Bad Dyas II

530 73 1
                                    















Jhonny langsung berlari kencang setelah mendapat panggilan dari salah satu staff rumah sakit bahwa istri dan anaknya sedang mengalami kecelakaan. Ia bahkan berlari meninggalkan haechan dibelakang.

"Na Cittapon...usia 38 tahun...waktu kematiannya...pukul 16.05..." ucap dokter taeyong.

"Yongie, apa maksudmu!"

"Kau sedang bercanda kan? Ini tidak lucu!"

"Jhonn.....

"Taeyong! Katakan bahwa kau bohong kan? Ten tak mungkin pergi secepat ini meninggalkan ku!"

"Babe, ayo bangun! Aku tahu kau hanya pura-pura tidur disini. Ayo kita pulang, anak-anak sudah menunggumu dirumah".

Haechan yang baru saja tiba pun sangat terkejut melihat sang ibu terbaring kaku dengan darah di sekujur tubuhnya. Ia langsung jatuh bersimpuh, bahkan tak kuat lagi untuk berdiri.

"Jhon...Mianhe hiks aku tak bisa hiks menyelamatkannya hiks"

"Tidak dia masih hidup. Ten, kau harus bangun. Anak-anak masih sangat membutuhkanmu. Begitu juga denganku hiks".

"Jaemin sudah setuju untuk masuk kuliah bisnis dan haechan akan menjadi designer yang hebat sama sepertimu."

"Sayang, bangunlah!"

"Aku disini, ayo bangunlah, babe".

"Na Citta! Ayo bangun!". Teriak jhonny tanpa ia sadari bahwa air matanya sudah terjatuh di kedua pipinya.

"Appa...." Ucap haechan lirih

Jhonny dan taeyong pun melihat keadaan haechan yang sudah bersimpuh dilantai. Jhonny akhirnya menyadari bahwa ten sudah pergi meninggalkan mereka. Hancur sudah dunia jhonny yang selama ini hangat dengan keberadaan ten disisinya. Sekarang separuh jiwanya sudah tak ada lagi.

Taeyong perlahan mendekati haechan dan ikut bersimpuh dilantai memeluknya.
"Haechannie,...
"Mianhe hiks, Maafkan imo"

Haechan hanya memandang tubuh sang ibu tanpa mendengarkan perkataan taeyong. Ia sangat sedih sampai air matanya sudah tak mampu untuk keluar lagi.

Setelah beberapa hari kemudian jaemin akhirnya siuman. Ia merasa ruangan miliknya terasa dingin dan sepi. Saat ia membuka mata hanya ada taeyong dan jeno yang berada di sampingnya.

"Imo, dimana eomma?" Lirihnya

"Jaemin sudah bangun? Apa ada yang sakit?"

Jaemin hanya menggeleng lemah. "Dimana eomma? Apa eomma baik-baik saja?"

"......"

"Imo, aku ingin bertemu eomma"

"Kau baru saja siuman, lebih baik istirahat dulu".

Tak berselang lama, haechan dan mark datang ke ruangan jaemin setelah mengantarkan sang ibu ke tempat peristirahatan terakhirnya. Mereka masih lengkap dengan baju hitam dan mata haechan yang semakin bengkak.

"Jaem, kau sudah bangun?" Tanya mark

"Haechannie, dimana eomma?"

"....."

"Mark, dimana eomma ku?"

"....."

"Ten imo...."

"Eomma sekarang sudah...pergi". Balas haechan dengan tegar.

"Imo, jaemin ingin bertemu eomma!" Teriak jaemin

"Jen, antar aku bertemu eomma ku!"

"....."

"Mark....."

"....."

"Kau bohong kan chan? kau berbohong!"

"Jen! tolong antar aku pada eomma sekarang!" Teriaknya

"Jaem...benar apa yang dikatakan haechan. Sekarang ten imo sudah pergi" lirih jeno pelan

Jaemin yang mendengar maksud mereka pun akhirnya menangis kencang. Ia sangat merasa bersalah kepada sang ibu. Taeyong berusaha menenangkan jaemin kembali, namun itu tak berhasil. Jaemin histeris mengetahui ten pergi meninggalkannya.

Akhirnya dengan terpaksa, taeyong memberikan obat penenang agar jaemin tidur kembali. Haechan yang sudah tak tahan melihat sang kakak seperti itu pun pergi keluar untuk menenangkan diri.

Setelah kepergian sang istri, jhonny selalu menyendiri. Ia bahkan tak peduli dengan diri sendiri, perusahaan bahkan anak-anak mereka. Jhonny setiap hari selalu mengunci diri di kamar miliknya. Ia juga menolak kunjungan dari beberapa sahabatnya. Separuh jiwanya benar-benar sudah pergi dari hidupnya.

Jaemin sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Kondisinya sudah lebih baik sekarang. Dan ia sudah mulai beraktivitas seperti biasanya.

Sejak jaemin kembali dari rumah sakit, ia berubah menjadi anak yang dingin dan cuek. Ia berusaha menjadi anak yang pandai semasa sma dan menjalani kuliah dengan tenang. Ia tak menunjukkan rasa sedihnya sedikitpun sejak kepergian sang ibu.

Haechan tak kalah terpukul dengan kepergian sang ibu. Diantara mereka haechan adalah anak yang sering bertukar cerita dengan ten. Entah hal apapun yang ia lakukan hari ini, ten pasti mendengar keluh kesahnya setiap hari.

Haechan menjadi sedikit emosional dibanding sebelumnya. Ia akan berbicara seperlunya dan tutur katanya jauh lebih tajam dari biasanya.

Keluarga Na mengalami hal terpuruk hingga 5 tahun lamanya. Setelah itu jhonny memutuskan kembali ke kampung halamannya. Dan jaemin memegang alih perusahaan sang ayah. Sedangkan haechan memutuskan untuk kuliah di amerika, sesekali kembali ke korea untuk mengunjungi ibunya.

Flashbackoff

Jaemin menghampiri haechan di dalam mobil. Ia bersimpuh dihadapan haechan. Jaemin sangat menyesal atas kejadian waktu itu. Ia sudah berjanji pada ibunya akan membahagiakan haechan dengan segala yang ia punya. Dia sudah tak tahan membuat haechan terus menerus sedih.

"Channie, mianhe. Maafkan oppa". Lirihnya sambil menangis

Haechan sudah tak tahan melihat jaemin seperti ini. Rasanya ia kembali melihat jaemin beberapa tahun yang lalu. Ia langsung memeluk sang kakak dengan erat dan menangis bersama.

"Oppa hiks maafkan haechan hiks haechan sangat egois hiks"

"Tidak, adik ku tidak pernah salah. Maafkan kesalahan ku"

"Aku sudah gagal menjadi kakak yang baik untukmu". Balas jaemin memeluk erat sang adik.

"Mianhe, channie. Maafkan oppa hiks".

Mereka berdua menangis menyadari sikap buruk masing-masing. Mereka mencoba ingin membangun kembali hubungan kakak-adik tersebut.

"Sudah jangan menangis, oppa"

"Ayo kita temui eomma bersama". Ajak haechan menggandeng tangan jaemin kembali ke pemakaman sang ibu.

"Eomma, lihat...aku datang bersama oppa".

"Eomma senang kan?"

"Maaf, channie belum bisa membawa appa ikut bersama kami".

Jaemin yang mendengar perkataan sang adik pun tak kuasa menangis kembali. Haechan sama rindunya dengan jaemin, yang ingin melihat keluarga mereka kembali bersama.

"Aku berjanji pada eomma, akan datang kesini lagi bersama keluarga kita".

"Tunggu saja waktu itu tiba. Kami pergi dulu".

"Eomma, saranghae..."

Mereka berdua kembali kerumah keluarga na. Tanpa mereka sadari, ada seseorang pria paruh baya yang melihat mereka dari kejauhan. Dia adalah Na jhonny, ayah mereka.

"Appa juga sangat merindukan kalian."

"Maafkan appa sudah menjadi pengecut seperti ini".

"Mianhe"














"🍁"







Na & LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang