertengkaran antara jaemin dan mark kecuali haechan. Saat ini haechan masih menjadi sekretaris sang kakak. Namun dia tak pernah bersemangat sejak yangyang dipecat sepihak oleh jaemin. Haechan sangat merasa bersalah padanya. Hanya karena salah paham jaemin, yangyang menerima semua konsekuensinya. Itu tak adil sama sekali untuk yangyang.
"Jaem, lo denger gak sih?"
"Huh? Apa?"
"Bodo lah! Gue pusing! Gue pergi dulu". Pamit eric yang sudah sangat sebal dengan jaemin. Tinggallah hyunjin seorang diri menemani jaemin. Hyunjin menebak masalah apa yang sedang terjadi diantara mereka.
"Jaem, apa ini semua karena masalah nona liu?"
"Gue cuma kasih saran...."
"Tutup mulut lo, jangan pernah sebut jalang itu lagi di kantor gue".
Jaemin melotot saat hyunjin membicarakan sesuatu hal yang berhubungan dengan yangyang. Dia benci pada wanita itu, padahal belum pernah sekali ia bertemu atau melihat wajahnya. Hanya mendengar namanya saja darahnya sudah mendidih untuk membencinya.
Menurut jaemin, karena yangyang mark jadi berubah. Karena yangyang hubungan haechan dan mark jadi renggang. Karena yangyang sekarang merusak persahabatan antara dirinya dengan mark. Ini semua hanya karena wanita itu, pikir jaemin.
"Mau sampai kapan lo membenci dia?"
"Apa yang lo lakuin ke dia selama ini gak cukup? Lo gak puas? Lo udah mecat dia sepihak, memblokir semua akses untuknya bekerja."
"Itu belum cukup! Dia sudah membuat haechan sedih setiap harinya. Dia udah berani merebut mark dari kami. Bahkan sekarang mark lebih peduli pada wanita sialan itu dari pada gue yang kenal sama dia sejak bayi!".
"Buka mata lo jaem! Dia gak salah sama sekali. Lo harus lepasin dia, wanita itu hanya tinggal berdua saja dengan sepupunya".
"Dia jauh dari orang tuanya jaem, apa lo gak kasian sama dia, eoh?"
"Gue gak peduli! Dia sudah berani mengusik kami. Jadi terima saja akibatnya".
"Terserah lo deh. Gue pergi".
Memang pengaruh jaemin di dunia bisnis tak bisa diragukan lagi. Yangyang sejak dipecat dari perusahaan jaemin berusaha dengan keras mencari beberapa pekerjaan lagi. Hasilnya tentu saja nihil, semua perusahaan yang yangyang datangi menolaknya.
"Oppa, bisa kita bicara?"
Haechan sudah tak tahan, ia sangat merasa bersalah pada teman barunya. Haechan sudah bertekad bahwa akan meluruskan semua kesalahpahaman ini sebelum terlambat.
"Hmmm".
Jaemin tak menatap wajah sang adik, dia sibuk dengan beberapa kertas di mejanya.
"OPPA!"
Jaemin mengangkat kepalanya keatas menatap wajah sang adik.
"Bicaralah"
"Oppa, aku mohon hentikan. Ini sudah keterlaluan untuk nona liu."
"Jika kau bahas jalang itu maka..."
"Dia tak salah! Aku yang salah!".
"Kau masih saja membelanya, eoh? Apa mark yang memintamu untuk melakukannya?"
"Aku akan memberitahu bubu jika itu benar".
"Tidak oppa! Ini salahku! Hiks aku hiks...
Aku yang menolak lamaran mark oppa"."Kau bercanda, eoh?"
"Dia sudah melamar ku sejak aku di amerika. Tapi aku selalu menolaknya, bahkan aku yang selalu menyakitinya hiks".
"Ini semua salahku, tak ada kaitannya dengan nona liu atau orang lain, oppa".
"Segitu pentingnya jalang itu buat mark hingga kau berani berbohong padaku?"
"Aku tidak pernah berbohong padamu!"
"Kalau begitu, katakan! Katakan alasan kenapa kau selalu menolak lamaran mark?".
"Aku....aku...aku tak mungkin mengatakan ini semua karena aku khawatir padamu, oppa. Jika kau tahu, mungkin kau akan sangat sedih karena merasa bersalah."
"Lihat! Kau berbohong kan? Kau hanya melindungi jalang itu. Kau hanya...."
"Karena aku sudah punya kekasih yang lain!".
"Mwo? Kau bercanda?"
"Namanya lucas, dia adalah teman ku dari china. Kami mengenal saat masih kuliah di amerika. Kami sudah sangat dekat dan aku punya perasaan padanya. Aku menolak lamaran mark oppa karena hatiku juga masih mencintai lucas".
"Jika oppa tak percaya, oppa bisa tanyakan pada bodyguard yang oppa kirim untuk mengawasi ku."
Jaemin diam, dia masih berfikir. Apakah ucapan haechan benar? Jika iya dia merasa buruk pada mark. Jaemin lah yang memprovokasi taeyong tentang perselingkuhan mark dengan yangyang. Tapi jika haechan ketahuan berbohong, makan jaemin pasti akan sangat marah.
Jaemin menghubungi anak buahnya yang dulu ia suruh untuk mengikuti haechan bahkan melaporkan segala sesuatu yang dilakukan haechan. Tanpa menunggu lama, jaemin mengetahui bahwa ucapan sang adik benar adanya.
Memang haechan tak sepenuhnya berbohong. Sebelum resmi berpacaran dengan mark, haechan sudah menjalin hubungan dengan seniornya. Dia adalah lucas wong, sekarang seorang pengusaha sukses dari china yang masih menetap di amerika bersama kekasihnya.
Hubungan haechan dan lucas terbilang tak serius, mereka berdua sekarang berteman baik. Bahkan haechan sendiri yang mengenalkan lucas pada kekasihnya saat ini.
"Apa mark tahu soal ini?"
"Ya, karena hal itu hubungan kami jadi sedikit renggang".
"Kau tak salah, dia juga bermain dengan jalang itu dibelakang mu".
"Tidak oppa, kau salah. Mereka hanya sekedar rekan kerja saja. Mark menganggapnya tak lebih dari seorang adik perempuannya."
"Nona liu tinggal jauh dari orang tuanya. Dia hanya bersama dengan sepupunya. Mark hanya merasa kagum dengannya saja."
"Tolong oppa biarkan dia bekerja sesuai kemampuannya. Jangan membuatnya kesusahan lagi. Channie mohon".
Jaemin sedang berfikir keras, dia masih tak sepenuhnya percaya dengan haechan. Tapi melihat alasan haechan, dia sedikit memikirkan sesuatu.
"Baiklah, terserah padamu saja".
"Pergilah, oppa sedang ingin istirahat."
Haechan tersenyum senang setelah mendengar ucapan jaemin. Meski haechan tahu bahwa jaemin tak percaya padanya seratus persen, tapi ia yakin jaemin akan menuruti ucapannya.
Dengan wajah bahagia dia mendatangi chenle untuk memberitahu kabar gembira tersebut.
Sejak kepergian yangyang dari perusahaan, chenle terlihat sedih tak ceria sama sekali. Biasanya gadis itu akan banyak bicara maupun tertawa. Ia juga jarang pergi ke taman yang biasa mereka kunjungi karena tak ada yangyang disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Na & Liu
FanfictionHello, This is my opini, kalau ada yang tak suka dengan shipper ini mohon jangan menjelekkan satu sama lain. Maafkan juga bila banyak typo nantinya🤭 Semoga kalian yang membaca ikut terhibur dengan cerita cerita yang saya buat. And thank you so muc...