end

670 69 27
                                    

Untuk anak ku, Yangie

Anak ku sayang,
Kau adalah anak yang sangat berharga bagi kami. Kau adalah cahaya, permata dan segalanya bagi kami. Kau bukan anak yang nakal. Kau adalah putri kami yang sangat hebat. Kami bangga memiliki mu. Kami tahu semua masalahmu, kami tidak menyalahkan mu. Tapi eomma sangat menyayangkan kenapa kau tidak memberi tahu kami? Apa kau takut jika mengatakan hal itu pada kami? Kau takut akan membebani kami, benar? Kami tidak akan memarahi mu, tidak akan memukul mu bahkan kami juga tidak akan mengusirmu. Jadi jangan pernah merasa sungkan untuk memberi tahu segala masalah mu kepada kami.

Kau tahu, appa mu menangis begitu kau lahir di dunia ini. Kau adalah anak yang kami tunggu-tunggu selama ini. Merubah segala hidup kami menjadi menyenangkan. Melengkapi keluarga kita yang bahagia. Apa kau juga ingat? Appa cengeng mu itu menangis setiap kau sakit atau terluka. Dia tidak bisa marah padamu kan? Bahkan Dia juga melarang ku memarahi mu. Dia sangat mencintai mu, bahkan appa mu rela menukar hidupnya agar kau selalu bahagia. Dia ayah yang hebat bukan? Kau pasti setuju dengan eomma.

Orang lain benar, kau sangat mirip dengan appa mu. Bahkan semua sifat baiknya di turunkan padamu. Terkadang aku jengkel, bagaimana bisa kalian berdua kompak sekali selalu memaafkan kesalahan orang lain. Meski hal itu menyakitkan, kalian berdua tetap memaafkan keselahan orang itu. Eomma yang mengandungmu, tapi satu sifat eomma pun tak ada yang menurun padamu. Ah hanya satu, wajah cantik mu itu adalah pemberian ku. Ingat ya!

Sayang, dengarkan eomma.
Meski eomma mu ini sering mengajak mu bertengkar dan memarahimu. Sejujurnya eomma pun sangat mencintaimu. Malaikat kecil ku tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan baik hati. Maafkan kami, belum bisa menjadi orang tua yang sempurna untukmu. Maafkan kami karena saat kau butuh sandaran, kami jauh darimu. Tapi percayalah, kau bukan anak buruk. Kau juga bukan anak yang hina. Kau adalah permata kami, cahaya hidup kami. Kau adalah malaikut kecil kami. Dan akan selalu menjadi kebanggan kami.

Apapun yang terjadi kau selalu menjadi putri kami yang berharga. Kami akan selalu mendukung apapun keputusan mu. Karena kami sangat yakin. Keputusan mu adalah yang terbaik untukmu.

Peluk cium dari kami,

Eomma, Appa



Yangyang menangis haru saat membaca surat terakhir dari ibunya yang sengaja di tinggalkan kepada taeyong. Yangyang terus membaca nya berulang kali. Dia teramat menyesal, karena tidak sempat mengucapkan sepatah kata pun hari ini.

Pintu kamar yangyang diketuk. Pelakunya adalah renjun. Calon ibu muda itu memang sering berkunjung ke kamarnya sebelum tidur.

"Masih membacanya?"

Yangyang hanya mengangguk dengan pertanyaan renjun.

Renjun berjalan mendekati sepupunya. Memeluk erat wanita yang lebih muda darinya. Memberikan kehangatan yang sudah tidak bisa dia miliki lagi.

"Mau aku temani tidur?"

Tawar renjun dengan lembut. Biasanya mereka akan tidur bersama sambil berpelukan. Tentu saja yangyang harus menolaknya. Renjun saat ini sudah menjadi istri orang. Mereka tidak bisa terus menerus melakukannya. Dan yangyang tak ingin membuat jeno tidur sendirian di kamarnya.

"Yakin tidak mau aku temani?"

"Pergilah, jeno sudah menunggu mu"

"Baiklah aku akan keluar."

Saat renjun berada diambang pintu kamar milik yangyang. Renjun kembali memandang sepupunya yang terheran dengan apa yang akan di katakan renjun padanya.

Na & LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang