Renjun sekarang berada di salah satu rumah sakit. Dia tak sengaja terluka di bagian tangan kanannya. Saat selesai mengajar, renjun menemukan beberapa anak didiknya sedang bertengkar. Sebagai seorang guru, tentu saja dia langsung datang menghampiri untuk melerai mereka.
Saat sedang melerai kai dan sehun, renjun tak sengaja terdorong jatuh hingga tangan kanannya terkena vas yang pecah hingga berdarah. Melihat guru kesayangan mereka terluka, dengan sedikit takut bocah-bocah itu menghampiri renjun dan menangis kencang untuk meminta maaf.
Setelah beberapa saat akhirnya kai dan sehun kembali saling meminta maaf telah melakukan hal yang buruk kepada sesama teman dan guru favorit mereka. Meskipun tangan kanan menjadi korban, renjun tak marah sekalipun. Dia bersyukur kedua anak didiknya sudah berbaikan dan saling meminta maaf. Rasanya ia tak salah mendidik mereka selama ini.
"Ahhhh...."
Renjun mengernyit saat seorang dokter tampan sedang membersihkan lukanya agar tak terjadi infeksi. Dokter yang melihat renjun sedikit kesakitan pun berusaha mengobatinya dengan pelan dan lembut. Ia juga tak tega melihat renjun terluka seperti itu.
"Ahhhh..."
"Maaf". Ucap dokter tampan yang membuat renjun nyeri saat menyentuh lukanya kembali.
"Lukanya memang tak terlalu dalam. Tapi tetap saja saya harus menjahitnya".
"Lakukan saja dok"
"Ini akan sedikit lebih sakit. Sebisa mungkin aku akan segera melakukannya dengan cepat".
Tanpa mendengar jawaban renjun, dokter tampan itu langsung mengambil beberapa suntikan dan peralatan untuk menjahit luka renjun.
Sesuai janjinya dokter tampan itu melakukannya dengan cepat. Bahkan renjun tak merasa sakit sedikitpun. Karena dokter tampan itu menyuntikkan lidocain lebih banyak agar renjun tak merasakan rasa sakit saat dijahit.
"Sudah selesai, jangan sampai lukanya kembali terbuka. Ganti perban setiap hari, anda bisa datang kesini lagi akhir pekan untuk melepas jahitannya." Ucap dokter tampan itu dengan panjang lebar.
Renjun tersenyum manis saat ia bertemu dengan dokter tampan dan perhatian seperti ini. Rasanya ia ingin terluka setiap hari agar bertemu dengan dokter seperti ini. Tapi jika dia terluka anak-anak pasti khawatir terutama anak besarnya, yaitu yangyang.
Entah siapa yang memberitahunya, yangyang berlarian mencari keberadaan renjun usai dia mendengar bahwa renjun terluka dan dibawa ke rumah sakit. Setelah dia bertanya kepada beberapa staf, dia menemukan renjun sedang diperiksa oleh seorang dokter.
"Injunie, hiks aku sangat khawatir". Ucap yangyang langsung memeluk sepupunya.
Renjun sedikit malu, karena masih ada dokter tampan yang berada di depannya. Namun ia sangat tahu bahwa yangyang sangat khawatir padanya.
"Aku baik-baik saja. Hanya luka kecil dan dokter sudah mengobatinya". Balas renjun lembut dengan sedikit penekanan kata dokter, membuat yangyang melepaskan pelukannya.
"Anda tidak perlu khawatir, kakak anda sudah kami obati. Dan tolong pastikan dia tak bekerja terlalu berat agar lukanya tidak kembali terbuka."
"Baik dokter, aku akan menjaganya dengan baik." Balas yangyang dengan khawatir.
"Kalau begitu saya permisi dulu. Silahkan hubungi saya jika lukanya semakin sakit." Pamit dokter tampan itu dari kedua gadis cantik itu.
"Baik dokter terima kasih."
Setelah kepergian dokter tampan, yangyang pergi ke kasir untuk membayar sekaligus mampir ke farmasi untuk mengambil beberapa obat untuk renjun. Setelahnya mereka berdua pergi dari rumah sakit menuju ke restaurant milik renjun yang tak jauh dari tempatnya berada.
"Ngomong-ngomong siapa yang memberitahumu?" Tanya renjun yang penasaran bagaimana bisa yangyang menyusulnya ke rumah sakit.
"Aku tadi menelfon mu untuk memberitahu bahwa aku akan lembur. Tapi dejun eonni mengangkat telepon mu dan memberi tahuku."
Renjun hanya mengangguk saja. Saat ia melihat jam tangan ia langsung menoleh dan memukul sang sepupu. Ini masih jam kerja, bagaimana bisa yangyang berlari menghampirinya. Jika direktur mengetahui bisa-bisa ia akan dipecat.
"Yak!! Sakit injunnie..."
"Kau ini, bagaimana kalau kau dipecat? Kau harus kembali ke kantor. Cepat!"
"Tenang saja, aku sudah meminta ijin kepada tuan lee. Kau tak usah khawatir".
Renjun akhirnya lega mendengar yangyang sudah mendapat ijin. Ia tak ingin yangyang kehilangan pekerjaannya karena renjun. Mereka berdua sudah sampai di restaurant milik renjun. Yangyang tak mengantar renjun pulang karena jarak rumah lebih jauh dari rumah sakit. Itu pun juga karena permintaan renjun sendiri yang ingin ke restaurant.
"Ngomong-ngomong kau masih terluka saja pukulan mu sakit begini. Kau makan apa aja sih?" Goda yangyang kepada renjun.
"Kau saja yang lemah, baru segitu saja sudah kesakitan." Ujar renjun tak kalah sarkas.
"Aku jadi lapar deh berdebat denganmu".
"Bilang saja kau ingin makan gratis disini".
"Sana duduk! Aku akan menyuruh seseorang menyiapkan makanan untukmu".
"Hehehe kau memang yang terbaik injunnie"
Renjun pergi ke ruangannya sebentar untuk menaruh tas miliknya. Sedangkan yangyang sedang duduk manis di meja menunggu makanannya datang.
****
Aku melihat seorang gadis cantik yang aku kenal datang ke ruang igd dengan tangan terluka cukup parah. Dengan buru-buru aku berlari menghampirinya. Jantungku berdegup kencang saat kedua bola mata kami saling memandang.
Dengan sigap aku langsung membersihkan lukanya dengan lembut. Aku melihat gadis itu merasakan sakit. Aku tak tega, aku mencoba selembut mungkin saat mengobatinya. Lukanya tak terlalu dalam namun membutuhkan beberapa jahitan agar kembali menutup sempurna.
Aku memegang tangan halus gadis itu. Lembut sekali seperti milik bayi yang baru lahir. Baru kali ini aku bisa sedekat ini dengan wanita pujaan hatiku. Meskipun aku juga sedih melihat wanita itu terluka. Sejujurnya aku juga senang bisa berinteraksi dengan wanita pujaan hatiku yang bernama renjun.
Setelah selesai mengobatinya, aku melihat seseorang yang menerobos masuk memeluknya dengan erat. Awalnya aku cemburu, tapi saat melihat siapa yang memeluknya aku jadi tersenyum. Mereka berdua sangat imut dan menggemaskan.
Aku bersyukur renjun di kelilingi orang yang sangat menyayanginya. Aku pergi pamit dari mereka. Selain tak ingin mengganggu mereka, aku juga ada panggilan mendadak dari salah satu juniorku.
Kami sudah berjanji akhir pekan nanti, kita akan bertemu untuk membuka jahitannya. Aku sangat senang dan semoga hari ini cepat berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Na & Liu
FanfictionHello, This is my opini, kalau ada yang tak suka dengan shipper ini mohon jangan menjelekkan satu sama lain. Maafkan juga bila banyak typo nantinya🤭 Semoga kalian yang membaca ikut terhibur dengan cerita cerita yang saya buat. And thank you so muc...